KABARBURSA.COM - Direktur Operasional dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph mengatakan konversi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) seharusnya diiringi perdagangan karbon (carbon trading) dengan jual beli kredit karbon (carbon credit).
Ia mencontohkan, TransJakarta telah mengonversi ratusan bus konvensional berbahan bakar minyak (BBM) ke bus listrik. Pertama kali dilakukan pada Maret 2022.
"Kita sedang berusaha bahwa TransJakarta sudah dua tahun nih, sampai hari ini Maret 2024 kita belum berhasil dapat satu rupiah pun carbon trading," kata Joseph di Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.
Ia menduga, pemerintah Indonesia yang tidak memiliki keinginan itu menyebabkan perdagangan karbon tidak terlaksana. Ujungnya, TransJakarta belum mendapat karbon kredit dari konversi tersebut.
"Padahal kalau TJ bisa dapatkan carbon trading dari sini, maka orang-orang lain yang punya ide untuk jalanin program-program environment friendly akan melihat bahwa ternyata ada manfaatnya, kita bisa jual carbon creditnya," ujarnya.
Dalam pandangannya, Joseph meyakini bahwa ekosistem jual beli karbon kredit membuka peluang usaha terbaru yang ramah lingkungan. Salah satunya mengenai tata kelola baterai bekas bus listrik.
"Bus listrik setelah 10 tahun dijual itu ada harta karun di dalamnya yang harganya masih tinggi yaitu baterainya," jelas dia.
Adapun baterai bekas bus listrik merupakan benda yang masih bernilai dan berguna. Antara lain baterai bekas itu bisa digunakan untuk solar panel hingga rumah listrik sehingga membuka peluang bisnis baru yang ramah lingkungan.
"Saat saya 2020 datang ke Taiwan saya melihat ada bisnis di sana namanya bisnis battery management system. Ada perusahaan khusus yang ngurusin baterai di perumahan-perumahan sehingga battery management system inilah yang mengatur berapa banyak harus masuk dari PLN, berapa banyak yang kita save, berapa banyak bisa kita stok dari perusahaan listrik, berapa lama kita bisa nyimpan energi dari solar panel, wind panel, atau dari sumber terbarukan lainnya," ungkapnya.
Joseph pun berharap bahwa seharusnya selama dua tahun TransJakarta mengonversi ratusan bus listrik pemerintah bisa mengapresiasi melalui carbon credit. Jangan hanya tindakan itu baik untuk lingkungan tetapi tidak memberikan dampak ekonomi kepada siapa pun.
"Ini bisnis-bisnis baru yang akan timbul kalau carbon credit bisa lancar. Tanpa ini, orang akan melihat bahwa konversi listrik itu cuma ngabisin duit karena baik untuk bumi tapi secara finansial kita enggak punya benefit," tutur dia.
"Dengan carbon credit ini harusnya akan menjadi baik," pungkasnya. (ari/prm)