KABARBURSA.COM - Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Laksono Widodo meminta pemerintah mendatang mengelola kebijakan pajak yang memengaruhi kelas menengah dengan cermat.
Hal itu untuk menjawab pertanyaan investor soal implementasi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN 2025) dan kebijakan pemerintah mendatang.
“Bagi pemerintahan yang akan datang, kuncinya adalah berhasil meluncurkan program-program unggulan baru sambil mengelola kebijakan pajak yang memengaruhi kelas menengah dengan cermat,” kata Laksono. Sebagaimana dikutip dari keterangannya di Jakarta, Rabu 11 September 2024.
Dia meyakini anggaran yang diusulkan tahun 2025 berfokus kepada kelancaran transisi, yang memungkinkan integrasi langsung antara inisiatif dan agenda penting pemerintah baru sembari memastikan keberlanjutan proyek-proyek utama. Namun, perlu adanya gambaran yang lebih baik untuk menjawab pertanyaan investor seputar RAPBN 2025.
Untuk itu, BRIDS menghadirkan Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara dalam kegiatan tersebut.
Terkait kelas menengah, Suahasil menyatakan fokus dari pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah selama 10 tahun terakhir adalah untuk mengeluarkan orang dari kelompok yang berada di garis kemiskinan maupun yang rentan miskin, menuju ke kelompok yang lebih tinggi seperti kelompok menuju kelas menengah dan kelas menengah.
Adapun untuk kebijakan lainnya, dia menyatakan APBN dikelola untuk menjadi shock absorber, seperti yang ditunjukkan selama pandemi COVID-19.
“Pemerintah tidak dapat mengorbankan pertumbuhan domestik demi kesehatan anggaran. Selain itu, pengelolaan utang yang bijaksana juga akan menjadi prioritas bagi pemerintahan yang baru,” ujar Wamenkeu.
Soal profil jatuh tempo utang, dia menjelaskan menjaga pertumbuhan nominal Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi akan membantu menjaga level rasio utang Indonesia.
Selain itu, Pemerintah juga fokus pada pengurangan risiko utang dengan mengurangi rasio utang dalam mata uang asing dan penggunaan natural hedging.
Dalam hal stabilitas dan volatilitas anggaran, Pemerintah meyakini bahwa mempertahankan pertumbuhan PDB riil pada 5 persen akan memastikan stabilitas dan mengurangi volatilitas jangka pendek, yang mengarah pada konsolidasi fiskal lebih lanjut dan peningkatan kesehatan anggaran.
Bidik Target Pendapatan Perusahaan
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Laksono Widodo mengungkap perusahaan telah merampungkan lebih dari 25 proyek advisory dengan total valuasi proyek mencapai Rp50 triliun lebih dalam kurun setahun ini. Adapun BRIDS membidik target pendapatan perusahaan tahun ini sebesar Rp61,5 miliar.
“Setahun terakhir, BRIDS berhasil menyukseskan lebih dari 25 proyek advisory dengan total valuasi proyek mencapai lebih dari Rp 50 triliun,” Kata Laksono, di Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2024.
Lanjutanya BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) juga meraih penghargaan bergengsi sebagai Best Small to Mid-cap Corporate Finance House in Indonesia pada 18th Annual Best Financial Institutions Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Alpha Southeast Asia.
Penghargaan ini diberikan atas kinerja luar biasa BRIDS dalam layanan penasehat keuangan selama periode Mei 2023 hingga April 2024. BRIDS berhasil memperlihatkan pembukuan kinerja yang solid, kekuatan likuiditas, dan posisi modal yang kuat, mengingat tantangan dramatis dalam lingkungan operasional selama 18 bulan terakhir.
Laksono Widodo, Direktur Utama BRIDS, mengungkapkan bahwa penghargaan ini merupakan pengakuan atas kontribusi layanan penasehat keuangan perusahaan yang sangat baik dalam setahun terakhir. Layanan ini berhasil mendongkrak pendapatan BRIDS sebesar 30 persen, meningkat dari 21 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode penilaian, BRIDS turut sukses dalam mendukung berbagai proyek strategis, termasuk divestasi saham PT Waskita Toll Road (WTR) di PT Trans Jabar Toll (TJT) dan akuisisi 803 tower PT Gametraco Tunggal oleh PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dengan total nilai transaksi hingga Rp1,75 triliun.
Salah satu proyek terbesar yang berhasil diselesaikan adalah kerja sama strategis antara PT Pertamina Bina Medika IHC (Pertamedika IHC) dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan Swire Pacific Ltd (Swire) dari Hongkong, dengan nilai transaksi mencapai Rp3 triliun.
Kemudian hingga Juni 2024, perusahaan telah menyelesaikan sebanyak 12 proyek penasehat keuangan dengan total nilai transaksi hingga mencapai Rp3,8 triliun.
Kinerja Keuangan BRIDS
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) layanan reksa dana perusahaan pada tahun 2024. Perusahaan berencana meningkatkan AUM hingga 50 persen dari tahun sebelumnya, mencapai Rp300 miliar pada akhir tahun, naik dari Rp200 miliar pada tahun 2023.
Peningkatan ini sejalan dengan potensi pertumbuhan investor reksa dana yang signifikan di Indonesia. Menurut data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2023, investasi dalam reksa dana terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat sejak tahun 2020, dengan peningkatan sebesar 18,87 persen.
Mayoritas investor individu didominasi oleh laki-laki, yang mencakup 62,33 persen dari total aset sebesar Rp1.150,28 Triliun. Sementara itu, investor perempuan menyumbang 37,67 persen dengan total aset Rp240,22 Triliun. Dari segi usia, investor di bawah 30 tahun mendominasi dengan porsi 56,43 persen, yang memiliki total aset sebesar Rp35,09 Triliun.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.