KABARBURSA.COM - Saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) mendadak menjadi perhatian besar di pasar saham Indonesia, dengan volume transaksi yang mencatatkan lonjakan signifikan pada sesi pertama perdagangan 12 Desember 2024.
Sebanyak 52,75 juta saham GPSO tercatat ditransaksikan, dengan frekuensi mencapai 19.519 kali dan nilai transaksi yang melampaui Rp64,97 miliar. Lonjakan ini mencolok jika dibandingkan dengan perdagangan pada 29 November 2024, di mana hanya tercatat 15,29 juta saham yang ditransaksikan, dengan frekuensi hanya 330 kali dan nilai transaksi yang jauh lebih rendah, yakni Rp5,08 miliar.
Kenaikan tajam ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek saham Geoprima Solusi.
Di akhir sesi pertama perdagangan hari ini, saham GPSO tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,58 persen, melanjutkan tren positif yang sudah berlangsung sejak 29 November 2024. Dalam sepekan terakhir, saham GPSO telah melambung 132,08 persen, sementara dalam sebulan terakhir, saham ini mengalami lonjakan sebesar 279,63 persen.
Lebih impresif lagi, dalam tiga bulan terakhir, saham GPSO tercatat meroket sebanyak 1.018,18 persen, menunjukkan potensi pertumbuhan yang luar biasa.
Namun, meskipun ada lonjakan yang signifikan dalam harga saham, Direktur Utama Geoprima Solusi Karnadi Margaka, yang juga pengendali perseroan, menyatakan bahwa pemegang saham utama perseroan tidak memiliki rencana terkait perubahan kepemilikan saham. Hal ini memberi sinyal bahwa meskipun terjadi lonjakan aktivitas perdagangan, tidak ada indikasi perubahan strategi besar dari pihak manajemen.
Selain itu, Geoprima Solusi juga tengah mengembangkan bisnisnya dengan memperluas jangkauan produk alat survey di Indonesia. Perusahaan ini baru-baru ini ditunjuk oleh SOUTH group untuk menjadi wakil di Indonesia, yang membuka peluang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam sektor alat survey.
Kerja sama strategis ini diharapkan dapat mendorong ekspansi produk dan layanan Geoprima Solusi ke seluruh Indonesia, yang tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan dan daya tarik saham perusahaan di pasar modal.
Secara keseluruhan, lonjakan tajam saham GPSO mencerminkan antusiasme pasar terhadap potensi pertumbuhan perusahaan, yang sedang memperkuat posisinya di pasar alat survey di Indonesia.
Meskipun tidak ada perubahan besar dalam struktur kepemilikan saham, potensi ekspansi yang dijalankan oleh Geoprima Solusi bisa menjadi faktor utama yang mendorong permintaan tinggi terhadap saham perusahaan ini.
Tentang GPSO
PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) bergerak di bidang penyediaan alat dan layanan survei, khususnya yang terkait dengan kebutuhan pasar Indonesia untuk peralatan survei dan pengukuran. Perusahaan ini menyediakan berbagai produk alat survey yang digunakan dalam berbagai industri, termasuk pertambangan, konstruksi, dan infrastruktur.
PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 9 September 2022, setelah berhasil melaksanakan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Dalam IPO tersebut, perusahaan menawarkan sebanyak 750 juta lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp120 per saham. Dengan demikian, melalui aksi IPO ini, GPSO berhasil meraih dana sekitar Rp90 miliar.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini digunakan untuk berbagai keperluan strategis perusahaan. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk ekspansi bisnis, termasuk pengembangan dan peningkatan kapasitas operasional perusahaan dalam menyediakan alat survei dan solusi teknis lainnya.
Beberapa dana juga digunakan untuk modal kerja, guna mendukung pengembangan lebih lanjut dalam memenuhi kebutuhan pasar Indonesia yang terus berkembang. Sebagian dana lainnya digunakan untuk penguatan infrastruktur dan pengembangan produk, yang memungkinkan GPSO untuk memperluas jangkauan pasarnya, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Berisiko Tinggi tapi Memiliki Potensi Jangka Panjang
Berdasarkan analisis data keuangan PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), menggunakan pendekatan Warren Buffett yang menekankan pada nilai fundamental dan keberlanjutan jangka panjang, disajikan data yang fokus pada investasi di perusahaan dengan model bisnis yang mudah dipahami, keuntungan yang dapat diprediksi, dan manajemen yang kompeten.
