KABARBURSA.COM - Bitcoin kembali merosot ke zona merah setelah sempat mencoba berada di atas USD63.800 (Rp1,04 miliar) pada Rabu 3 Juli 2024. Saat ini, Bitcoin bergerak di kisaran USD60.700–USD61.000, mengalami penurunan sebesar 2,88 persen dalam 24 jam terakhir. Hal ini menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan, meskipun tidak jauh berbeda dengan harga sepekan yang lalu.
Penurunan harga Bitcoin sebagian besar dipengaruhi oleh faktor seperti aksi jual dari Pemerintah Jerman dan ketidakpastian seputar Mt. Gox yang sedang mengembalikan aset mereka. Selain itu, keputusan untuk menunda peluncuran Exchange-Traded Fund (ETF) Ethereum Spot di AS juga mempengaruhi sentimen pasar.
Di sisi lain, ada harapan bahwa peluncuran ETF Ethereum Spot yang tertunda dapat menghidupkan kembali sentimen bullish di pasar kripto. Meskipun demikian, Bitcoin masih berada di bawah tekanan jual yang cukup besar, mencatat penurunan sebesar 18 persen dari harga tertinggi sepanjang masa di USD73.750.
Selain Bitcoin, mata uang kripto lainnya juga mengalami tekanan serupa. Ethereum (ETH) misalnya, mengalami penurunan harga sebesar 16 persen dari puncaknya di USD4.000, saat ini diperdagangkan sekitar USD3.344,98.
Secara teknikal, Bitcoin diperkirakan akan menghadapi support di sekitar USD60.000, dengan indikator Stochastic menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut, meskipun Histogram MACD masih menunjukkan momentum bullish.
Di sisi makroekonomi, data inflasi dan keadaan lapangan kerja AS akan terus dipantau oleh The Fed, yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga di masa mendatang.
Dengan demikian, pasar aset kripto saat ini sedang menghadapi tantangan yang cukup besar, dengan banyaknya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pergerakan harga.
Perdagangan Aset Kripto sepanjang Juni 2024 diliputi berbagai sentimen negatif. Kabar meningkatnya penjualan Bitcoin dari perusahaan penambangan BTC dan dampak komentar Hawkish dari Bank Sentral Amerika Serikat dalam mempertahankan suku bunga tinggi "higher for longer" langsung mempengaruhi pasar.
Efeknya sangat terasa, dengan beberapa aset kripto mengalami penurunan signifikan hingga puluhan persen. Salah satunya adalah Celestia TIA, yang mengalami penurunan 40,91 p dalam satu bulan perdagangan Juni, berdasarkan data CoinMarketCap pada pukul 11.50 WIB.
Celestia merupakan proyek blockchain modular yang mencuri perhatian sejak pertama kali diperdagangkan pada 31 Oktober, bersamaan dengan peluncuran mainnet-nya. Proyek ini mengatasi tantangan skalabilitas dan menjadi favorit di layer 2.
Menurut Ledger, TIA memiliki tiga peran utama dalam menjaga keamanan jaringan. Pemegang TIA dapat mempertaruhkan token mereka untuk berpartisipasi dalam tata kelola Celestia. Pengembang dapat menggunakan TIA untuk membayar layanan ketersediaan data, serta sebagai biaya gas dalam jaringan Proof-of-Stake (PoS) yang menerapkan rollup.
Bitcoin sendiri menghadapi tekanan jual signifikan, dengan penurunan harga mencapai 6,58 persen dalam 30 hari perdagangan, dan sempat mencatat level terendah bulanan di USD58.400 (Rp955 juta).
Pada pertemuan FOMC Juni, The Fed mengumumkan rencana hanya melakukan satu kali pemangkasan suku bunga acuan di tahun 2024, menandai perubahan drastis dari proyeksi sebelumnya yang memprediksi tiga kali pemangkasan. Bank Sentral AS tetap mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam dua dekade, yaitu 5,25 persen–5,50 persen.
Gubernur Federal Reserve Bank of Philadelphia, Patrick Harker, menyatakan pandangannya bahwa satu pemangkasan suku bunga sudah cukup untuk tahun ini. Pemangkasan tersebut dilakukan dengan hati-hati, mengingat proyeksi median dari para pembuat kebijakan yang kini hanya memperkirakan satu kali pemangkasan tahun ini, dibandingkan dengan tiga pemangkasan sebelumnya pada Maret.
Menurut data Coinglass dan laporan Ajaib Kripto, komentar hawkish dari The Fed berdampak buruk pada perdagangan produk ETF Bitcoin Spot di AS, yang mengalami arus keluar mencapai USD580 juta dalam periode 10 – 14 Juni.
Di sisi lain, menurut CryptoQuant, jumlah Bitcoin yang dikirim dari perusahaan penambangan menuju bursa mencatat angka tertinggi dalam dua bulan, menunjukkan peningkatan aktivitas penjualan Bitcoin.
Analisis Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan bahwa keputusan para penambang untuk melepaskan kepemilikan mereka terkait dengan penurunan pendapatan setelah peristiwa Halving. Dengan biaya transaksi yang menurun dan Hashrate jaringan yang tetap tinggi, pendapatan penambang terus mengalami penurunan selama beberapa bulan.
Berikut adalah beberapa aset kripto dengan penurunan paling signifikan dalam sebulan perdagangan Juni 2024 lalu:
- Chiliz (CHZ) harga hari ini USD0,0764, anjlok 46,88 persen
- Beam (BEAM) harga hari ini USD0,01723, ambles 41,18 persen
- Celestia (TIA) harga hari ini USD6,23, ambruk 40,91 persen
- Starknet (STRK) harga hari ini UD0,6927, jatuh 40,88 persen
- Ethena (ENA) harga hari ini USD0,5334, terjungkal 39,14 persen
- Arweave (AR) harga hari ini USD28,93, drop 37,25 persen
- GALA Koin harga hari ini USD0,02781, anjlok 35,25 persen
- Fetch.AI (FET) harga hari ini USD1,43, ambles 32,84 persen
- FLOKI Koin harga hari ini USD0,0001724, jatuh 32,28 persen
- SEI Token harga hari ini USD0,3407, drop 32,45 persen. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.