KABARBBURSA.COM - Pasar kripto kembali bergerak dinamis setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) memicu reaksi positif di berbagai aset berisiko. Bitcoin sebagai barometer utama pasar aset digital, meresponsnya dengan kenaikan menuju level USD110.800 pada perdagangan Sabtu pagi, 25 Oktober 2025.
Untuk saat ini, Bitcoin tampak berada dalam posisi yang relatif kuat. Level USD110.000 kini menjadi area konsolidasi penting sebelum potensi pengujian ke atas menuju zona resistensi berikutnya di sekitar USD115.000–USD118.000.
Sementara itu, Ether diperkirakan akan ikut menikmati efek domino dari keputusan JPMorgan, karena statusnya sebagai aset yang kini diakui sebagai jaminan institusional meningkatkan daya tariknya bagi investor besar.
Menurut data CoinMarketCap, kenaikan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) menerbitkan laporan Consumer Price Index (CPI). Dari data tersebut diketahui inflasi meningkat 3 persen secara tahunan (YoY) pada September, sedikit di bawah ekspektasi sebesar 3,1 persen.
Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat keyakinan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga pada pertemuan yang dijadwalkan 29 Oktober nanti. Karena sebagian besar data ekonomi lainnya tertunda akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintahan AS, CPI menjadi satu-satunya indikator utama yang akan dipertimbangkan oleh The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneter.
Pelaku pasar sendiri langsung menafsirkan laporan tersebut sebagai sinyal positif bagi aset berisiko, termasuk kripto, yang biasanya diuntungkan oleh lingkungan suku bunga rendah dan likuiditas longgar.
Sejumlah ekonom menilai inflasi yang melandai ini menandakan tekanan harga mulai stabil tanpa menekan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Narasi ini kemudian menciptakan suasana optimisme di pasar, di mana investor kembali berani mengambil risiko, dan aset kripto menjadi salah satu tujuan utama.
JPMorgan Bersiap Terima Bitcoin dan Ether Sebagai Jaminan
Momentum positif ini diperkuat oleh kabar besar dari dunia keuangan tradisional. JPMorgan Chase dilaporkan tengah bersiap meluncurkan layanan yang memungkinkan klien institusional menggunakan Bitcoin dan Ether sebagai jaminan pinjaman.
Langkah ini, dilaporkan Bloomberg pada 24 Oktober, menjadi tonggak penting dalam proses integrasi aset digital ke dalam sistem keuangan global arus utama. JPMorgan akan bekerja sama dengan pengawas pihak ketiga untuk memastikan keamanan aset digital yang dijaminkan. Rencana ini memperkuat legitimasi dan kredibilitas mekanisme pinjaman berbasis kripto.
Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari langkah JPMorgan sebelumnya yang telah menerima dana ETF berbasis kripto sebagai bentuk jaminan yang memenuhi syarat. Kini, dengan rencana memperluasnya hingga ke aset kripto langsung seperti Bitcoin dan Ether, bank tersebut menunjukkan pergeseran strategis yang signifikan.
Langkah ini juga menandai perubahan arah internal di lembaga keuangan yang sebelumnya skeptis terhadap aset digital. CEO JPMorgan Jamie Dimon, yang dulu menganggap Bitcoin adalah “penipuan”, kini melunak.
Perubahan sikap JPMorgan juga mencerminkan evolusi pandangan industri keuangan global terhadap kripto. Dari yang awalnya dianggap sebagai instrumen spekulatif dan berisiko tinggi, kini Bitcoin dan Ether mulai diterima sebagai aset institusional yang sejajar dengan saham, obligasi, bahkan emas.
Keterlibatan JPMorgan juga mengirim pesan penting ke pasar bahwa sektor keuangan tradisional mulai membuka diri terhadap ekosistem kripto. Pasar mulai mengakui peran kripto dalam diversifikasi portofolio modern.
Institusi Internasional Sahkan Regulasi Komprehensitf Aset Digital
Sentimen positif terhadap kripto semakin menguat seiring meningkatnya partisipasi institusional. Di tingkat global, beberapa yurisdiksi besar seperti Uni Eropa, Singapura, dan Uni Emirat Arab juga telah mengesahkan regulasi komprehensif yang mendukung aset digital.
Gelombang regulasi yang lebih pasti ini memberi kejelasan hukum dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap masa depan kripto.
Kombinasi antara ekspektasi pelonggaran moneter, penerimaan institusional, dan pergeseran regulasi global menciptakan kondisi yang kondusif bagi kelanjutan reli Bitcoin. Namun, di sisi lain, para analis juga mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi karakter utama pasar kripto.
Reli ini bisa dengan cepat berbalik arah jika ekspektasi terhadap kebijakan The Fed tidak terwujud atau jika harga mengalami koreksi teknikal setelah kenaikan tajam.
Secara keseluruhan, momentum pasar kripto kali ini memperlihatkan bahwa ekosistem digital tidak lagi bergerak di pinggiran sistem keuangan global, melainkan mulai menjadi bagian dari arsitektur utamanya.
Bitcoin, yang dahulu dianggap aset alternatif, kini berdiri di garis depan perubahan paradigma, bukan lagi hanya simbol desentralisasi, melainkan instrumen keuangan yang kian diinstitusionalisasi.(*)
 
      