KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama S&P Dow Jones Indices (S&P DJI) resmi meluncurkan tiga indeks saham baru hasil kolaborasi strategis di Main Hall BEI, Jakarta, Senin 3 November 2025 siang. Peluncuran ini menandai kerja sama pertama antara BEI dan S&P DJI dalam pengembangan co-branded index yang mencerminkan dinamika dan potensi pasar modal Indonesia di tingkat global.
Tiga indeks baru yang diperkenalkan adalah S&P/IDX Indonesia ESG Tilted Index, S&P/IDX Indonesia Dividend Opportunities Index dan S&P/IDX Indonesia Shariah High Dividend Index. Indeks-indeks tersebut dirancang untuk memberikan tolok ukur investasi yang kredibel, transparan, dan sesuai prinsip keberlanjutan serta syariah.
Presiden Direktur BEI, Iman Rachman, menyebut kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem pasar modal nasional melalui inovasi dan konektivitas global. “Kolaborasi dengan S&P Dow Jones Indices ini mencerminkan komitmen kami untuk memperkuat pasar modal Indonesia melalui inovasi, keberlanjutan, dan daya saing global. Dengan memadukan keahlian BEI dan kemampuan S&P DJI, kami berupaya menyediakan tolok ukur berkelas dunia bagi investor,” ujarnya.
Sementara itu, Chief Commercial Officer S&P Dow Jones Indices, Robert Ross, menyatakan kebanggaannya atas kerja sama ini. “Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan BEI dan menyambut baik BEI sebagai anggota terbaru dalam jaringan internasional kami. Kolaborasi ini akan membantu investor menavigasi pasar modal Indonesia yang berkembang pesat dan mengambil keputusan investasi yang lebih tepat,” kata Ross.
Director of Trading and Membership BEI, Irvan Susandy, menambahkan bahwa peluncuran tiga indeks baru ini merupakan bagian dari komitmen BEI untuk memperluas pilihan produk investasi pasif di Indonesia. “Pertumbuhan reksa dana indeks dan ETF di Indonesia sangat pesat. Kami ingin menyediakan lebih banyak benchmark yang relevan bagi investor institusional maupun ritel,” ujarnya di Main Hall Bursa Efek Indonesia pada Senin, 3 November 2025. Irvan juga Meng aku optimis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), bakal capai 9.000 bebarengan dengan peluncuran tiga Indeks tersebut.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2025, terdapat 74 produk reksa dana indeks dan ETF berbasis saham dengan total dana kelolaan mencapai Rp16,41 triliun, meningkat tajam dibandingkan Rp5,9 triliun pada 2017. Porsi aset investasi pasif juga tumbuh signifikan, dari 1,4 persen pada 2016 menjadi 20,1 persen hingga September 2025.
Adapun rincian dari tiga indeks baru tersebut adalah sebagai berikut:
1. S&P/IDX Indonesia ESG Tilted Index mengukur kinerja saham-saham tercatat di BEI yang memenuhi kriteria keberlanjutan (sustainability) dan memiliki skor ESG Global S&P tertinggi di setiap sektor.
2. S&P/IDX Indonesia Dividend Opportunities Index melacak kinerja 30 saham dengan dividend yield tinggi dari semesta indeks S&P Indonesia LargeMidCap, mempertimbangkan profitabilitas dan rasio pembayaran dividen untuk memastikan keberlanjutan imbal hasil.
3. S&P/IDX Indonesia Shariah High Dividend Index menyoroti 30 saham berdividen tinggi yang memenuhi prinsip syariah berdasarkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan semesta S&P Indonesia Sharia BMI.
Kolaborasi ini juga mencakup offshore licensing framework, yang memungkinkan indeks BEI dilisensikan secara internasional untuk digunakan pada produk berbasis indeks seperti ETF, reksa dana, dan produk terstruktur. Melalui jaringan globalnya, S&P DJI akan mempromosikan indeks BEI di pasar internasional guna menarik lebih banyak aliran dana global ke Indonesia.
Head of APAC Sales S&P Dow Jones Indices, Rick Chau, dalam pidatonya memuji ketahanan ekonomi Indonesia yang tumbuh solid di tengah ketidakpastian global. “Indonesia telah mengalami transformasi luar biasa dan kini menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dengan kemitraan ini, kami ingin mendukung transparansi pasar dan memperluas akses investor global ke saham-saham Indonesia,” ujarnya di Main Hall BEI.
Rick juga menambahkan bahwa kemitraan ini sejalan dengan roadmappasar modal Indonesia yang digagas OJK, yang menekankan penguatan infrastruktur, literasi keuangan, serta diversifikasi produk investasi. “Kami berkomitmen mendukung perkembangan pasar Indonesia melalui solusi indeks yang inovatif dan berstandar global,” katanya.
Acara peluncuran turut dihadiri oleh perwakilan dari S&P Dow Jones Indices, Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). BEI berharap ketiga indeks ini dapat menjadi benchmark baru yang mendorong partisipasi investor, meningkatkan transparansi, dan memperkuat posisi pasar modal Indonesia di tingkat global.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai indeks co-branded BEI–S&P Dow Jones, publik dapat mengakses laman resmi www.spglobal.com/spdji dan www.idx.co.id.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia, Ignatius Denny Wicaksono mengatakan indeks sudah bisa diakses oleh investor namun dalam sekuritas yang sudah ditentukan yakni dilaman resminya S&P Dow Jones dan IDX. "Kalau yang lain masih belum," kata Denny ditemui terpisah. (*)