KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas perusahaan tercatat melalui serangkaian upaya strategis, mulai dari seleksi calon emiten hingga pengembangan berkelanjutan setelah perusahaan resmi melantai di bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyatakan bahwa BEI secara konsisten melakukan evaluasi mendalam terhadap setiap calon perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya. Seluruh proses tersebut mengikuti aturan yang berlaku dan Standar Operasional Prosedur (SOP) internal, dengan beberapa tingkatan persetujuan internal yang harus dilalui sebelum izin pencatatan diberikan.
"BEI tidak akan memberikan persetujuan prinsip kepada perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan, baik dari sisi formal maupun substansi pencatatan," tegas Nyoman di Jakarta, Kamis 3 Oktober 2024.
Pada tahap awal, BEI melakukan serangkaian tahapan evaluasi, mencakup penelaahan kelengkapan dokumen sesuai persyaratan, pemeriksaan profil serta reputasi direksi, dewan komisaris, hingga pemegang saham. Selain itu, BEI juga melakukan mini ekspose guna mendengarkan langsung pemaparan perusahaan serta mengukur kapabilitas manajemen yang ada.
“Setiap tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa calon emiten memiliki kualitas tata kelola yang baik dan kapabilitas manajemen yang mumpuni,” ujar Nyoman.
Proses ini telah terdigitalisasi dengan penerapan teknologi melalui Sistem e-Registration, yang terintegrasi dengan Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (SPRINT) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah digitalisasi ini, lanjut Nyoman, bertujuan untuk meminimalisir risiko duplikasi dokumen sekaligus mempercepat proses pencatatan efek.
“Pemanfaatan teknologi dalam sistem pencatatan tidak hanya mengurangi hambatan administratif, tetapi juga mempercepat waktu bagi calon perusahaan tercatat untuk masuk ke pasar modal,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang semakin ketat dan terintegrasi, BEI berupaya menjaga kredibilitas bursa serta memberikan perlindungan lebih baik bagi para investor.
Catatkan Pencapaian Baru
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mencatatkan pencapaian baru dalam jumlah investor saham yang telah melampaui 6 juta single investor identification (SID) atau lebih tepatnya 6.001.573 SID berdasarkan data per Rabu, 25 September 2024. Sepanjang tahun ini, BEI telah mencatat pertumbuhan lebih dari 744 ribu investor baru saham.
Peningkatan jumlah investor ini tak lepas dari kontribusi dan kolaborasi dalam melakukan sosialisasi investasi di pasar modal yang dilakukan oleh Self-Regulatory Organization (SRO) dengan didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta berbagai pemangku kepentingan, seperti Anggota Bursa, Perusahaan Tercatat, dan komunitas pasar modal lainnya. Dari Januari hingga Agustus 2024, BEI telah melaksanakan lebih dari 17.083 kegiatan edukasi pasar modal yang menjangkau lebih dari 19,1 juta peserta di seluruh Indonesia.
Sampai dengan Agustus 2024, investor lokal masih mendominasi kepemilikan saham di BEI dengan persentase 51,5 persen berbanding 48,5 persen porsi kepemilikan investor asing. Kepemilikan investor individu juga masih dominan dengan persentase 53,3 persen dengan rincian 38,3 persen kepemilikan investor institusi dalam negeri dan 15 persen investor individu berbanding 46,6 persen kepemilikan investor institusi.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan bahwa kondisi pertumbuhan investor saham ini mengindikasikan keyakinan investasi di pasar modal Indonesia yang masih cukup terjaga meski dihadapkan kepada situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
“Partisipasi investor ritel masih terjaga, dengan secara keseluruhan investor domestik masih menguasai, baik dari segi kepemilikan ataupun transaksi,” ujar Iman, dalam siaran persnya, dikutip Senin, 30 September 2024.
Menurutnya, berkat kerja sama dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kinerja pasar modal Indonesia akan terus terjaga ke depannya. “BEI terus menggali potensi-potensi baru dari sisi produk, supply maupun peningkatan jumlah investor,” tambah Iman.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, BEI selalu berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar modal Indonesia. “Salah satu pilar utama dalam pengembangan ini adalah pemberian edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat luas, salah satunya melalui Sekolah Pasar Modal (SPM), pendirian Galeri Investasi (GI) BEI, dan Kampanye #AkuInvestorSaham yang telah berhasil menarik jutaan investor baru,” ujar Jeffrey.
Melalui program SPM, BEI terus melakukan edukasi pasar modal secara berkala. Program ini terbuka untuk semua kalangan dan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu SPM rutin (luring dan daring), SPM Syariah, serta SPM untuk institusi dan komunitas. Selain itu, BEI juga memperluas akses ke dunia investasi melalui pendirian GI BEI yang telah bekerja sama dengan berbagai universitas dan Anggota Bursa di seluruh Indonesia.
“GI BEI menjadi strategi kami untuk mendekatkan dunia pasar modal dengan para akademisi, generasi muda, serta komunitas. Kami ingin menanamkan budaya investasi sejak dini, sekaligus mendorong regenerasi investor yang cerdas dan melek investasi,” kata Jeffrey, menambahkan.
Saat ini BEI telah memiliki 927 GI BEI di seluruh Indonesia. Kampanye #AkuInvestorSaham juga menjadi bagian penting dari strategi BEI dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, terutama di kalangan investor lokal.
“Regenerasi investor di pasar modal kita menunjukkan angka yang sangat baik yang tercatat sekitar 79 persen adalah investor berusia di bawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda semakin melek keuangan dan investasi, dan diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi masa depan pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Jeffrey.
Dengan berbagai inisiatif yang terus berkembang, BEI optimistis pertumbuhan jumlah investor saham di Indonesia akan semakin pesat, seiring dengan meningkatnya literasi keuangan di kalangan masyarakat.(*)