Logo
>

Asing Aktif Jual-Beli Saham Pelat Merah Jelang Waisak

Ditulis oleh Syahrianto
Asing Aktif Jual-Beli Saham Pelat Merah Jelang Waisak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada minggu sebelum libur panjang perayaan Waisak pada tanggal 20-22 Mei 2024 berakhir dengan hasil yang beragam. Selama minggu perdagangan singkat menjelang akhir pekan panjang tersebut, saham-saham dari perusahaan pelat merah seringkali diperjualbelikan oleh investor asing.

    Pergerakan investor asing pada Rabu, 22 Mei 2024 mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp560,54 miliar dan sepanjang 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,43 triliun.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan sebesar 1,30 persen menjadi berada pada level 7.222,382 di bandingkan 7.317,238 pada penutupan pekan yang lalu.

    Peningkatan selama sepekan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi, dengan peningkatan sebesar 2,92 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,11 juta kali transaksi pada pekan lalu.

    Kapitalisasi pasar saham Indonesia juga merosot sebesar 0,45 persen menjadi Rp12.363 triliun dari sebelumnya Rp12.420 triliun pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi saham mengalami penurunan sebesar 9,82 persen menjadi Rp12,16 triliun dari Rp13,48 triliun pada penutupan pekan yang lalu.

    Sedangkan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 17,72 persen menjadi 15,42 miliar lembar saham dari 18,74 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu. Pada periode sepekan terakhir, berikut saham-saham yang mencatatkan jual bersih asing teratas.

    BBRI

    Di urutan pertama, saham perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masih mencatat nilai jual bersih Rp1,1 triliun selama sepekan. Saham bank wong cilik ini ditutup turun 2,07 persen dalam sepekan ke posisi Rp4.720 per saham. Praktis, dalam sebulan saham BBRI masih menciut 10,52 persen dan secara year to date (YTD) masih terkontraksi 17,55 persen.

    BMRI

    Bank pelat merah big four, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan nilai jual bersih asing teratas dengan mencapai Rp687,9 miliar. Saham BMRI juga longsor 5,1 persen dalam sepekan ke posisi Rp6.050 per saham. Dalam sebulan, saham BMRI turun mencapai 10,04 persen.

    BBCA

    Posisi keempat ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masih mendapat tekanan jual asing dengan nilai jual bersih Rp135,6 miliar. Saham terafiliasi duo Hartono Bersaudara ini melemah 0,79 persen dalam sepekan di level Rp9.425 per saham.

    SMGR

    Selanjutnya ada saham milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) paling banyak dijual asing dengan nilai jual bersih mencapai Rp105,5 miliar. Saham perusahaan BUMN ini turun 4,13 persen ke posisi Rp3.9500 per saham dalam sepekan. Secara bulanan, saham SMGR anjlok 22,17 persen dan secara YTD jeblok 38,28 persen.

    TLKM

    Di urutan kelima, ada emiten telekomunikasi pelat merah yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang sahamnya dilego asing Rp75,4 miliar. Saham perusahaan penyedia layanan seluler dan internet ini jeblok 5,16 persen dalam sepekan di level Rp2.940 per saham. Secara YTD, saham TLKM masih menunjukkan downtrend dengan penurunan mencapai 25,57 persen.

    RNTH BEI Anjlok

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat merosotnya rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 9,79 persen menjadi Rp12,16 triliun dari Rp13,48 triliun per hari pada perdagangan pendek pada 20 dan 21 Mei 2024.

    Berdasarkan data perdagangan di BEI yang dikutip Jumat, 24 Mei, volume transaksi harian selama sepekan ini hanya sebanyak 15,42 miliar saham atau anjlok 17,72 persen dibandingkan dengan sepekan sebelumnya yang mencapai 18,74 miliar saham per hari.

    Namun demikian, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan terakhir tercatat sebanyak 1,14 juta kali atau meningkat 2,92 persen dibandingkan dengan sepekan sebelumnya yang sebanyak 1,11 juta kali transaksi.

    Pada penutupan perdagangan terakhir di pekan ini, Rabu, 22 Mei, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terpantau berada di level 7.222 atau melorot 1,3 persen dibandingkan saat penutupan di akhir pekan lalu 17 Mei pada level 7.317.

    Dengan posisi IHSG yang berada di level 7.222, maka nilai kapitalisasi pasar BEI menjadi Rp12.363 triliun atau mengalami penurunan 0,45 persen dibandingkan dengan saat penutupan perdagangan di akhir pekan lalu sebesar Rp12.420 triliun.

    Pada perdagangan Rabu, 12 Mei, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp560,54 miliar. Dengan demikian, untuk sepanjang tahun ini yang berakhir 22 Mei 2024, asing sudah mencatatkan nilai jual bersih mencapai Rp1,43 triliun.

    Selama sepekan, BEI menerima pencatatan tiga obligasi yang diterbitkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills, yakni Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 sebesar Rp1,55 triliun, Obligasi USD Berkelanjutan I Tahap IV-2024 senilai USD3,9 juta dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Tahap IV-2024 senilai Rp200,48 miliar.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.