Logo
>

AYAM Bidik Cuan Segini dari MBG saat Saham Masih Diam

PT Janu Putra Sejahtera menyiapkan ekspansi produksi ayam dan layer untuk menangkap peluang Program Makan Bergizi Gratis 2026–2027.

Ditulis oleh Syahrianto
AYAM Bidik Cuan Segini dari MBG saat Saham Masih Diam
Salah satu emiten poultry di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Janu Putra Sejahter Tbk (AYAM), bersiap untuk mengambil peluang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Foto: Dok. Janu Putra Sejahtera)

KABARBURSA.COM – Salah satu emiten poultry di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Janu Putra Sejahter Tbk (AYAM), bersiap untuk mengambil peluang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026 dan 2027.

Direktur Utama AYAM, Sri Mulyani, menegaskan kesiapan perusahaan dalam menyambut program unggulan pemerintah itu, melalui bisnis intinya yakni daging ayam, telur, dan pasokan dari fasilitas rumah potong ayam (RPA).

“Kapasitas RPA 4.000 ekor per jam, masih sangat cukup karena produksi harian bisa mencapai 14–15 ton. Perusahaan optimis mampu memenuhi kebutuhan MBG, baik 2026 maupun 2027,” ujarnya dalam paparan publik insidentil, dikutip Rabu, 3 Desember 2025.

Ia menambahkan bahwa fokus utama ekspansi akan tetap diarahkan pada unit grand parent stock (GPS), parent stock (PS), layer atau ayam petelur, dan RPA sesuai prioritas program pemerintah.

Jika melihat laporan keuangan, kesiapan tersebut mulai tercermin dari pertumbuhan aset biologis pada segmen yang berhubungan langsung dengan kebutuhan MBG. 

Nilai ayam petelur melonjak dari Rp4,73 miliar menjadi Rp15,56 miliar pada laporan kinerja keuangan sembilan bulan tahun 2025, mencerminkan ekspansi kapasitas layer yang sejalan dengan rencana peningkatan suplai telur. 

Sementara itu, volume broiler komersial yang terjual stagnan di kisaran Rp177 miliar, menunjukkan bahwa produksi masih dalam fase stabilisasi. 

Meski begitu, total penjualan per September 2025 ini justru turun dari Rp268,15 miliar menjadi Rp225,41 miliar, sedangkan laba segmen berbalik rugi hingga Rp16,74 miliar.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa penyerapan permintaan MBG akan berada pada puncaknya mulai 2026. 

“Perseroan melihat tahun 2026–2027 sebagai momentum besar, terutama karena program pemerintah di sektor pangan seperti program makan bergizi gratis (MBG). Permintaan nasional terhadap protein hewani diproyeksikan meningkat, dan JPS berada dalam posisi yang tepat untuk menangkap peluang tersebut,” katanya.

Berdasarkan skenario konservatif dari analisis yang dilakukan oleh Kabarbursa.com, jika AYAM mampu memanfaatkan minimal 1 persen dari potensi permintaan MBG nasional, yang akan menyentuh distribusi harian jutaan porsi, pendapatan tambahan dapat berkisar dari ratusan miliar rupiah per tahun. 

Dengan kapasitas RPA harian 14–15 ton dan ekspansi layer yang mulai terlihat dari kenaikan aset biologis, kontribusi 2026–2027 dapat meningkat signifikan dibandingkan 2025 yang masih dibebani tekanan margin akibat harga jual di bawah HPP sepanjang Januari hingga Agustus. Namun, realisasi angka ini akan bergantung pada kelancaran ekspansi internal dan stabilisasi harga ayam nasional.

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa AYAM masih dalam fase persiapan untuk monetisasi MBG, bukan fase panen. Pendapatan dan margin kuartal III 2025 masih tertekan, sementara aset biologis justru meningkat tajam. Hal ini menandakan bahwa produksi baru akan matang pada 2026. 

Pada titik ini, transisi menuju pembahasan kinerja saham menjadi relevan karena pasar tampaknya belum merespons rencana ekspansi MBG secara signifikan.

Saham AYAM Belum Tersengat Sentimen MBG

Harga saham AYAM pada perdagangan Rabu, 3 Desember 2025 berada di level 312 atau melemah 1,89 persen. Sepanjang sepekan, saham terkoreksi 4,29 persen dan bergerak dalam rentang 310–335. Volume perdagangan mencapai 16,45 juta saham, jauh di atas rata-rata harian 134 juta saham, tetapi belum menunjukkan pola penguatan yang stabil.

Pergerakan harga ini dipengaruhi oleh arus jual dari beberapa broker besar. Broker summary mencatat distribusi signifikan dari NH Korindo Sekuritas Indonesia (XA) sebesar Rp16 miliar dengan rata-rata harga 353, diikuti Phintraco Sekuritas (AT) dan JP. Morgan Sekuritas Indonesia (BK) yang juga melepas posisi di kisaran 346–355. 

Sementara Stockbit Sekuritas Digital (XL), Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP), dan UBS Sekuritas Indoensia (AK) berada di sisi beli, tetapi dengan harga rata-rata di atas harga pasar saat ini, sehingga belum mencerminkan akumulasi kuat. 

Orderbook juga menunjukkan tekanan jual lebih besar dengan total offer 285 ribu lot, lebih tebal dibanding bid 235 ribu lot.

Dari sisi valuasi, tekanan rugi segmen dan penurunan pendapatan membuat AYAM diperdagangkan tanpa katalis fundamental jangka pendek. 

Dengan asumsi total belanja protein hewani MBG mencapai sekitar Rp25 triliun per tahun, tambahan pendapatan AYAM hanya akan material apabila perusahaan memperoleh sedikitnya 0,5 persen pangsa pasar. 

Pada level ini, pendapatan perseroan dapat meningkat hingga lebih dari 40 persen secara tahunan, sehingga rasio Price to Sales Ratio (PSR) berpotensi turun ke kisaran 2 sampai 3 kali, lebih mendekati rentang sektor poultry. Namun, jika realisasi pangsa pasar berada pada kisaran 0,1 sampai 0,25 persen, valuasi AYAM masih akan berada di zona premium, dengan PSR tetap di atas 3 kali dan Price to Book Value (PBV) berada jauh di atas rata-rata industri yang berkisar 1 sampai 2,5 kali.

Dengan demikian, valuasi AYAM saat ini lebih mencerminkan fase penantian terhadap realisasi ekspansi 2026–2027 ketimbang apresiasi atas peluang MBG itu sendiri. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.