KABARBURSA.COM - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan setoran dividen dari laba tahun buku 2024 sebesar Rp85,5 triliun, meningkat Rp5 triliun dari target sebelumnya sebesar Rp80,8 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir, menyatakan bahwa target setoran dividen tersebut akan disumbang oleh berbagai sektor, mulai dari industri keuangan, telekomunikasi, hingga pertambangan.
"Namun, dalam dua sampai tiga tahun ke depan, kami harapkan lini usaha yang lain juga dapat memberikan dividen," kata Erick saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, belum lama ini.
Naiknya setoran dividen ini juga memberikan berkah bagi investor pasar modal. Mereka akan dapat menikmati pembagian dividen dari emiten pelat merah. Ada beberapa emiten BUMN yang diproyeksikan memberikan dividen jumbo, terutama yang tergabung dalam indeks IDX High Dividend20, yaitu:
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho, memproyeksikan bahwa BUMN dari sektor komoditas berpotensi memberikan dividend payout ratio (DPR) yang besar, terutama karena harga komoditas seperti batu bara sudah kembali stabil.
Secara historis, emiten tambang termasuk yang royal dalam memberikan setoran jumbo, misalnya ANTM, mengalokasikan 100 persen laba bersih tahun 2023 sebagai dividen, sebesar Rp3,08 triliun. Pembagian ini memberikan setiap pemegang saham ANTM keuntungan sebesar Rp128,07.
PTBA juga pernah membagikan seluruh keuntungannya kepada pemegang saham lewat dividen dari laba tahun buku 2021 dan 2022. Namun, dari laba 2023 DPR PTBA hanya memberikan 75 persen keuntungan.
Selain sektor komoditas, BUMN sektor telekomunikasi dan semen juga berpeluang memberikan DPR yang menarik kepada investor.
Adityo memproyeksikan bahwa dividen dari emiten bank pelat merah tahun ini akan cukup konservatif, karena perbankan perlu dana untuk memperkuat modal.
Di sisi lain, Senior Research Analyst Lotus Sekuritas Fath Aliansyah, memproyeksikan dividen jumbo akan datang dari BMRI, BBRI, BBNI, dan TLKM dari sektor infrastruktur. Fath menambahkan, perbankan memiliki permodalan yang kuat sehingga tidak memerlukan suntikan dana dan memiliki laba yang masih bertumbuh dengan persentase satu digit hingga double digit di tahun ini.
"Untuk TLKM, kinerja arus kas tergolong stabil, jadi potensi pembagian dividen bisa dipastikan untuk tahun ini," ucapnya.
Dengan target setoran dividen yang meningkat dan berbagai sektor yang berkontribusi, Kementerian BUMN berharap dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi para investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kontribusi Besar BUMN di Semester I-2024
BUMN benar-benar memberikan kontribusi besar ke kas negara hingga akhir Juni 2024. Menurut laporan terbaru dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi setoran dividen BUMN melonjak tajam, mencapai Rp60,1 triliun pada semester I-2024. Angka ini setara dengan 70 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024.
Laporan berjudul Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN 2024 dari Kemenkeu mengungkapkan peningkatan signifikan ini. Setoran dividen BUMN naik drastis sebesar 41,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp42,4 triliun.
"Peningkatan pendapatan KND (kekayaan negara dipisahkan) ini terutama didorong oleh peningkatan setoran dividen BUMN, berkat membaiknya kinerja BUMN di sektor perbankan dan nonperbankan pada tahun buku 2023," tulis Kemenkeu dalam dokumen tersebut.
Untuk semester kedua tahun ini, Kemenkeu memperkirakan pendapatan KND akan mencapai Rp25,8 triliun atau 30 persen dari target APBN 2024. Dengan demikian, total realisasi pendapatan KND sampai akhir tahun diprediksi mencapai Rp85,5 triliun.
Tidak hanya itu, penerimaan negara secara keseluruhan pada tahun ini diproyeksikan akan mencapai Rp2.802,5 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,7 persen yoy.
Realisasi setoran dividen dari BUMN ke kas negara menunjukkan peningkatan signifikan pada semester I-2024, mencapai Rp60,1 triliun atau 70 persendari target APBN 2024. Peningkatan sebesar 41,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu ini didorong oleh kinerja yang membaik dari BUMN di sektor perbankan dan nonperbankan.
Kementerian Keuangan memproyeksikan bahwa pendapatan KND pada semester kedua akan mencapai Rp25,8 triliun, sehingga total pendapatan KND sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai Rp85,5 triliun. Secara keseluruhan, penerimaan negara tahun ini diprediksi mencapai Rp2.802,5 triliun, tumbuh sebanyak 0,7 persen year on year (yoy).(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.