Logo
>

Brent dan WTI Turun Lebih dari 1 Persen, ini Pemicunya

Ditulis oleh Syahrianto
Brent dan WTI Turun Lebih dari 1 Persen, ini Pemicunya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak turun pada perdagangan hari Selasa, 9 Juli 2024. Ini terjadi usai para pedagang mengetahui bahwa gangguan pasokan berkepanjangan dari Badai Beryl tidak mungkin terjadi karena pusat produksi minyak di Texas, Amerika Serikat (AS) mengalami kerusakan yang lebih ringan dari yang dikhawatirkan.

    Harga minyak mentah Brent ditutup pada USD84,66 per barel, turun USD1,09 per barel atau 1,3 persen. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada USD81,41, turun 92 sen atau 1,1 persen.

    Meskipun beberapa situs produksi lepas pantai AS dievakuasi, pelabuhan ditutup, dan pemurnian melambat, kilang utama di sepanjang Pantai Teluk AS tampaknya mengalami dampak minimal setelah Beryl melemah menjadi badai tropis.

    "Indikasi awal menunjukkan bahwa sebagian besar infrastruktur energi berhasil melewati tanpa kerusakan berarti," tulis analis ING Warren Patterson dan Ewa Manthey dalam catatannya.

    Aksi harga di pasar minyak mentah dan bahan bakar mencerminkan ekspektasi yang berkurang akan gangguan pasokan yang terus berlanjut akibat badai tersebut, tambah mereka.

    Texas menyumbang lebih dari 40 persen pasokan minyak mentah di AS, produsen terbesar dunia. "Saat kami mendapatkan lebih banyak laporan dari Texas dan Houston bahwa semuanya agak tergenang tetapi baik-baik saja, kecemasan meninggalkan pasar," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital di New York.

    Pelabuhan pengiriman minyak utama di Texas dijadwalkan untuk dibuka kembali pada hari Selasa, dan beberapa fasilitas sedang meningkatkan output lagi. Beberapa perusahaan pemurnian seperti Marathon Petroleum sedang bersiap untuk memulai kembali unit pemurnian mereka.

    Merespons The Fed

    Investor minyak juga bereaksi campur aduk terhadap komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan pada sidang Kongres pada hari Selasa bahwa ekonomi tidak lagi terlalu panas dan pasar kerja telah mereda.

    Meskipun mengindikasikan kemungkinan pemotongan suku bunga yang semakin dekat, harga minyak turun lebih jauh setelah pernyataan tersebut karena melemahnya ekonomi dapat menghambat permintaan minyak mentah. "Komentar tersebut memiliki dua sisi," kata Kilduff.

    Pasar juga memperhatikan situasi di Timur Tengah. Pada hari Senin, 8 Juli 2024, harga minyak turun 1 persen dengan harapan kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat mengurangi kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak global.

    Pejabat senior AS berada di Mesir untuk pembicaraan pada hari Senin, tetapi kesenjangan masih ada antara kedua belah pihak, kata Gedung Putih, dan Hamas mengatakan dorongan baru Israel ke Gaza mengancam potensi kesepakatan.

    "Futures minyak mentah sedikit menurun pada awal hari Selasa setelah sesi kerugian kedua berturut-turut yang menunjukkan penurunan yang sudah lama ditunggu dari tertinggi sembilan minggu," kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights.

    Diramal Menguat Sepekan

    Harga minyak dunia diprediksi akan menguat pekan ini. Pada perdagangan Senin, 8 Juli 2024, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 1,14 persen ke USD82,48 per barel, sementara minyak Brent melemah 1,11 persen ke USD86,004 per barel.

    Andrew Fischer, analis dari Deu Calion Futures (DCFX), memperkirakan harga minyak akan naik meskipun tidak signifikan, terutama untuk minyak mentah WTI. Menurutnya, salah satu faktor utama adalah berakhirnya perjanjian Petrodollar selama 50 tahun antara Arab Saudi dan Amerika Serikat pada Juni 2024. Arab Saudi memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian tersebut, yang diperkirakan akan mengurangi minat terhadap minyak WTI karena harganya yang cenderung lebih mahal dibandingkan minyak lainnya.

    Meskipun demikian, Fischer mengamati tren kenaikan harga minyak yang didukung oleh analisis trendline dan candlestick. Harga minyak relatif stabil selama jam perdagangan di Asia pada hari ini, meskipun minyak Brent melemah tipis setelah naik 7 persen selama sebulan terakhir.

    Fischer menilai kenaikan harga minyak didorong oleh antisipasi permintaan bahan bakar yang kuat selama musim panas, terutama di Amerika Serikat. Selain itu, data mobilitas yang positif dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga mendukung sentimen pasar minggu ini.

    Sentimen lain datang dari laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan penurunan signifikan persediaan minyak sebesar 12,2 juta barel minggu lalu, jauh di atas proyeksi penurunan sebesar 700.000 barel. Data ekonomi AS juga mempengaruhi pasar minyak, terutama dengan meningkatnya klaim pengangguran dan jumlah pengangguran yang dianggap sebagai indikasi potensial penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS, yang diharapkan dapat mendukung pasar minyak.

    Di sisi suplai, laporan terbaru mengindikasikan bahwa perusahaan minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, berencana mengurangi ekspor minyak dari pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam pada bulan Juli. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi produsen OPEC dengan meningkatnya pasokan minyak dari non-OPEC.

    Selain itu, Saudi Aramco menyesuaikan strategi penetapan harga untuk bulan Agustus, menurunkan harga minyak mentah andalannya, Arab Light, untuk pelanggan Asia menjadi USD1,80 di atas harga rata-rata Oman/Dubai. Penurunan harga ini mencerminkan tantangan yang dihadapi produsen OPEC dalam menghadapi peningkatan pasokan minyak dari non-OPEC.

    Secara keseluruhan, Fischer memprediksi harga minyak WTI cenderung naik meskipun tidak signifikan, didorong oleh berakhirnya perjanjian Petrodollar, permintaan bahan bakar yang kuat selama musim panas, penurunan persediaan minyak, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.