Salah satu indikator utama yang bisa dilihat dalam analisis ini adalah rasio Price to Earnings (PE) yang tercatat sangat negatif, baik berdasarkan rasio PE tahunan maupun TTM (Trailing Twelve Months), masing-masing -153,25 dan -1.130,87.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menghasilkan laba yang positif dan sedang mengalami kerugian, yang mungkin disebabkan oleh tantangan operasional atau investasi yang belum memberikan hasil yang diharapkan. Namun, ini juga menunjukkan adanya peluang besar bagi investor yang bersedia mengambil risiko dalam jangka panjang jika perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya.
Melihat lebih dalam pada laba per saham (EPS) yang negatif, dengan EPS TTM sebesar -0,96 dan EPS tahunan sebesar -7,05, kita bisa menyimpulkan bahwa GPSO masih belum berada dalam posisi yang menguntungkan. Ini penting, karena Buffett sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang konsisten sebagai dasar bagi pertumbuhan nilai saham.
Selain itu, rasio Price to Sales (P/S) yang tinggi di angka 55,16 dan Price to Book Value (P/BV) sebesar 15,12 menunjukkan bahwa saham ini cukup mahal, mengingat pendapatan dan nilai buku perusahaan yang relatif kecil.
Namun, meskipun perusahaan menunjukkan kerugian, ada beberapa tanda positif yang perlu diperhatikan. Pertumbuhan pendapatan yang signifikan, tercatat pada 40,53 persem YoY untuk kuartal terakhir, dapat menunjukkan adanya peningkatan permintaan untuk produk atau layanan GPSO.
Selain itu, margin laba kotor yang cukup tinggi di angka 54,93 persen menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan profitabilitas pada tingkat tertentu meskipun menghadapi kerugian pada tingkat operasional dan bersih. Ini memberikan sinyal bahwa jika GPSO dapat mengelola biaya dan meningkatkan efisiensi operasionalnya, ada potensi untuk pembalikan kinerja yang cukup besar.
Dari sisi solvabilitas, perusahaan terlihat cukup sehat dengan rasio likuiditas yang baik, di mana rasio lancar mencapai 5,30 dan rasio cepat mencapai 2,87. Ini menunjukkan bahwa GPSO memiliki cukup aset likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, yang merupakan indikasi positif dalam hal kestabilan finansialnya. Selain itu, nilai kas perusahaan yang cukup besar mencapai 1 miliar rupiah memberikan bantalan yang baik untuk investasi dan pengembangan bisnis di masa depan.
Dalam hal arus kas, GPSO mencatatkan aliran kas dari operasi yang positif sebesar 6 miliar rupiah, serta aliran kas bebas yang juga cukup besar, mencapai 7 miliar rupiah. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang kuat, meskipun menghadapi kerugian operasional, yang tentunya menjadi pertimbangan penting dalam analisis Buffett.
Mengingat Buffett sangat memperhatikan arus kas dalam penilaiannya, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa GPSO memiliki dasar yang cukup kuat untuk tetap berkembang, meskipun saat ini belum menghasilkan laba bersih.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun perusahaan menunjukkan beberapa indikator yang menjanjikan dalam hal likuiditas dan arus kas, tantangan besar tetap ada, terutama dengan tingkat kerugian yang dialami. Hal ini tentu perlu diperhatikan dengan seksama oleh investor yang mempertimbangkan investasi di saham ini.
Sementara itu, meskipun saham GPSO menunjukkan performa harga yang luar biasa dengan kenaikan tajam dalam periode 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan terakhir, serta meningkat 109,71 persen dalam seminggu terakhir, ini bisa jadi mencerminkan volatilitas yang tinggi. Dalam pendekatan Warren Buffett, volatilitas harga saham tidak selalu mencerminkan nilai intrinsik perusahaan, dan investor lebih baik fokus pada fundamental jangka panjang daripada fluktuasi harga jangka pendek.
Secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan pendekatan Warren Buffett, saham GPSO mungkin lebih cocok bagi investor yang memiliki toleransi risiko tinggi dan perspektif jangka panjang. Perusahaan ini tampaknya memiliki potensi untuk memperbaiki kinerjanya jika dapat mengelola biaya, meningkatkan efisiensi operasional, dan memanfaatkan arus kas yang ada untuk pengembangan.
Namun, bagi investor yang mencari stabilitas dan keuntungan jangka pendek, saham ini mungkin kurang menarik, mengingat kerugian yang terus berlanjut dan valuasi yang sangat tinggi. Sebaiknya, investor melakukan analisis lebih lanjut terkait perkembangan kinerja keuangan dan operasional GPSO sebelum membuat keputusan investasi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia
dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu.
Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional.
Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.