Logo
>

Begini Proyeksi Industri Batu Bara Semester II Menurut PTBA

Ditulis oleh Syahrianto
Begini Proyeksi Industri Batu Bara Semester II Menurut PTBA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sebuah perusahaan pertambangan batu bara, telah memberikan proyeksi untuk industri batu bara pada paruh kedua tahun 2024. Niko Chandra, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, menjelaskan bahwa berbagai faktor dapat mempengaruhi bisnis batu bara tahun ini, salah satunya adalah fluktuasi harga batu bara.

    "Fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh keseimbangan penawaran dan permintaan, serta perekonomian negara-negara besar pengguna batu bara seperti China dan India," ujarnya dalam sebuah rilis pada Jumat, 19 Juli 2024.

    Selain itu, Niko menambahkan bahwa industri batu bara juga dipengaruhi oleh perubahan harga komoditas energi lainnya yang menjadi substitusi, serta situasi geopolitik. "Menghadapi kondisi tersebut, PTBA berusaha untuk tetap lincah dan responsif dalam merespons berbagai kondisi eksternal," jelasnya.

    Sementara itu, PTBA juga tercatat sedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara guna mempercepat monetisasi cadangan batu bara.

    Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyatakan bahwa peningkatan kapasitas angkutan merupakan langkah strategis untuk mendukung kinerja PTBA. Pada tahun 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, dan angkutan 33,7 juta ton.

    Untuk mencapai target tersebut, PTBA bekerja sama dengan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan PT Titan Infra Energy Group yang bergerak di bidang jasa pelabuhan muat batu bara. SDJ akan menyediakan jasa logistik untuk pengangkutan batu bara dari Pelabuhan Muat Sungai Musi hingga ke kapal induk di Pelabuhan Tanjung Kampeh.

    Volume pengangkutan batu bara ditargetkan mencapai sekitar 2,5 juta ton tahun ini. "Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan realisasi pengangkutan dan penjualan batu bara PTBA, sehingga secara langsung dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan," ujar Arsal.

    Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan, menyatakan bahwa meskipun terdapat ketegangan geopolitik, fluktuasi harga batu bara saat ini tidak terlalu signifikan. Darmawan memperkirakan harga batu bara akan bergerak di kisaran USD101 per ton hingga USD150 per ton hingga akhir tahun. Menurutnya, volatilitas harga batu bara yang terjadi saat ini masih sejalan dengan ekspektasi Mirae Asset Sekuritas.

    Kinerja Kuartal Pertama

    Perolehan pendapatan dan laba bersih emiten batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada kuartal I 2024 berada di bawah estimasi konsensus analis. Dalam laporan keuangan kuartal I 2024, PTBA melaporkan pendapatan sebesar Rp9,4 triliun.

    Realisasi itu turun 5,5 persen dibandingkan dengan Rp9,95 triliun periode Januari 2023 hingga Maret 2023. Berdasarkan data, estimasi konsensus untuk pendapatan PTBA berada di Rp9,826 triliun pada kuartal I 2024.

    Selanjutnya, PTBA membukukan laba bersih Rp790,9 miliar pada kuartal I 2024. Pencapaian tersebut mencerminkan koreksi 31,99 persen dibandingkan dengan Rp1,16 triliun periode kuartal I 2023.

    Adapun, realisasi laba bersih PTBA untuk periode kuartal I 2024 juga berada di bawah estimasi konsensus di Rp1,06 triliun. Dalam keterangan resminya, PTBA menuturkan pencapaian laba bersih ini didukung oleh peningkatan kinerja operasional PTBA sepanjang triwulan I 2024.

    Total produksi batu bara PTBA pada kuartal I 2024 mencapai 7,3 juta ton, tumbuh 7 persen dibanding periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar 6,8 juta ton. Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10  menjadi 9,7 juta ton.

    Pada kuartal I 2024, PTBA mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 3,8 juta ton atau naik 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, di antaranya India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Malaysia. Sementara realisasi domestic market obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14 persen secara tahunan.

    Adapun, realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target.

    Manajemen menuturkan tantangan bagi PTBA di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21 persen secara tahunan dari USD100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi USD78,9 per ton.

    Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49 persen secara tahunan menjadi USD125,76 per ton. "Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," Niko Chandra.

    Selain itu, PTBA berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA. Untuk periode 2024, lanjut dia, PTBA melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis.

    Prospek Saham PTBA

    Mayoritas sekuritas masih mempertahankan pandangan rekomendasi dan target harga saham emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), hingga Rabu, 17 Juli 2024.

    Berdasarkan data BloombergNews hingga akhir sesi pertama Rabu, 17 Juli 2024, sebanyak 11 dari 23 sekuritas memberikan rekomendasi hold untuk saham PTBA. Sisanya, 5 sekuritas menyematkan peringkat beli dan 7 jual.

    Target harga saham PTBA menurut konsensus berada di Rp2.617,50 dalam 12 bulan ke depan. Artinya, terdapat potensi kenaikan 2,6 persen dari Rp2.550.

    Pergerakan harga saham PTBA parkir di Rp2.550 pada akhir sesi pertama Rabu, 17 Juli 2024 Posisi itu mencerminkan kenaikan 0,79 persen year-to-date (ytd) 2024.

    Pemegang Saham PTBA

    Sementara itu jumlah pemegang saham emiten batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melonjak. Per 30 Juni 2024, pemegang saham PTBA jadi 133.781 pihak, meningkat 3.181 pihak dari bulan sebelumnya di posisi 130.600 pemegang saham.

    Tercatat, per akhir Juni 2024, jumlah pemegang saham PTBA untuk perorangan Indonesia alias ritel mencapai 132.801 pihak. Per 31 Mei 2024, jumlahnya masih 129.620 pemegang saham ritel. Artinya saham ini masuk incaran ritel. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.