KABARBURSA.COM – Pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk, berkode saham BBCA, pada sesi terakhir perdagangan Senin, 15 Desember 2025, menarik untuk diperhatikan. Dari sisi jual, investor asing tampak masih gencar membuang saham, namun hari ini BBCA ditutup menyentuh auto rejection atas (ARA). Gerak tipu atau aksi lanjutan?
BBCA ditutup di level 8.300 dengan kenaikan hampir 4 persen dan nilai transaksi menembus Rp1,16 triliun. Angka ini penting, karena kenaikan tersebut tidak terjadi di pasar sepi. Ini adalah hari dengan partisipasi serius, di mana supply besar benar-benar diuji oleh demand yang sama besarnya.
Orderbook memperlihatkan tumpukan offer tebal di 8.300, namun harga tidak runtuh. Setiap kali saham dilepas, bid justru naik bertahap dari area 8.050, kemudian 8.100, 8.150, hingga 8.275. Ini adalah ciri klasik ketika tekanan jual dihadapi oleh pembeli yang disiplin dan sabar, bukan oleh pasar yang panik.
Jika dilihat dari broker summary, siapa yang melepas sahamnya cukup jelas. Penjualan besar datang dari broker-broker yang identik dengan aliran asing dan proprietary desk, seperti CGS International (YU), CLSA Sekuritas (KZ), OCBC Sekuritas (TP), dan Panin Sekuritas (GR).
Mereka menjual di harga rata-rata sekitar 7.900–7.950, di bawah harga penutupan hari ini. Area ini menunjukkan bahwa aksi jual dilakukan lebih sebagai realisasi atau rebalancing posisi, bukan karena desakan untuk keluar di harga berapa pun. Tidak ada ciri panic selling di sini.
Yang lebih menentukan justru siapa yang menyerap. Di sisi pembeli, muncul nama-nama broker besar domestik seperti UBS Sekuritas (AK), BCA Sekuritas (SQ), Mandiri Sekuritas (CC), Maybank Sekuritas (ZP), JP Morgan (BK), Verdhana Sekuritas (BB), hingga Stockbit Sekuritas (XL).
Nilai pembeliannya signifikan dan dilakukan di harga yang relatif rapat, terutama di kisaran 7.930–7.970. Mereka tidak mengejar harga di puncak, melainkan menyerap supply di area bawah dan membiarkan harga bergerak naik secara alami. Pola ini menandakan akumulasi terukur oleh pelaku besar, bukan euforia ritel.
Area 7.900–8.000 menjadi medan pertempuran utama hari ini. Di sanalah saham BBCA dilepas dalam jumlah besar, namun juga diserap dengan disiplin. Fakta bahwa harga tidak pernah kembali jatuh ke bawah area tersebut menunjukkan adanya perubahan struktur.
Level yang sebelumnya kerap menjadi resistance kini mulai berfungsi sebagai demand zone baru. Ini adalah sinyal penting bahwa tekanan jual asing mulai diimbangi oleh kekuatan beli domestik.
Apakah ini berarti tren naik besar sudah dimulai? Belum tentu!
Supply di area 8.300 masih terlihat tebal, dan asing belum sepenuhnya berhenti melepas. Namun, ini juga jelas bukan sekadar pantulan sesaat tanpa makna. Kenaikan dengan nilai transaksi di atas Rp1 triliun, ditopang oleh institusi di kedua sisi, menunjukkan bahwa pasar sedang berada dalam fase rotasi kepemilikan, bukan fase distribusi akhir.
Aspek valuasi ikut memberi konteks mengapa pembeli berani masuk. Dengan harga di sekitar 8.300, BBCA masih berada jauh di bawah target konsensus analis yang berada di kisaran 10.500, bahkan target terendah analis pun masih di sekitar 8.700.
Bagi institusi domestik, kondisi ini memberikan justifikasi fundamental untuk menyerap saham saat asing memilih keluar karena alasan global atau portofolio.
Dengan demikian, lonjakan BBCA di tengah net sell asing lebih tepat dibaca sebagai hari perpindahan saham dari satu tangan besar ke tangan besar lainnya. Asing berperan sebagai penyedia likuiditas, sementara institusi domestik mulai mengambil alih posisi.
Kelanjutan pergerakan akan sangat ditentukan oleh apa yang terjadi setelah hari ini, yaitu apakah harga mampu bertahan dan berkonsolidasi di atas 8.100–8.200, atau justru kembali ditekan ke bawah 7.900. Di situlah akan terlihat apakah lonjakan ini menjadi awal fase akumulasi lanjutan, atau berhenti sebagai reaksi kuat namun sementara.
Yang jelas, hari ini bukan sinyal bahaya bagi BBCA. Ini adalah sinyal bahwa struktur pasar sedang diuji dan kepemilikan sahamnya mulai bergeser.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.