KABARBURSA.COM – PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA, anak usaha PT BUMA Internasional Grup Tbk atau dalam kode saham DOID mengumumkan pendirian empat anak usaha baru di Australia sebagai bagian dari strategi ekspansi jangka panjang perusahaan
Direktur Utama BUMA, Indra Dammen Kanoena dalam keterangan resminya menyatakan bahwa keempat anak usaha tersebut akan beroperasi sebagai sub-holding dalam Grup Moura Materials.
Anak usaha yang baru dibentuk adalah Moura Materials HoldCo Pty Ltd, Moura Materials MidCo Pty Ltd, Moura Materials BidCo Pty Ltd, dan Moura Materials Services Pty Ltd. Seluruh entitas ini berdomisili di South Brisbane, Australia.
“Pendirian Moura Materials Group merupakan langkah strategis dalam mendukung visi jangka panjang perusahaan,” ujar Indra melalui keterangan tertulisnya pada Jumat, 14 Maret 2025.
Menurut laporan yang disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dalam struktur kepemilikan, Moura Materials HoldCo Pty Ltd sepenuhnya dimiliki oleh BUMA, sementara Moura Materials MidCo Pty Ltd, Moura Materials BidCo Pty Ltd, dan Moura Materials Services Pty Ltd dimiliki secara berjenjang oleh induk usaha masing-masing dalam grup tersebut.
BUMA menegaskan bahwa pendirian Grup Moura Materials tidak memiliki dampak material terhadap operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, atau keberlangsungan usaha perusahaan. Hal ini sejalan dengan strategi perseroan dalam memperkuat eksistensi bisnis di sektor jasa pertambangan batu bara secara global.
Sebagai informasi, BUMA merupakan salah satu kontraktor pertambangan batu bara terbesar di Indonesia yang menyediakan layanan penambangan kepada sejumlah perusahaan tambang besar. Perusahaan tersebur merupakan bagian dari Delta Dunia Group dan telah beroperasi sejak tahun 1998.
Dukung Kontrak Jumbo di Australia?
Pendirian empat anak usaha baru di Australia melalui Grup Moura Materials diasumsikan sebagai langkah strategis untuk mendukung dan mengelola proyek-proyek pertambangan bernilai besar yang telah diamankan oleh BUMA Australia.
Dengan struktur organisasi yang lebih terfokus, BUMA dapat meningkatkan efisiensi operasional, manajemen proyek, dan pengawasan terhadap kontrak-kontrak besar tersebut. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk memperkuat eksistensinya di sektor jasa pertambangan batu bara secara global dan memastikan keberlanjutan serta pertumbuhan bisnis di pasar Australia.
Sebelumnya, melalui anak perusahaannya BUMA dan BUMA Australia, telah memperkuat posisinya di industri pertambangan Australia dengan mengamankan sejumlah kontrak bernilai besar antara tahun 2022 hingga 2024.
Pada Februari 2022, BUMA Australia menandatangani kontrak senilai AUD320 juta dengan Bowen Coking Coal untuk proyek batu bara kokas semi keras di Broadmeadow East. Proyek ini, yang berlokasi 25 km timur laut Moranbah di Central Bowen Basin, Queensland, direncanakan memproduksi 4,8 juta ton batu bara run-of-mine (ROM) per tahun selama empat tahun. Kontrak tiga tahun ini, dengan opsi perpanjangan satu tahun, berpotensi memberikan pendapatan tahunan yang dihasilkan dari kontrak ini sekitar AUD106,7 juta, yang setara dengan sekitar Rp1,1 triliun per tahun.
Pada September 2022, BUMA Australia mendapatkan perpanjangan kontrak dari BHP dan Mitsubishi Alliance (BMA) untuk terus menyediakan jasa penambangan di tambang Goonyella Riverside, sebuah tambang batu bara metalurgi di Bowen Basin, Central Queensland.
Perpanjangan kontrak senilai AUD400 juta ini berlaku selama tiga tahun, dengan opsi perpanjangan dua tahun, dan menargetkan produksi tahunan rata-rata sebesar 36 juta bank cubic meters (bcm). Keberhasilan ini mencerminkan hubungan kerja yang solid antara BUMA Australia dan BMA selama lebih dari 14 tahun. Perpanjangan kontrak ini memastikan pendapatan tahunan sekitar AUD200 juta (sekitar Rp2,07 triliun) hingga Juni 2026.
Selanjutnya, pada September 2024, BUMA Australia memperoleh perpanjangan kontrak di Tambang Meandu, Queensland, bersama TEC Coal Pty Ltd, anak perusahaan Stanwell Corporation. Kontrak ini bernilai AUD200 juta per tahun dan berlaku hingga Juni 2026. Dengan produksi tahunan mencapai 35 juta bcm dan volume batu bara sekitar 7 juta ton, perpanjangan ini menegaskan kontribusi penting BUMA Australia dalam industri pertambangan global.
Kontrak ini memberikan pendapatan sekitar AUD40 juta (sekitar Rp399,1 miliar) per tahun. Dengan opsi perpanjangan, total nilai kontrak dapat mencapai AUD 120 juta (sekitar Rp1,2 triliun), yang akan meningkatkan pendapatan DOID secara signifikan.
Kontrak-kontrak strategis ini tidak hanya memperkuat kehadiran DOID di pasar Australia tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Dengan total nilai kontrak mencapai AUD920 juta selama periode tersebut, BUMA Australia menunjukkan dedikasinya dalam memberikan layanan pertambangan yang unggul dan berkelanjutan.
Kinerja Solid BUMA Internasional Grup
BUMA Internasional Grup melaporkan kinerja keuangan konsolidasian interim untuk periode yang berakhir pada 30 September 2024. Selama sembilan bulan pertama tahun 2024, DOID membukukan pendapatan sebesar USD1,35 miliar, sedikit menurun 0,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD1,36 miliar.
Namun, beban pokok pendapatan meningkat 3,4 persen menjadi USD1,22 miliar, dibandingkan USD1,18 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Akibatnya, laba bruto mengalami penurunan 28 persen menjadi USD130,87 juta dari sebelumnya USD181,73 juta.
Pada periode ini, DOID mencatat rugi bersih sebesar USD 13,96 juta, berbalik dari laba bersih USD 21,66 juta yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Total aset per 30 September 2024 mencapai USD 2,52 miliar, dengan total liabilitas sebesar USD 2,15 miliar. Ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 366 juta.
Arus kas operasi selama sembilan bulan pertama tahun 2024 tercatat sebesar USD 4,62 juta. Namun, arus kas investasi menunjukkan angka negatif USD 4,74 juta, sementara arus kas pembiayaan mencapai USD 89 juta.
Dari sisi profitabilitas, margin laba kotor tercatat 12,02 persen, margin laba operasi 5,64 persen, dan margin laba bersih 3,50 persen.
Per tanggal 30 September 2024, kapitalisasi pasar DOID mencapai USD 307,6 juta, dengan total saham beredar sebanyak 7,65 miliar lembar.
Selama periode tersebut, harga saham DOID mengalami fluktuasi, dengan penurunan 2,43 persen dalam satu pekan terakhir, 6,94 persen dalam satu bulan, 35,16 persen dalam tiga bulan, dan 44,17 persen dalam enam bulan terakhir. Namun, secara tahunan, harga saham hanya turun 5,19 persen, dan dalam tiga tahun terakhir justru naik 8,65 persen.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan DOID selama sembilan bulan pertama tahun 2024 menunjukkan tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait peningkatan beban pokok pendapatan dan penurunan laba bersih. Manajemen diharapkan dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan profitabilitas dan nilai bagi para pemegang saham. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.