KABARBURSA.COM – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merampungkan akuisisi 99,68 persen saham Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga berbasis di Australia, setelah memperoleh persetujuan Australian Foreign Investment Review Board (FIRB) pada 8 Oktober 2025.
Perseroan menyatakan proses menuju kepemilikan penuh 100 persen ditargetkan selesai pada November 2025. Aksi korporasi ini menandai perluasan portofolio BUMI dari batubara ke mineral strategis dan kritis yang tengah diburu pasar global.
Manajemen menegaskan akuisisi Wolfram sejalan dengan strategi diversifikasi jangka panjang, termasuk membuka peluang hilirisasi di komoditas emas dan tembaga.
“Dengan selesainya transaksi ini, Bumi Resources mengambil langkah penting dalam perjalanan diversifikasinya,” ujar Adika Nuraga Bakrie, Presiden Direktur Bumi Resources.
Ia menambahkan, ekspansi ke mineral strategis dan mineral kritis sejalan dengan tren permintaan global serta memperkuat komitmen kami terhadap pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
BUMI menyebut akuisisi ini memberi akses pada potensi produksi emas dan tembaga dalam jangka dekat. Kontribusi tersebut diharapkan memperbaiki profil pendapatan sekaligus menambah nilai bagi pemegang saham di luar siklus batubara.
Pernyataan resmi dalam versi berbahasa Inggris juga menekankan langkah ini sebagai tonggak penting diversifikasi serta peluang untuk memperkuat kinerja berkelanjutan perseroan.
Persetujuan FIRB menjadi elemen kunci yang mengakhiri fase negosiasi dan due diligence atas term sheet yang diteken awal tahun. Dengan payung regulasi yang telah dipenuhi, BUMI tinggal menuntaskan proses administratif menuju 100 persen kepemilikan pada bulan depan.
Emiten menyiratkan bahwa aset Wolfram memiliki kesiapan operasional yang memungkinkan kontribusi lebih cepat ke pendapatan konsolidasian.
Dari sisi strategi korporasi, perpindahan sebagian eksposur dari batubara ke mineral tematik transisi energi seperti tembaga sejalan dengan peta permintaan jangka panjang global. BUMI memposisikan diri agar tidak hanya bergantung pada pergerakan harga batubara, tetapi juga pada siklus komoditas logam yang dikaitkan dengan elektrifikasi dan infrastruktur energi.
Dalam pernyataan resmi, manajemen menyebut diversifikasi ini ditujukan untuk memperkuat nilai jangka panjang dan keberlanjutan bisnis.
Bagi investor, beberapa hal menjadi perhatian setelah akuisisi: pertama, jadwal realisasi 100 persen kepemilikan pada November 2025 berpotensi menjadi katalis lanjutan. Kedua, kejelasan rencana operasi dan hilirisasi Wolfram akan memengaruhi kecepatan translasi ke kinerja keuangan BUMI.
Ketiga, kesiapan pendanaan dan struktur neraca penting untuk menjaga profil risiko seiring ekspansi lintas komoditas. Poin-poin ini akan menjadi variabel yang dipantau pasar pada rilis kinerja berikutnya.
Adika Nuraga Bakrie menekankan bahwa perluasan ke mineral strategis dilakukan untuk “memberikan nilai tambah bagi pemegang saham” melalui akses ke potensi produksi jangka dekat. Narasi tersebut mempertegas fokus BUMI untuk meningkatkan kualitas arus kas dan menambah penopang pendapatan non-batubara dalam beberapa kuartal mendatang.
Dengan kerangka regulasi Australia yang relatif ketat, lampu hijau FIRB juga memberi sinyal penerimaan atas rencana pengembangan aset Wolfram di bawah payung BUMI. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.