KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp16.100 per dolar AS pada tahun 2025. Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun diperkirakan mencapai 7,1 persen. Jokowi menegaskan bahwa pemerintah akan selalu responsif terhadap perubahan dalam dinamika moneter global, sebagaimana disampaikan dalam pidatonya pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Penetapan acuan nilai tukar Rupiah sebesar Rp16.100 per Dolar AS didasarkan pada analisis bahwa depresiasi Rupiah masih relatif moderat dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara berkembang lainnya seperti Brasil (12,93 persen), Turki (10,83 persen), Thailand (7,12 persen), dan Filipina (5,66 persen). Keputusan ini juga mempertimbangkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, serta perbaikan dalam kinerja ekspor nasional dan perkiraan bahwa tekanan pada nilai tukar Rupiah akan mereda pada semester II-2024.
Buku Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2025 juga menyatakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah sepanjang tahun 2024 diperkirakan berada pada Rp16.100 per Dolar AS. Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berada pada level USD82 per barel, dengan target lifting minyak mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.
RAPBN 2025 disusun dengan beberapa asumsi dasar, termasuk inflasi yang dijaga pada kisaran 2,5 persen dan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan sebesar 5,2 persen. Mengingat kondisi ekonomi global yang masih cenderung stagnan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih bertumpu pada permintaan domestik. Pemerintah akan menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bantuan sosial dan subsidi.
Pergerakan Rupiah
Pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) malah cenderung melemah setelah selesai pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada perhelatan sidang tahunan MPR RI. Melansir data Refinitiv, pada perdagangan, Jumat, 16 Agustus 2025, mata uang Garuda berada di posisi Rp15.725/USD atau melemah 0,22 persen sejak pembukaan.
Jika rupiah ditutup melemah lagi hari ini, akan menandai dua hari rupiah dalam tren penyusutan. Meski begitu, sejak awal pekan rupiah masih mempertahankan kinerja positif, dengan menguat 1,19 persen.
Pergerakan rupiah hari ini bersamaan dengan adanya perhelatan tahunan yang diadakan hari ini, di gedung DPR-MPR, Jakarta. Agenda besar tersebut adalah sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI - DPD RI, dan Sidang Paripurna DPR RI dalam Rangka Penyampaian RUU APBN TA 2025.
Semua mata pelaku pasar pada hari ini tertuju pada rilis Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2025 atau RAPBN 2025 yang akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah pada hari ini cenderung fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.630-Rp15.720 per dolar AS.
Adapun, nilai wajar rupiah diperkirakan Bahana Sekuritas di kisaran Rp15.800 hingga Rp16.000 per dolar AS.
Sementara itu, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp15.400 hingga Rp16.000 per dolar AS sampai dengan akhir tahun ini.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan, mengatakan sejumlah katalis positif dan negatif masih mewarnai pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada paruh kedua tahun ini. Salah satunya, perubahan ekspektasi The Fed pada Juli 2024 yang membuat tekanan terhadap rupiah mulai reda dan investor asing mulai mencatat pembelian bersih di pasar saham dan obligasi.
“Tekanan rupiah yang mereda juga diindikasikan oleh rata-rata imbal hasil lelang SRBI (Sertifikat Rupiah Bank Indonesia] yang menurun,” kata Katarina.
Ke depan, lanjutnya, faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas rupiah di antaranya perubahan ekspektasi Fed Fund Rate (FFR), Pemilu Amerika Serikat, outlook postur RAPBN 2025, stabilitas inflasi domestik, dan kebijakan pemerintah baru.
Pidato Jokowi
Pada Jumat, 16 Agustus 2024 pagi, Presiden Jokowi telah selesai menyampaikan pidato yang atau pengantar yang membeberkan sejumlah hal seperti target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP untuk 2025.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan situasi perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain. Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi terjaga di level 5 persen.
"Patut kita syukuri, alhamdulillah, Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang mampu pulih lebih cepat, bahkan terus bertumbuh," ungkap Jokowi Sidang Tahunan MPR-DPR RI di Gedung MPR/DPR, Jakarta.
"Pertumbuhan ekonomi kita terjaga di atas 5 persen, walau banyak negara tidak tumbuh, bahkan melambat," tegas Jokowi. (*)