KABARBURSA.COM - PT Bank Jago Tbk berhasil masuk dalam daftar bank terbaik di Asia Pasifik dari Indonesia, menurut hasil survei yang dilakukan oleh media ekonomi dan bisnis global CNBC bersama perusahaan riset Statista. Survei tersebut mencatat bahwa sebanyak 200 bank dari 14 negara di Asia Pasifik termasuk dalam daftar bank terbaik pilihan konsumen. Dari Indonesia, Bank Jago berhasil menempati urutan keempat terbaik dari 20 bank yang memenuhi kriteria.
Head of Consumer Business Bank Jago Trio Lumbantoruan, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan apresiasi besar terhadap bank-bank berbasis teknologi. Bagi Bank Jago, pengakuan ini juga merupakan penghargaan terhadap model bisnis mereka yang menekankan inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem digital.
“Di Bank Jago, kami berkolaborasi dengan ekosistem, dengan cara menanamkan Aplikasi Jago ke dalam aplikasi-aplikasi digital yang membantu kehidupan sehari-hari masyarakat. Jadi nasabah dengan mudah dapat melakukan berbagai transaksi keuangan sesuai kemauan dari manapun dan kapanpun dengan orang terdekat,” kata Trio dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 10 Juni 2024.
CNBC dan Statista melakukan survei terhadap 22.000 individu yang memiliki rekening giro atau tabungan di 14 negara Asia Pasifik. Survei ini bertujuan untuk menjaring bank-bank terbaik dan paling memenuhi kebutuhan nasabah di pasar masing-masing. Penilaian dalam survei ini didasarkan pada lima kriteria: kepercayaan, syarat dan ketentuan (biaya dan tarif), layanan pelanggan, layanan digital, dan kualitas nasehat keuangan.
CNBC memastikan bahwa pemilihan bank dan definisi kriteria evaluasi didasarkan pada standar jurnalistik yang independen. Pemeringkatan hanya mencakup bank-bank yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Sebelumnya, Bank Jago juga masuk dalam daftar bank terbaik versi majalah bisnis Forbes selama tiga tahun berturut-turut.
Hingga akhir kuartal I 2024, Bank Jago melayani 11,1 juta nasabah, termasuk 9 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah ini meningkat dari 7,5 juta nasabah pada kuartal I 2023, menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,6 juta nasabah. Pertumbuhan jumlah nasabah funding ini sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat sebesar 42 persen, dari Rp9,3 triliun pada Maret 2023 menjadi Rp13,2 triliun pada Maret 2024.
Selain itu, penyaluran kredit di Bank Jago mencapai Rp14,3 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp10,8 triliun. Peningkatan ini menunjukkan komitmen Bank Jago dalam mengembangkan layanan keuangan berbasis teknologi yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas.
Dengan pencapaian ini, Bank Jago terus memperkuat posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia, yang berfokus pada inovasi digital dan kepuasan nasabah. Melalui kolaborasi dalam ekosistem digital, Bank Jago mampu memberikan solusi keuangan yang efektif dan efisien, mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Program Edukasi dan Rekrutmen SDM
PT Bank Jago Tbk, sebagai bank berbasis teknologi, menginisiasi program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk menghasilkan talenta di industri digital. "Salah satu tantangan utama industri perbankan digital saat ini adalah langkanya talenta digital, selain juga kemampuan bank mengadopsi teknologi yang berkembang pesat serta kematangan digital masyarakat yang perlu ditingkatkan,” kata Head of People & Culture PT Bank Jago Tbk Pratomo Soedarsono di Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024.
Pratomo mengungkapkan adanya keterbatasan SDM yang berkualitas di bidang teknologi digital serta ketidaksesuaian keterampilan antara yang tersedia dengan yang dibutuhkan di Indonesia. "Kami di Bank Jago sejak 2021 cukup struggle dalam mencari digital talent. Dari ribuan yang kami tes dan seleksi, yang lolos itu cuma sekian persen, sedikit sekali,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Bank Jago meluncurkan sejumlah program edukasi dan rekrutmen SDM berkualitas yang dibutuhkan industri digital, khususnya bank berbasis teknologi. Salah satunya adalah Jago Digital Academy (JDA), sebuah program pembelajaran mandiri berbasis digital hasil kolaborasi dengan mitra strategis dan perguruan tinggi. JDA dirancang sebagai wadah kolaboratif bagi talenta di bidang teknologi untuk mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digital mereka secara mandiri.
"Dibantu dengan AI, saat ini JDA telah mengembangkan program pembelajaran mandiri untuk 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science. Saat ini sudah sekitar 1.400 peserta JDA,” kata Pratomo.
Ia menekankan bahwa setiap talenta digital harus memahami tujuan dan nilai-nilai positif yang idealnya dimiliki oleh setiap talenta digital, khususnya jika ingin menjadi karyawan Bank Jago. “Yakni, selalu berupaya mencari solusi digital yang dapat melayani segala kebutuhan hidup manusia (life-centricity), semangat untuk bertumbuh dan memperbaiki diri (purposeful growth), berani untuk menantang normativitas dan menciptakan solusi-solusi yang kreatif (fearless creativity), dan cepat beradaptasi dengan perubahan serta tepat dalam mengambil keputusan (empowered agility),” paparnya.
Asisten Profesor Universitas Prasetiya Mulya Leonis Marchalina menilai nilai-nilai dan budaya kerja yang diterapkan Bank Jago sangat penting untuk dipahami oleh para talenta digital, khususnya mahasiswa yang akan terjun di dunia kerja atau yang ingin mengembangkan bisnis rintisan (start up). "Kalau kita tidak siap dengan segala perubahan maka kita tidak akan siap berkompetisi,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital agar dapat mengoptimalkan ekonomi digital nasional. "Untuk yang digital talent kita membutuhkan sekitar 9 juta orang di 2030 untuk bisa mendongkrak ekonomi digital tadi. Kontribusi ekonomi digital terhadap PDB (produk domestik bruto) bisa lebih tinggi kalau digital talent bisa kita siapkan dengan baik," ucap Nezar di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Kementerian Kominfo berupaya keras mempercepat transformasi digital melalui penyediaan konektivitas yang memadai, terutama untuk masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Selain itu, pemerintah juga tengah membangun pusat data yang akan memperkuat distribusi aliran dan pengolahan data.
Untuk menumbuhkan SDM bidang digital yang memadai, Kementerian Kominfo melaksanakan Program Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship (DTS), dan Digital Leader Academy (DLA). Gerakan literasi digital bertujuan untuk memperkuat human capital yang sadar, cakap, dan kompeten dalam melakukan aktivitas yang dibantu oleh teknologi digital. "Lewat Program Digital Talent Scholarship yakni beasiswa yang diberikan kepada mereka yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang digital, dan puncaknya ada Digital Leadership Academy," kata Nezar.(*)