Logo
>

Biang Kerok IHSG Koreksi Usai 11 Hari Menguat

Aksi profit-taking dan sentimen global menekan IHSG usai reli 11 hari. Analis prediksi indeks konsolidatif dengan potensi rebound terbatas.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Biang Kerok IHSG Koreksi Usai 11 Hari Menguat
IHSG terkoreksi 0,72 persen setelah reli 11 hari. Aksi profit-taking dan kekhawatiran tarif AS jadi biang koreksi indeks ke 7.344,74. Foto: Dok. KabarBursa

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,72 persen ke level 7.344,74 pada perdagangan Selasa, 22 Juli 2025. Koreksi ini sekaligus menghentikan penguatan indeks selama 11 hari beruntun.

    Terkoreksinya IHSG ternyata disebabkan oleh beberapa sentimen. Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan pelemahan IHSG per kemarin tidak lepas dari aksi profit-taking yang kini mulai marak.

    "Serta sikap investor yang cenderung wait and see menjelang musim laporan keuangan emiten kuartal II-2025 serta keputusan suku bunga dari beberapa bank sentral global," ujar dia kepada KabarBursa.com, Selasa, 22 Juli 2025.

    Dari sisi global, Hendra melihat tekanan datang dari sentimen kekhawatiran tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa yang berpotensi menekan permintaan minyak. Ditambah, lanjut dia, antisipasi investor menjelang rilis kebijakan moneter dari European Central Bank.

    "Harga minyak pun turut terkoreksi, dengan WTI ditutup turun 0,91 persen ke USD65,35 per barel, sedangkan harga emas sedikit terkoreksi namun masih stabil mendekati level tertinggi lima minggu di tengah ketidakpastian menjelang tenggat kebijakan tarif AS pada 1 Agustus," ungkapnya.

    Secara keseluruhan, Hendra menyampaikan kondisi pasar masih tergolong sehat dengan adanya rotasi sektor dan momentum selektif dari investor menjelang musim laporan keuangan.

    Ia menyarankan agar Investor tetap mencermati saham-saham berfundamental kuat dan berbasis komoditas yang masih menawarkan valuasi menarik di tengah dinamika global.

    Untuk perdagangan hari ini, Rabu, 23 Juli 2025, Hendra memperkirakan IHSG bergerak cenderung konsolidatif dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran 7.280–7.400.

    "Di tengah masih kuatnya likuiditas dan prospek emiten berbasis komoditas," ujarnya.

    Lebih jauh Hendra menyebut beberapa saham patut dicermati oleh investor. Seperti ADRO, kata dia, berpotensi rebound dengan target teknikal di Rp2.150.

    "Didorong oleh sentimen positif dari harga batu bara yang stabil dan rencana ekspansi energi terbarukan," tuturnya.

    Selain itu, ada juga saham TLKM yang menurut Hendra patut diperhatikan dengan target Rp3.000, seiring dengan ekspektasi kinerja kuartal II yang solid dan valuasi yang mulai menarik.

    Tak ketinggalan, saham kontraktor tambang yakni DOID) yang dinilai berhasil menarik untuk posisi spekulatif dengan target harga di Rp454.

    "Ditopang oleh peluang kontrak baru dan sentimen positif dari peningkatan aktivitas pertambangan," pungkasnya.

    Sementara itu diberitakan sebelumnya, analis teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan posisi IHSG saat ini berada di akhir wave (iii) dari wave [c].

    Artinya, ruang penguatan masih ada, namun cenderung terbatas. “Apabila menguat, maka akan diperkirakan relatif terbatas menguji area 7.466,” tulisnya dalam laporan MNCS Daily Scope Wave edisi Rabu, 23 Juli 2025.

    Namun, investor disarankan untuk mewaspadai koreksi lanjutan. Herditya memperkirakan IHSG bisa kembali terkoreksi ke kisaran 7.220–7.311 pada skenario teknikal dengan label hitam. Adapun level support IHSG berada di 7.304 dan 7.202, sementara resistance jangka pendek ada di 7.506 dan 7.595.

    Adapun per kemarin, total volume perdagangan di seluruh pasar mencapai 299,78 juta lot dengan nilai transaksi sebesar Rp19,17 triliun dan frekuensi sebanyak 2,01 juta kali. Pada pasar reguler, volume tercatat 281,76 juta lot dengan nilai transaksi Rp17,38 triliun.

    Asing mencatatkan net sell sebesar Rp129 miliar dengan total pembelian sebesar Rp3,78 triliun dan penjualan Rp3,91 triliun. Investor domestik masih mendominasi sebesar 75,06 persen dari total transaksi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.