Logo
>

Arus Kas Tipis: RUPO–RUPSU Jadi Taruhan WIKA

Karakter arus kas WIKA yang berbasis proyek kian tergerus seiring penundaan sejumlah proyek pemerintah

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Arus Kas Tipis: RUPO–RUPSU Jadi Taruhan WIKA
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Head of Research PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai langkah restrukturisasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) sebagai opsi paling rasional bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

    Menurut Wafi, restrukturisasi berpotensi menjadi landasan waktu tambahan bagi WIKA untuk memulihkan kondisi keuangan. Rentangnya tidak singkat. Bisa mencapai dua hingga tiga tahun, cukup untuk proses stabilisasi. RUPO dan RUPSU dipandang sebagai langkah preventif sebelum tekanan membesar.

    Ia menjelaskan, karakter arus kas WIKA yang berbasis proyek kian tergerus seiring penundaan sejumlah proyek pemerintah. Aliran dana masuk melemah. Sementara itu, beban kewajiban yang jatuh tempo tetap signifikan dan tidak berbanding lurus dengan penerimaan perusahaan.

    Tanpa adanya ruang renegosiasi atas tenor maupun tingkat bunga, tekanan likuiditas diyakini akan semakin intens. Kondisi tersebut berpotensi menggerus stabilitas keuangan dan mempersempit ruang gerak perseroan.

    “RUPO dan RUPSU menjadi relevan karena arus kas berbasis proyek makin tipis akibat penundaan proyek pemerintah. Di sisi lain, kewajiban jatuh tempo masih besar, sementara penerimaan tidak sebanding. Tanpa renegosiasi tenor dan bunga, tekanan likuiditas bisa semakin berat,” ujar Wafi dalam keterangan di Jakarta, Senin 15 Desember 2025.

    Pandangan senada disampaikan analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji. Ia menekankan urgensi tercapainya kesepakatan restrukturisasi antara WIKA dan para kreditur. Tanpa kesepahaman, risiko hukum dinilai dapat meningkat dan berdampak merugikan seluruh pihak.

    Menurut Nafan, restrukturisasi bukan lagi sekadar pilihan strategis, melainkan kebutuhan fundamental untuk menjaga keberlanjutan kesehatan keuangan perusahaan.

    “Jika tidak tercapai kesepakatan, maka terbuka peluang bagi kreditur untuk menempuh jalur Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU terhadap WIKA,” tuturnya.

    Sebagai catatan, pascarestrukturisasi melalui Master Restructuring Agreement (MRA) pada Februari 2024, WIKA membukukan laba bersih sebesar Rp741,42 miliar sepanjang 2024. Sejumlah indikator menunjukkan langkah tersebut memberi ruang bagi perseroan untuk menata ulang arus kas, mengelola kewajiban, dan memperbaiki stabilitas finansial.

    Namun memasuki 2025, tantangan kembali membayang. Pemangkasan anggaran infrastruktur serta peningkatan beban bunga yang jatuh tempo pada September 2024 dan kembali menanjak pada September 2025 menjadi tekanan baru yang harus dihadapi WIKA.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.