KABARBURSA.COM – PT Buana Lintas Lautan Tbk, berkode emiten BULL, sedang berlayar dengan tenang. Rencana transformasi strategis dengan memperluas bisnis ke segmen transportasi LNG, FSRU, dan FPSO, sedang mendapat respons positif dari pasar. Bahkan di sesi pertama perdagangan Selasa, 16 Desember 2025, banyak investor asing yang memburu.
BULL berada di urutan ketiga net foreign buy di sesi pertama perdagangan hari ini, dengan pembelian sebanyak 38 juta saham di harga Rp416. Volume transaksinya mencapai 12,57 juta saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp514,7 miliar.
Jika melihat dari data orderbook, masih ada antrean tebal di sisi bid dan offer, masing-masing 1.120,797 saham dan 1.355.075 saham. Artinya, masih ada sisa antrean sebesar 2,47 juta saham di bid dan offer.
Pada harga 406-408 terihat bid cukup tebal dan berlapis. Di area tersebut juga ada tekanan jual namun tidak begitu agresif. Ini menandakan bahwa kenaikan BULL yang mencapai 10,50 persen disertai dengan partisipasi yang luas, bukan karena kekosongan likuiditas.
Kunci untuk menilai apakah antrean beli pada saham BULL benar-benar mencerminkan niat akumulasi atau sekadar parkiran sementara, terletak pada tiga hal utama, yaitu struktur orderbook, sebaran harga, dan konteks pergerakan harian.
Dalam konteks pergerakan harga, BULL mencatatkan kenaikan tajam sebesar 12,15 persen dengan volume transaksi mencapai 12,57 juta saham dan nilai Rp514,7 miliar. Lonjakan ini penting karena antrean bid yang muncul setelah volume besar terbentuk memiliki karakter berbeda dengan bid yang muncul di pasar sepi.
Pada BULL, likuiditas sudah terjadi terlebih dahulu, harga sudah bergerak, dan bid baru terlihat setelah pasar membuktikan adanya transaksi nyata. Ini menempatkan antrean beli tersebut sebagai respons terhadap pergerakan, bukan sekadar umpan untuk menciptakan ilusi permintaan.
Struktur sebaran bid juga memberi sinyal yang konsisten. Antrean beli tidak menumpuk di satu harga tertentu, melainkan tersusun berlapis dari area 406, 404, 402, dan terus menurun secara bertahap hingga 388. Meski volume terbesar berada di kisaran 404 dan 400, lapisan di bawahnya tetap terjaga.
Pola seperti ini mencerminkan permintaan berlapis yang siap menyerap di berbagai level, bukan satu tembok psikologis yang mudah ditarik. Pada praktiknya, bid palsu cenderung terkonsentrasi ekstrem di satu harga bulat dan langsung menghilang ketika diuji, sesuatu yang tidak terlihat dalam struktur BULL saat ini.
Jika dibandingkan dengan sisi jual, gambaran menjadi semakin jelas. Antrean offer memang lebih besar secara total, tetapi penyebarannya naik bertahap dari area 408 hingga 426 tanpa satu level pun yang benar-benar berfungsi sebagai penghalang keras. Dalam kondisi bid yang hanya diparkir sementara, kombinasi offer seperti ini biasanya akan langsung mendorong harga terpental tajam.
Faktanya, BULL mampu bertahan di area 406 setelah reli besar, tanpa tekanan jual yang memaksa harga kembali ke bawah 400. Ketahanan ini mengindikasikan bahwa bid yang muncul memiliki daya serap nyata.
Aktivitas frekuensi transaksi memperkuat pembacaan tersebut. Antrean bid di harga-harga atas menunjukkan frekuensi yang relatif aktif dan terdistribusi, menandakan keterlibatan banyak partisipan.
Ini berbeda dengan karakter bid palsu yang biasanya muncul dalam jumlah lot besar namun minim transaksi, seolah hanya dipajang untuk memengaruhi persepsi pasar. Pada BULL, bid terlihat hidup dan terus berinteraksi dengan aliran transaksi.
Posisi bid terhadap rentang pergerakan harian juga tidak kalah penting. Harga terendah hari itu berada di level 358, sementara antrean beli kini berada dekat harga berjalan. Bid yang ditempatkan dekat pasar aktif membawa risiko lebih besar bagi pemasangnya, karena berpotensi langsung tersentuh jika tekanan jual datang tiba-tiba.
Kondisi ini biasanya mencerminkan niat eksekusi, bukan sekadar parkiran aman yang bisa ditarik kapan saja.
Dengan membaca kelima aspek tersebut secara bersamaan, gambaran yang muncul cukup konsisten. Antrean bid tebal pada BULL saat ini lebih condong merepresentasikan niat beli yang nyata dibandingkan sekadar parkiran semu. Namun demikian, satu catatan penting tetap perlu diperhatikan.
Setelah kenaikan dua digit dalam satu hari, fungsi bid bisa berubah. Bid yang awalnya bersifat akumulatif dapat beralih menjadi alat stabilisasi harga untuk membuka ruang distribusi bertahap. Dalam fase ini, harga tidak perlu jatuh untuk menandakan pelemahan; cukup berhenti naik sementara offer perlahan terserap.
BULL belum menunjukkan ciri bid palsu, tetapi sudah memasuki fase di mana ketahanan bid akan terus diuji. Selama lapisan bid di area 406 hingga 404 mampu bertahan dan offer di kisaran 408 hingga 412 diserap secara bertahap, struktur ini masih memberi konfirmasi lanjutan.
Sebaliknya, jika harga bergerak naik tipis lalu antrean bid besar tiba-tiba menghilang bersamaan dengan munculnya offer baru, itu akan menjadi sinyal peralihan dari fase akumulasi menuju distribusi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.