KABARBURSA.COM – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengumumkan langkah strategis pendanaan dengan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka dan fasilitas forex line bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada 21 Agustus 2025.
Kesepakatan ini memberi ruang likuiditas baru dengan plafon pinjaman mencapai USD252,75 juta atau sekitar Rp4,1 triliun, yang dinilai signifikan bagi kelangsungan bisnis dan sentimen pasar modal .
Berdasarkan dokumen keterbukaan informasi, BRPT memperoleh dua jenis fasilitas:
- Fasilitas kredit berjangka (term loan facility) dengan sifat committed dan non-revolving senilai USD252,75 juta.
- Fasilitas forex line dengan nilai plafon yang sama sebesar USD252,75 juta .
Dana dari fasilitas kredit ini, menurut manajemen, akan digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional umum perseroan (general corporate purposes), termasuk pelunasan utang lama berdasarkan perjanjian fasilitas kredit terdahulu pada 5 Agustus 2020.
Sementara dana dari fasilitas forex line ditujukan sebagai instrumen lindung nilai transaksi derivatif, khususnya Interest Rate Swap (IRS).
Manajemen menegaskan bahwa pendanaan baru ini memperkuat kapasitas finansial perseroan.
“Dengan diperolehnya pinjaman dari BRI, maka akan meningkatkan kemampuan finansial dan aspek pendanaan bagi perseroan dalam menjalankan usaha ke depannya,” ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan, David Kosasih.
Penggunaan dana yang diarahkan untuk pelunasan utang sekaligus kebutuhan operasional dianggap memberi sinyal positif, mengingat BRPT memiliki sejumlah portofolio strategis di sektor energi, petrokimia, hingga infrastruktur.
Barito Pacific dikenal sebagai holding dengan anak usaha strategis seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) di sektor petrokimia, serta kepemilikan di sektor energi terbarukan melalui Star Energy.
Kedua portofolio tersebut memiliki kebutuhan belanja modal besar, sehingga akses ke pendanaan jangka panjang menjadi penting.
Kesepakatan kredit ini dinilai pasar sebagai strategi menjaga stabilitas likuiditas tanpa harus menerbitkan surat utang baru di pasar modal.
Dengan begitu, BRPT dapat menghindari tekanan yield obligasi yang belakangan meningkat akibat ketidakpastian global. (*)