KABARBURSA.COM - Saham PT Astra International Tbk (ASII) saat ini diperdagangkan dengan valuasi murah. Fakta tersebut tercermin dari price to earning ratio (PER) dan price to book value ratio (PBV) yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah emiten berkapitalisasi pasar jumbo (big caps).
Saham emiten konglomerasi ini pada sesi pertama perdagangan hari ini memiliki PER 6,12 kali dan PBV 0,88 kali. Kapitalisasi pasar ASII pun tercatat sebesar Rp182,58 triliun. Jika dilihat, posisi PER ASII di bawah rata-rata dalam lima tahun terakhir, di angka 7,77 kali. Sedangkan PBV juga berada di bawah rerata 5 tahun terakhir, sebesar 1, 23 kali. Dan saat ini saham ASII terkoreksi 20,18 persen secara year to date (YtD) ke posisi Rp4.510 per saham.
Untuk diketahui, PER adalah rasio harga saham terhadap laba, sehingga tercermin apakah suatu saham terlalu tinggi atau rendah. Dalam arti, semakin kecil angka PER suatu perusahaan, maka harga sahamnya sedang murah. Sebaliknya, ketika angka PER sangat besar maka harga saham seringkali dianggap sedang mahal.
Sedangkan PBV menjadi patokan valuasi harga saham yang mencerminkan nilai aset perusahaan. Semakin rendah PBV artinya saham tersebut semakin murah. Biasanya, nilainya di bawah satu kali dan dianggap sebagai saham murah para investor.
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah perbandingan valuasi saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan beberapa emiten besar lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI):
- PT Astra International Tbk (ASII):
- PER: 6,12x
- PBVR: 0,88x
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN):
- PER: 682,81x
- PBVR: 166,35x
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA):
- PER: -399,24x
- PBVR: 19,51x
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN):
- PER: 103,92x
- PBVR: 11,49x
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN):
- PER: 44,91x
- PBVR: 18,09x
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI):
- PER: 8,75x
- PBVR: 1,29x
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA):
- PER: 23,93x
- PBVR: 5,43x
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI):
- PER: 11,66x
- PBVR: 2,46x
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI):
- PER: 11,54x
- PBVR: 2,50x
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM):
- PER: 12,85x
- PBVR: 2,19x
Dari data di atas, terlihat bahwa valuasi saham ASII (PER 6,12x dan PBVR 0,88x) relatif lebih rendah dibandingkan dengan banyak raksasa industri lainnya di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa saham ASII dapat dianggap sebagai investasi yang relatif murah dari segi valuasi jika dibandingkan dengan emiten besar lainnya seperti BBCA, BYAN, dan lainnya yang memiliki PER yang lebih tinggi.
Rekomendasi Saham ASII
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, mengatakan saham ASII mengalami tren kenaikan atau uptrend dalam dua bulan terakhir. Meski demikian, sepanjang tahun ini saham ASII masih terkoreksi.
"Dari akhir bulan lalu, tren saham ASII diperkirakan sedang berada di awal fase uptrend-nya," kata Herditya, hari ini.
Die merekomendasikan buy on weakness untuk saham ASII dengan level support Rp4.360 dan level resistance Rp4.640 per saham. Sementara, target harga saham ASII di level Rp4.800 per saham.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, menilai secara teknikal saham ASII sedang berpeluang naik. Bahkan, dengan target yang mencerminkan return dua digit, saham ASII mencoba naik dari MA20 dan batas bawah segitiga asimetris.
"Selain itu, volume penjualannya mulai meningkat. Kami merekomendasikan akumulasi beli saham ASII," ujar Nafan.
Untuk level support ASII ada di Rp4.360, sedangkan target harga pertama di level Rp4.640 per saham. Kondisi ini mencerminkan return 2,88 persen. Jika break target harga pertama, maka dapat dilanjutkan ke target harga kedua, yaotu di level Rp4.830 atau naik 7,10 persen dan target harga ketiga Rp5.075 yang mencerminkan kenaikan sebesar 12,53 persen.
Sektor barang konsumer menghadapi tantangan ekonomi dan fluktuasi mata uang, namun beberapa emiten diprediksi berkinerja lebih baik. Saham ASII dianggap undervalued dibandingkan dengan emiten besar lainnya di BEI, menjadikannya pilihan menarik untuk investasi dengan potensi kenaikan harga yang signifikan.
Melaju Kencang Berkat GIIAS 2024
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penjualan mobil tertinggi sepanjang tahun berjalan pada Juni 2024 dengan 43.908 unit, naik 6,27 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan penjualan Mei 2024 yang sebanyak 41.314 unit. Pangsa pasar (market share) ASII pada Juni 2024 pun naik menjadi 60 persen.
Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto, mengatakan bahwa Astra akan menghadirkan berbagai merek kendaraan dengan inovasi terkini dalam pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang berlangsung dari 18 Juli 2024 hingga 28 Juli 2024. Dia menyatakan bahwa penjualan mobil Astra pada bulan Juni 2024 tercatat tumbuh positif, terefleksi dengan meningkatnya pangsa pasar mobil Astra menjadi 60 persen.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), total penjualan mobil Grup Astra pada Juni 2024 mencapai 43.908 unit. Namun, penjualan mobil ASII pada Juni 2024 mengalami penurunan 5,22 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan penjualan pada Juni 2023 sebesar 46.328 unit. Penjualan ini terdiri dari berbagai merek mobil Astra seperti Toyota, Lexus, Daihatsu, Isuzu, hingga UD Trucks. Untuk segmen low cost green car (LCGC), ASII membukukan penjualan sebesar 11.391 unit pada bulan keenam 2024.
Penjualan merek Toyota dan Lexus berkontribusi sebanyak 25.652 unit, disusul oleh Daihatsu sebanyak 14.967 unit, Isuzu 3.073 unit, dan UD Trucks 216 unit. Selain kendaraan konvensional atau internal combustion engine (ICE), ASII juga memiliki berbagai merek mobil listrik yang terdiri dari battery electric vehicle (BEV), hybrid electric vehicle (HEV), dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Untuk model BEV, Astra memiliki Lexus UX, Toyota bZ4x, dan Lexus RZ. Untuk segmen PHEV, ASII memiliki Toyota Rav4 dan Lexus RX. Sedangkan untuk segmen HEV, Astra memiliki Innova Zenix, Yaris Cross, dan beberapa model hybrid lainnya.
Penjualan mobil non-Astra seperti Mitsubishi, Honda, Suzuki, hingga Wuling mencatatkan angka 29.028 unit pada Juni 2024. Berdasarkan data terbaru, penjualan mobil domestik secara whole sales mencapai 72.936 unit pada Juni 2024, turun 11,8 persen dibandingkan Juni 2023. Penjualan retail mencapai 70.198 unit, turun 12,3 persen dibandingkan Juni 2023.
Pergerakan harga saham ASII pada 9 Juli 2024 melemah 1,72 persen atau 80 poin ke Rp 4.560. Sepanjang tahun berjalan, saham ASII melemah 19,29 persen year-to-date (YtD).(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.