KABARBURSA.COM – Pasar saham Asia memulai pekan dengan tekanan serempak. Pergerakan indeks di sejumlah pusat keuangan utama menunjukkan bahwa investor kembali memasuki fase defensif, di tengah kombinasi ketidakpastian global, kebijakan perdagangan baru di kawasan, serta tensi geopolitik yang kembali muncul ke permukaan.
Jepang: Tekanan Yen dan Rotasi Sektor
Di Tokyo, Nikkei 225 berakhir di 48.625,88, melemah 2,40 persen atau 1.198,06 poin. Sentimen pasar terseret oleh penguatan yen yang bergerak tidak menguntungkan bagi eksportir di mana sektor yang selama ini menjadi motor penggerak indeks.
Beberapa hari terakhir, pelaku pasar juga menimbang kemungkinan penyesuaian kebijakan oleh Bank of Japan, terutama jika tren inflasi tetap di atas perkiraan. Kombinasi faktor tersebut mengakibatkan rotasi cepat keluar dari saham otomotif dan teknologi.
Korea Selatan: Efek Turunan Kebijakan Perdagangan
Berbeda dengan volatilitas di Tokyo, Kospi menutup sesi di 3.853,26 tanpa penurunan signifikan, tetapi berada dalam suasana pasar yang cenderung berhati-hati.
Melansir The Korea Times pada 20 November 2025, pemerintah Korea Selatan menaikkan tarif anti-dumping terhadap sejumlah produk kimia dan baja asal Tiongkok.
Kebijakan tersebut memicu penyesuaian portofolio di sektor manufaktur dan elektronik, mengingat sebagian perusahaan Korea beroperasi dalam rantai pasok yang terhubung erat dengan pemasok di Tiongkok.
Meski indeks relatif stabil, pasar mencermati potensi respon balasan Beijing serta dampaknya terhadap biaya input industri teknologi.
Tiongkok Daratan: Pasar Masih Menunggu Sinyal Baru
Di Shanghai, SSE Composite turun 2,45 persen ke posisi 3.834,89. Penurunannya memperlihatkan bahwa kekhawatiran atas lemahnya konsumsi domestik belum mereda.
Industri properti yang masih dalam fase koreksi struktural juga terus memberi tekanan pada persepsi risiko. Dengan belum adanya stimulus baru dari otoritas, investor institusional memilih mengurangi eksposur terhadap aset berisiko dan menunggu arah kebijakan ekonomi yang lebih tegas.
Hong Kong: Sentimen Terganggu oleh Ketegangan Regional
Sementara itu, Hang Seng ditutup pada 25.220,02, melemah 2,38 persen atau 615,55 poin. Menurut South China Morning Post, pasar Hong Kong bergerak di bawah bayang-bayang meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Tokyo terkait aktivitas masing-masing negara di wilayah perairan yang disengketakan.
Kondisi ini mendorong volatilitas di sektor keuangan dan teknologi, sekaligus membuat arus modal asing kembali menunjukkan pola keluar setelah sempat stabil pada pekan sebelumnya.(*)