KABARBURSA.COM - PT Bumi Serpong Damai Tbk atau emiten berkode saham BSDE anggota kelompok properti Sinar Mas Land, mencatatkan pencapaian prapenjualan sebesar Rp9,72 triliun sepanjang tahun 2024.
Angka itu diklaim melampaui target yang telah ditetapkan sebesar Rp9,50 triliun dan mencerminkan pertumbuhan sebesar 2 persen dibandingkan realisasi prapenjualan tahun sebelumnya.
Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, menyampaikan bahwa pencapaian ini menjadi bukti daya tarik kuat dari portofolio produk properti perusahaan.
"Kami bangga dengan pencapaian ini yang menunjukkan daya tarik kuat dari portofolio produk properti kami. Pencapaian ini menjadi dorongan positif menuju tahun 2025, kata Hermawan melalui keterangannya pada Kamis, 6 Januari 2025.
Dia mengaku optimis terhadap prospek industri properti, terutama dengan kebijakan terkini pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia yang kami yakini masih dapat memberikan stimulus tambahan bagi permintaan konsumen.
Sepanjang 2024, BSDE mempertahankan posisinya sebagai salah satu pengembang properti terkemuka, terutama di segmen residensial. Dari total prapenjualan yang dicapai, segmen residensial memberikan kontribusi terbesar sebesar Rp5,40 triliun atau 56 persen dari total pencapaian.
Kontribusi utama berasal dari proyek Nava Park, Tresor, The Zora, Hiera, Tanakayu, dan Terravia yang berlokasi di BSD City. Selain itu, proyek-proyek baru seperti The Kaia dan Klasika di Grand Wisata Bekasi serta klaster Townville di Grand City Balikpapan juga berkontribusi terhadap segmen ini.
Sementara itu, segmen komersial yang mencakup penjualan lot tanah, ruko, dan apartemen menyumbang Rp3,76 triliun atau sekitar 39 persen dari total prapenjualan.
Pencapaian ini ditopang oleh produk seperti Cascade Studio Loft, West Village Business Park, Northridge Ultimate di BSD City, North Square District di Kota Wisata Cibubur, Apartemen Southgate dan Aerium di Jakarta, serta Akasa dan Upper West di BSD City.
Selain itu, penjualan lahan kepada perusahaan joint venture juga memberikan kontribusi sebesar Rp565 miliar atau setara dengan 6 persen dari total prapenjualan.
Dari sisi lokasi, proyek-proyek di BSD City memberikan kontribusi terbesar, yakni sekitar 67 persen dari total prapenjualan.
Proyek Nava Park menyumbang 8 persen, The Zora sebesar 7 persen, dan Hiera sebesar 5 persen. Sementara itu, Grand Wisata Bekasi dan Kota Wisata Cibubur masing-masing memberikan kontribusi sebesar 13 persen dan 6 persen terhadap total prapenjualan.
Hermawan yakin BSDE berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan prapenjualan yang berkelanjutan. Ke depan, perusahaan akan terus melanjutkan pengembangan proyek yang tersebar di sembilan kota besar di Indonesia, termasuk Jabodetabek, Medan, Palembang, Surabaya, Semarang, Balikpapan, Samarinda, Makassar, dan Manado.
Menurut dia situasi ekonomi yang semakin kondusif serta dukungan pemerintah terhadap sektor properti menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan BSDE.
Menyikapi wacana perpanjangan insentif pemerintah berupa kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPNDTP), BSDE menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tersebut.
"Kami percaya kebijakan ini akan memberikan efek positif yang signifikan terhadap percepatan pertumbuhan industri properti, khususnya di segmen rumah tapak untuk pasar menengah dan bawah," tutur dia.
Hermawan menyatakan bahwa dengan dukungan kebijakan pemerintah serta strategi pengembangan produk yang tepat, BSDE optimis dapat menjaga momentum pertumbuhan berkelanjutan.
Di tengah keuntungan yang di peroleh BSDE, penjualan saham di Bursa Efek Indonesia hari ini pukul 09.48 WIB, memerah minus 0,53 persen atau turun 5 poin ke level 930.
Valuasi Saham BSDE
Sementara untuk laporan keuangannya, dilansir dari Stockbit, BSDE mencatatkan rasio harga terhadap laba atau price to earnings ratio tahunan sebesar 5,47 kali, sementara rasio harga terhadap laba berbasis trailing twelve months atau TTM berada di level 6,84 kali.
Rasio P/E berdasarkan TTM mencatatkan angka 6,84 kali. Ini menunjukkan bahwa harga saham BSDE masih relatif murah jika dibandingkan dengan laba yang dihasilkan dalam 12 bulan terakhir. Rasio ini juga lebih rendah daripada median P/E untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencapai 7,82 kali. P/S ratio berdasarkan TTM tercatat 1,38 kali, yang memberikan indikasi bahwa saham BSDE dihargai pada 1,38 kali lipat dari total pendapatan yang diperoleh dalam 12 bulan terakhir.
Laba per saham untuk BSDE berdasarkan TTM adalah Rp135,95.
Arus kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasional BSDE selama 12 bulan terakhir tercatat sebesar Rp1,607 miliar. EBITDA yang dihitung berdasarkan TTM adalah Rp4,852 miliar. Kas per saham per kuartal untuk BSDE tercatat sebesar Rp381,18, yang memberikan indikasi jumlah kas yang dimiliki perusahaan per lembar saham pada periode terakhir.
Free cash flow tercatat Rp792 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan cukup kas bebas untuk membayar utang atau diinvestasikan kembali.
Pendapatan berbasis mencapai Rp14,298 miliar, sementara laba kotor tercatat sebesar Rp8,338 miliar, terlihat margin keuntungan yang baik. Laba bersih berbasis tercatat Rp2,878 miliar, menunjukkan profitabilitas yang cukup baik meskipun ada penurunan kinerja dalam harga saham. (*)