KABARBURSA.COM - Blue Bird Tbk (BIRD) merupakan salah satu emiten transportasi yang eksis dan menarik untuk diperhatikan. Beberapa pekan terakhir, BIRD menjadi sorotan setelah sahamnya menguat 1,40 persen ke level Rp1.815 pada perdagangan Selasa, 16 September 2025.
Kenaikan ini disertai dengan peningkatan volume pembelian, meski masih tertahan di area moving average 20 (MA20).
Dari perspektif teknikal, MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan harga BIRD tengah memasuki fase awal wave [c] dari wave B, sebuah pola yang biasanya membuka peluang penguatan lanjutan bila mampu menembus area resistensi terdekat.
Karena itu, strategi yang diusulkan adalah buy on weakness di kisaran Rp1.780–Rp1.800 dengan target harga menuju Rp1.850 hingga Rp1.890. Adapun batas risiko atau stop loss dipasang di bawah Rp1.775.
Secara fundamental, valuasi BIRD tergolong menarik. Dengan price-to-earnings ratio (PER) hanya 6,91 kali (TTM) atau 6,39 kali (forward), saham ini diperdagangkan lebih murah dibanding median PER IHSG yang berada di level 8,91 kali. Earnings yield BIRD mencapai 14,48 persen, mengindikasikan imbal hasil laba yang relatif tinggi.
Dari sisi price-to-book value (PBV), saham ini juga masih undervalued di level 0,77 kali, sementara rasio solvabilitas terjaga dengan debt-to-equity ratio 0,29. Profitabilitasnya pun cukup solid, tercermin dari return on equity (ROE) 11,12 persen serta margin laba bersih kuartal terakhir 12,43 persen.
Daya tarik lain dari BIRD adalah konsistensi dalam membagikan dividen. Pada 2025, perusahaan sudah menetapkan dividen Rp120 per saham dengan yield sekitar 6,61 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata dividen di sektor transportasi.
Rasio pembayaran dividen (payout ratio) terjaga di kisaran 44–51 persen dalam tiga tahun terakhir, menandakan komitmen manajemen menjaga imbal hasil bagi pemegang saham tanpa mengorbankan kesehatan arus kas perusahaan.
Dari sisi teknikal harian, indikator memberikan sinyal beragam namun cenderung positif. Relative Strength Index (RSI) berada di 47,65 yang netral, sementara Williams %R dan Commodity Channel Index (CCI) menunjukkan sinyal beli.
Beberapa moving average jangka pendek juga sudah mengindikasikan tren positif, meski dalam jangka menengah masih ada tekanan. Dengan Average Directional Index (ADX) di level tinggi 53,85, volatilitas diperkirakan akan tetap kuat.
Keseluruhan sinyal ini memperkuat pandangan bahwa ada peluang akumulasi di level bawah.
Dengan valuasi yang murah, fundamental yang sehat, kinerja keuangan yang tumbuh, serta potensi dividen yang atraktif, saham BIRD masih layak dipertimbangkan oleh investor. Rekomendasi MNC Sekuritas yang menyarankan buy on weakness sejalan dengan kondisi teknikal dan fundamental tersebut.
Investor jangka menengah hingga panjang dapat memanfaatkan momentum koreksi terbatas untuk mengakumulasi saham, sambil mengantisipasi potensi kenaikan menuju target harga yang telah ditetapkan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.