Logo
>

BBRI Segera Bagikan Dividen: Cek Tanggal dan Besarannya

Dividen interim Rp20,63 triliun menjaga daya tarik BBRI di tengah normalisasi laba 2025, sementara pasar menimbang keberlanjutan payout tinggi dengan prospek pertumbuhan 2026.

Ditulis oleh Yunila Wati
BBRI Segera Bagikan Dividen: Cek Tanggal dan Besarannya
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) putuskan untuk membagikan dividen kepada para investor. Foto: Dok Perusahaan.

KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, berkode emiten BBRI, akan segera membagikan dividen kepada para investor. Aksi ini merupakan hal yang rutin dilakukan BBRI untuk menjaga daya Tarik investor terhadap bank himbara ini.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, bank BUMN ini akan menebar dividen interim dengan total dana sebesar Rp20,63 triliun. Artinya, setiap investor akan mendapatkan dividen sebesar Rp137 per saham.

Dalam keterbukaan informasi Rabu, 17 Desember 2025, cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi akan berlangsung pada 29 Desember 2025. Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen akan diumumkan pada 2 Januari 2026. Sedangkan pembayarannya dilakukan pada 15 Januari 2026.

Dari laporan keuangan per 30 September 2025, BBRI mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp40,77 triliun. Artinya, total dividen interim yang akan dibagikan sekitar 50 persen dari laba bersih per akhir kuartal III-2025. 

Saat ini, harga BBRI berada di level 3.730. Jika dihitung, potensi yield dividen interimnya di sekitar 3,6 persen.

Dividen Masih Menarik di Tengah Laba yang Kurang Agresif

Jika ditarik ke data historis, pola dividen BBRI memang konsisten tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, total dividen tahunan selalu berada di kisaran payout ratio sangat besar. Untuk 2024, total dividen mencapai Rp343,4 per saham, sementara untuk 2025 sejauh ini sudah terealisasi Rp137 per saham dan masih menyisakan ruang untuk dividen final. 

Dividend yield trailing yang berada di kisaran 9,2 persen menempatkan BBRI sebagai salah satu saham perbankan dengan daya tarik income paling kuat di pasar.

Namun, agresivitas dividen ini perlu diuji terhadap kinerja fundamental terkini. Laporan keuangan kuartalan menunjukkan bahwa laba bersih BBRI memang masih solid, tetapi tidak lagi tumbuh secepat periode sebelumnya. 

Laba bersih kuartal III 2025 tercatat Rp14,7 triliun, meningkat dari kuartal II 2025 sebesar Rp12,7 triliun, namun masih lebih rendah dibandingkan beberapa kuartal kuat di 2024. Secara kumulatif, tren laba 2025 menunjukkan fase normalisasi setelah periode ekspansi yang sangat kuat.

Dari sisi pendapatan, total pendapatan kuartal III 2025 sebesar Rp52,8 triliun relatif stabil dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya. Margin operasional masih terjaga dengan laba usaha Rp18,1 triliun, tetapi terlihat adanya tekanan pada beban usaha dan pajak.

Tekanan ini membuat pertumbuhan laba bersih tidak sepenuhnya linier dengan pendapatan. Ini menandakan bahwa ruang ekspansi profitabilitas ke depan tidak selebar periode sebelumnya, meskipun belum mengkhawatirkan.

Konsensus Prediksi Kinerja Keuangan 2026 BBRI Turun

Konsensus analis memberikan gambaran yang sejalan. Untuk 2025, laba bersih diperkirakan Rp56,48 triliun, turun dibandingkan 2024 sebesar Rp60,15 triliun, sebelum kembali naik ke Rp61,58 triliun pada 2026. 

EPS 2025 juga diproyeksikan turun menjadi 374,19 dari 396,91 pada 2024, lalu pulih ke 408,94 pada 2026. Artinya, 2025 dipandang sebagai tahun transisi, bukan puncak siklus laba. Dan dalam konteks ini, keputusan membagikan dividen interim besar dapat dibaca sebagai upaya menjaga daya tarik saham di tengah fase perlambatan pertumbuhan.

Dari sudut pandang neraca dan rasio, kemampuan BBRI membayar dividen masih relatif aman. EBITDA kuartalan berada di kisaran Rp19–20 triliun, sementara ROE kuartalan masih bertahan di atas 4 persen. 

Tidak ada tekanan berarti dari sisi beban bunga, tercermin dari interest coverage yang tidak menjadi isu. Dengan jumlah saham beredar 151,56 miliar lembar, struktur modal BBRI masih cukup fleksibel untuk menampung kebijakan dividen tinggi tanpa mengganggu operasi jangka pendek.

Namun, sisi pasar memberikan sinyal yang lebih berhati-hati. Pada harga saham sekitar Rp3.730, potensi yield dividen interim sekitar 3,6 persen memang menarik, tetapi tidak luar biasa jika berdiri sendiri. 

Artinya, pasar tampaknya sudah mengantisipasi kebijakan dividen besar ini, sehingga efek kejutan ke harga relatif terbatas. Valuasi dengan PE kuartalan di kisaran 40 kali juga menunjukkan bahwa BBRI saat ini lebih diperlakukan sebagai saham defensif berimbal hasil stabil, bukan saham pertumbuhan agresif.

Dengan membaca keseluruhan data, rencana pembagian dividen interim BBRI dapat dinilai kredibel dan berkelanjutan dalam jangka pendek. Laba masih kuat, arus kas memadai, dan konsensus analis belum melihat risiko penurunan tajam kinerja. 

Namun, dari sudut pandang kritis, kebijakan ini juga mencerminkan terbatasnya ruang pertumbuhan laba pada 2025, sehingga dividen menjadi instrumen utama untuk menjaga daya tarik investor.

Ke depan, kunci keberlanjutan kebijakan dividen tinggi BBRI akan sangat bergantung pada kemampuan bank ini mendorong kembali pertumbuhan laba pada 2026, sebagaimana diproyeksikan analis. 

Jika pemulihan laba benar-benar terealisasi, maka dividen besar akan dipersepsikan sebagai kekuatan. Sebaliknya, jika laba kembali stagnan, pasar berpotensi mulai mempertanyakan keseimbangan antara distribusi keuntungan dan kebutuhan permodalan jangka panjang.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79