Logo
>

Asing Berlomba Masuk WIFI: Pekan Depan Lebih Agresif?

Asing agresif akumulasi WIFI di tengah ekspansi jaringan ke Sumatra, namun pasar masih menimbang kekuatan sentimen dan realisasi proyek sebelum menentukan arah baru.

Ditulis oleh Yunila Wati
Asing Berlomba Masuk WIFI: Pekan Depan Lebih Agresif?
Ilustrasi: saham emiten WIFI. (Foto: Dok. Surge)

KABARBURSA.COM – Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) sedang memasuki fase yang menarik. Dalam sepekan terakhir asing sedang berlomba-lomba untuk mengoleksi sahamnya. Pergerakan terlihat agresif, namun akankah pola serupa terjadi di minggu depan?

Di tengah narasi ekspansi besar menuju Sumatra bersama KAI, harga saham WIFI justru memperlihatkan pola pergerakan yang sangat aktif namun belum menunjukkan arah dominan. 

Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 Desember 2025, WIFI berada di level 3.820, naik 2,41 persen dalam sepekan. Angka ini terlihat positif di permukaan, tetapi struktur orderbook, broker summary, dan aliran dana memperlihatkan dinamika yang jauh lebih kompleks daripada sekadar kenaikan harga mingguan.

Jika dilihat dari perilaku perdagangannya, saham WIFI sepanjang pekan lebih mencerminkan pola akumulasi hati-hati daripada euforia. Volume mingguan 83,57 juta saham berada di bawah rata-rata volume 159 juta saham, yang artinya kenaikan harga tidak didorong oleh ledakan partisipasi pasar. 

Namun, tingginya nilai transaksi harian serta kedalaman orderbook memperlihatkan bahwa saham ini tidak kehilangan daya Tarik. Hanya saja, sebagian besar pelaku pasar mulai menahan diri sambil menunggu konfirmasi lebih lanjut dari sentimen korporasi.

Struktur bid-offer juga menyiratkan bahwa pasar sedang menguji kekuatan support baru di rentang 3.760–3.800. Data orderbook menunjukkan dominasi lot di sisi offer pada level 3.830–3.860, memperlihatkan bahwa tekanan jual jangka pendek masih cukup kuat. 

Namun kehadiran antrian bid tebal di bawah 3.800 menjadi tanda bahwa pelaku pasar tidak rela harga kembali turun ke area 3.700. Pola ini biasanya muncul ketika pasar memperkirakan adanya katalis positif, tetapi belum yakin apakah katalis tersebut cukup kuat untuk mengubah tren jangka menengah.

Asing Akumulasi Signifikan

Broker summary memperjelas arah pergerakan uang. Dalam satu hari perdagangan, broker UBS Sekuritas (AK), Maybank Sekuritas (ZP), dan JP Morgan (BK) menjadi pembeli terbesar dengan total akumulasi signifikan di harga rata-rata 3.800–3.819. 

Di sisi lain, broker Stockbit Sekuritas (XL), BRI Danareksa Sekuritas (OD), dan CGS Internasional Sekuritas (YU) menjadi penjual dominan dengan distribusi di harga rata-rata yang hampir sama. 

Ketika akumulasi dan distribusi terjadi pada level harga yang sempit, pasar sedang mengalami tarik-ulur antara keyakinan jangka panjang dan kehati-hatian jangka pendek. Fakta bahwa foreign buy mencapai Rp102,7 miliar, jauh melebihi foreign sell sebesar Rp28,4 miliar, memberi sinyal bahwa investor institusi luar negeri mulai melihat WIFI sebagai aset yang undervalued relatif terhadap potensi ekspansinya.

Pergerakan harga selama sepekan juga selaras dengan proyeksi analis yang menempatkan target harga WIFI di Rp6.417 per saham, dengan batas bawah Rp4.000 dan batas atas Rp9.500. Artinya, di level 3.820 saat ini, saham WIFI secara teoritis masih punya ruang kenaikan lebih dari 60 persen, bahkan dalam skenario konservatif. 

Namun pasar tidak serta-merta mengejar target tersebut karena dua faktor, yaitu kejelasan monetisasi jaringan fiber optik Sumatra belum terlihat, dan proyeksi profitabilitas sampai hari ini masih berbasis estimasi.

Pendapatan Diperkirakan Melonjak, Modal Besar di 2026

Data konsensus analis memberi gambaran menarik tentang potensi pertumbuhan perusahaan. Pendapatan diperkirakan melonjak dramatis dari Rp672 miliar di 2024 menjadi Rp1,641 triliun pada 2025, lalu melonjak lagi menjadi Rp4,3 triliun di 2026. 

Kenaikan pendapatan tersebut diikuti lonjakan laba bersih dari Rp231 miliar di 2024 menjadi lebih dari Rp1,2 triliun pada 2026. EPS diperkirakan melesat hampir dua kali lipat dalam dua tahun. 

Angka-angka ini bukan sekadar pertumbuhan, tetapi ekspektasi transformasi bisnis Surge menjadi penyedia infrastruktur digital nasional yang skalanya mendekati operator besar. Namun justru karena ekspektasi terlalu tinggi itulah pasar bergerak lebih hati-hati, karena proyeksi yang agresif selalu mengundang pertanyaan soal realisasi dan timing.

Melihat semua data teknikal, orderbook, broker flow, dan fundamental, peluang WIFI dalam satu pekan ke depan masih bersifat spekulatif namun condong positif. Selama harga mampu bertahan di atas 3.760 sebagai pivot mingguan, pelaku pasar berpotensi melanjutkan akumulasi ringan menuju area 3.900–4.000. 

Namun jika distribusi oleh broker besar kembali muncul, terutama oleh pelaku yang menjual di harga 3.820–3.860, WIFI kemungkinan akan bergerak sideways sambil menunggu katalis baru dari progress ekspansi Sumatra.

Untuk 2026, lanskapnya jauh lebih jelas dan lebih agresif. Jika realisasi ekspansi jaringan fiber optik berhasil, dan Surge mampu mengamankan kontrak pemanfaatan jaringan dari operator atau lembaga besar, WIFI berpotensi naik kelas dari sekadar saham pertumbuhan menjadi saham infrastruktur digital strategis. 

Proyeksi pendapatan Rp4,3 triliun dan laba bersih Rp1,2 triliun pada 2026 membuat valuasi saat ini terlihat sangat rendah, tetapi risiko eksekusi proyek, beban investasi, dan kompetisi antar-backbone masih menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. 

Tahun 2026 bagi WIFI bisa menjadi tahun akselerasi besar atau tahun penilaian kembali jika target pertumbuhan tidak tercapai.

Untuk saat ini, saham WIFI berada dalam posisi unik, di mana secara teknikal belum bullish penuh, secara fundamental sangat menjanjikan, dan secara sentimen sedang memasuki fase redistribusi menuju akumulasi. 

Pasar sedang menunggu konfirmasi apakah ekspansi Sumatra adalah katalis yang akan membuka fase valuasi baru atau hanya narasi sementara sebelum kembali terkonsolidasi. Yang jelas, dinamika WIFI dalam beberapa pekan ke depan akan menjadi penentu arah besar menuju 2026, tahun yang berpotensi menjadi turning point bagi Surge sebagai pemain infrastruktur digital nasional.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79