Logo
>

Astra (ASII) Bagi Dividen Rp98 per Saham Ketika Laba Bersih Turun

Astra International (ASII) bagi dividen interim Rp98 per saham senilai Rp3,96 triliun, di tengah laba bersih semester I 2025 yang turun tipis namun tetap solid berkat diversifikasi bisnis.

Ditulis oleh Yunila Wati
Astra (ASII) Bagi Dividen Rp98 per Saham Ketika Laba Bersih Turun
Menara Astra International. (Foto: Wikimedia Commons/MrRamChandra)

KABARBURSA.COM – PT Astra International Tbk, dengan kode saham ASII, segera membagikan dividen interim kepada para investor. Dividen tersebut bisa dikatakan jumbo, karena nilainya mencapai Rp3,96 triliun, yang untuk tahun buku 2025.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dari nilai tersebut, masing-masing investor akan mendapatkan dividen Rp98 per saham. Keputusan ini sudah disetujui oleh dewan komisaris yang ditandatangani pada 1 Oktober 2025.

Berikut ini jadwal lengkap pembagian dividen jumbo ASII:

  • Cum dividen interim di pasar regular dan negosiasi pada 13 Oktober 2025
  • Ex dividen interim di pasar regular dan negosiasi pada 14 Oktober 2025
  • Pemegang saham yang berhak atas dividen interim pada 15 Oktober 2025
  • Ex dividen interim di pasar tunai pada 15 Oktober 2025
  • Cum dividen interim di pasar tunai pada 16 Oktober 2025
  • Pembayaran dividen interim pada 31 Oktober 2025

“Pembagian dividen interi, 2025 dengan jumlah dividen yang dibagikan sebesar Rp3.967.388.207.720, dengan dividen interim per saham sebesar Rp98,” kata manajemen, dalam keterbukaan informasinya pada Jumat, 3 Oktober 2025.

Dividen ini akan diberikan kepada pemegang saham yang Namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau Recording Date pada 15 Oktober 2025.

Kinerja Keuangan ASII: Laba Bersih Turun Tipis

Kinerja keuangan PT Astra International Tbk (ASII) pada Semester I 2025 memperlihatkan dinamika yang cukup menarik. Meskipun laba bersih turun tipis, struktur bisnis yang terdiversifikasi membuat perseroan tetap kokoh. 

Laba bersih yang tercatat Rp15,52 triliun, atau turun 2,14 persen secara tahunan, terutama tertekan oleh penurunan kontribusi di sektor otomotif dan alat berat. Keduanya merupakan lini bisnis yang selama ini menjadi tulang punggung Astra. 

Selain itu, kenaikan beban umum dan administrasi turut memangkas margin. Namun, gambaran besarnya tidak sepenuhnya suram. Pendapatan konsolidasian justru naik 1,8 persen menjadi Rp162,85 triliun. Artinya, daya tahan dan kemampuan grup dalam menjaga arus kas dari berbagai sumber masih terjaga.

Yang menonjol adalah peran lini bisnis non-inti yang kian besar dalam menopang kinerja. Jasa keuangan mencatat pertumbuhan laba 3 persen, sementara agribisnis melonjak 20 persen berkat harga komoditas yang stabil. 

Infrastruktur bahkan melesat 54 persen dan teknologi informasi tumbuh 64 persen. Kondisi ini mencerminkan arah baru diversifikasi Astra yang semakin strategi, juga menegaskan bahwa perusahaan tidak hanya bergantung pada otomotif, tetapi mulai mengandalkan sektor lain sebagai penyeimbang volatilitas.

Dalam konteks prospek, Astra jelas menempatkan dirinya pada jalur adaptasi. Portofolio yang luas tetap menjadi perisai, sementara investasi diarahkan pada sektor-sektor berdaya tahan tinggi seperti jasa keuangan, alat berat, serta ekspansi baru ke bidang kesehatan, infrastruktur, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. 

Ekspansi EV, khususnya, menjadi sinyal bahwa Astra sedang menyiapkan diri menghadapi transisi industri otomotif global, sekaligus membuka sumber pertumbuhan jangka panjang.

Pembagian Dividen Cukup Terukur, Tidak Bebani Keuangan

Terkait pembagian dividen interim sebesar Rp98 per saham atau total Rp3,96 triliun, langkah ini dinilai cukup konservatif dan terukur. Dengan pendapatan Rp162,85 triliun dan laba bersih Rp15,52 triliun, beban dividen tersebut relatif masih dalam batas kewajaran, setara dengan sekitar seperempat dari laba semesteran. 

Artinya, Astra tetap menyisakan ruang likuiditas yang cukup besar untuk mendanai investasi baru maupun menjaga perputaran modal kerja. 

Mengingat kas operasional perseroan yang kuat, ditambah kontribusi sektor non-otomotif yang meningkat, pembagian dividen ini tidak akan mengganggu kesehatan keuangan perusahaan. 

Justru, kebijakan tersebut bisa dilihat sebagai bentuk konsistensi Astra dalam menjaga kepercayaan investor, sekaligus menegaskan bahwa fundamental bisnis masih solid meski menghadapi tekanan di beberapa lini.

Dengan demikian, performa ASII di semester pertama 2025 memang menunjukkan adanya tantangan, tetapi bukan pelemahan struktural. Diversifikasi portofolio dan strategi investasi yang adaptif membuat perusahaan tetap berada di jalur yang sehat. 

Sementara itu, kebijakan dividen interim Rp98 per saham mencerminkan keseimbangan antara menjaga kepentingan pemegang saham dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan. 

Secara keseluruhan, kinerja Astra International masih mencerminkan perusahaan konglomerasi dengan fondasi finansial yang kuat, mampu bertahan di tengah perubahan industri, dan tetap memberikan nilai bagi investornya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79