KABARBURSA.COM – PT Barito Renewables Energy Tbk, dengan kode saham BREN, melalui anak usahanya Star Energy Geothermal, telah merampungkan proyek retrofit pada Unit 4,5,dan 6, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Salak. Lantas, berapa besar potensi keuntungan dari proyek tersebut untuk keuangan perusahaan?
Untuk diketahui, proyek retrofit ini berhasil menambah kapasitas terpasang total sebesar 7,7 megawatt (MW). Artinya, priyek ini berhasil melampaui ekspektasi awal sebesar 7,2 MW. Adapun total investasi untuk proyek tersebut Adalah sebesar USD22,5 juta.
Lebih jauh lagi, selesainya proyek ini membawa total kapasitas terpasang Star Energy Geothermal saat ini menjadi 910,3 MW.
“Inisiatif penambahan kapasitas ini juga sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperkuat kontribusi terhadap transisi energi bersih nasional,” kata Direktur Utama BREN Hendra Soetjipto Tan, dalam keterangan resminya, Senin, 6 Oktober 2025.
Selain pembangkit panas bumi, Barito Wind, yang juga anak usaha Barito Renewables, mengoperasikan pembangkit listrik tenaga angin melalui PLTB Sidrap 1. Adapun kapasitas yang terpasang sebesar 78,75 MW, di Sulawesi, dan telah diakuisisi tahun lalu.
Ilustrasi Potensi Keuntungan
Secara finansial, proyek ini membawa potensi yang cukup menarik bagi BREN. Tambahan kapasitas sebesar 7,7 MW berarti peningkatan produksi listrik sekitar 60.000 megawatt-jam per tahun, dengan tingkat utilisasi pembangkit panas bumi yang umumnya tinggi, mencapai 85–90 persen.
Jika mengacu pada tarif jual listrik panas bumi ke PLN di kisaran 9–11 sen dolar AS per kilowatt-jam, proyek ini berpotensi menghasilkan pendapatan tambahan sekitar 6 juta dolar AS setiap tahun.
Dengan margin EBITDA sektor panas bumi yang mencapai 60–70 persen, proyek retrofit Salak dapat menambah laba operasional sekitar 4 juta dolar AS per tahun.
Secara sederhana, investasi 22,5 juta dolar AS ini memiliki periode pengembalian modal atau payback period sekitar lima hingga enam tahun, dengan estimasi tingkat pengembalian internal (internal rate of return/IRR) di kisaran 13–15 persen per tahun.
Dalam konteks bisnis energi terbarukan yang berorientasi jangka panjang, nilai ini tergolong efisien dan atraktif. Terlebih, umur proyek panas bumi biasanya bisa melampaui dua dekade, yang berarti proyek retrofit Salak akan terus memberikan arus kas stabil bagi BREN dalam jangka panjang.
Dari sisi strategis, proyek ini juga menambah kapasitas total Star Energy Geothermal menjadi 910,3 MW, memperkuat posisinya sebagai salah satu pengembang panas bumi terbesar di Asia Tenggara.
Barito Renewables pun masih memiliki rencana ekspansi yang lebih besar, dengan target menambah lebih dari 100 MW kapasitas pembangkit panas bumi baru dalam beberapa tahun mendatang. Total investasi yang telah diumumkan untuk program ekspansi ini mencapai 365 juta dolar AS, termasuk proyek-proyek yang tengah dikaji di berbagai wilayah Indonesia.
Lebih dari sekadar angka, keberhasilan proyek retrofit Salak juga menegaskan arah transformasi BREN sebagai perusahaan energi yang berorientasi keberlanjutan. Proyek ini bukan hanya menambah kapasitas produksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi aset yang sudah ada tanpa perlu membangun fasilitas baru dari nol. Ini adalah strategi yang lebih cepat dan hemat modal.
Di saat yang sama, langkah ini turut memperkuat reputasi perusahaan di mata investor institusi global, terutama dalam konteks penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang kini menjadi tolok ukur penting bagi valuasi emiten energi.
Dengan tambahan pendapatan dari proyek ini, arus kas BREN ke depan akan semakin kuat untuk menopang ekspansi berikutnya, termasuk diversifikasi portofolio ke pembangkit energi terbarukan lain seperti tenaga angin dan surya.
Penyelesaian proyek retrofit di Salak pada akhirnya tidak hanya menandai keberhasilan teknis, tetapi juga mempertegas strategi besar Barito Renewables dalam memperkuat fondasi bisnis energi bersih yang berkelanjutan.
Dengan proyeksi tambahan pendapatan sekitar 6 juta dolar AS per tahun dan tingkat pengembalian investasi yang solid, proyek ini akan menjadi kontributor penting bagi kinerja keuangan perusahaan.
Lebih jauh lagi, langkah ini juga memperkokoh peran BREN sebagai pionir transisi energi di Indonesia, perusahaan yang tak hanya membangun kapasitas listrik, tetapi juga membangun masa depan energi yang lebih hijau dan efisien.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.