Logo
>

Bursa Eropa Jatuh dalam Gejolak Teknologi Global

Saham teknologi (.SX8P) menjadi sektor yang paling terpukul, turun 3,1 persen

Ditulis oleh Syahrianto
Bursa Eropa Jatuh dalam Gejolak Teknologi Global
Bursa saham Inggris, FTSE (Foto: Flickr)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham Eropa jatuh ke level terendah dalam hampir sebulan pada Senin, 10 Maret 2025, terbebani oleh penurunan saham teknologi yang dijual investor di seluruh dunia karena ketidakpastian terkait tarif AS yang terus berlanjut.

    Seperti dikutip dari Reuters, Indeks STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX) turun 1,3 persen setelah pada hari Jumat sebelumnya menghentikan rekor kemenangan selama 10 minggu berturut-turut.

    Saham teknologi (.SX8P) menjadi sektor yang paling terpukul, turun 3,1 persen ke level terendah sejak akhir Januari. Perubahan kebijakan perdagangan AS yang cepat dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar dunia mendorong investor untuk menghindari risiko.

    Indeks Nasdaq (.IXIC) yang didominasi saham teknologi di AS turun 4 persen ke level terendah dalam hampir enam bulan.

    "Banyak investor secara global sedang mengevaluasi kembali risiko mereka. Sektor teknologi yang paling terdampak karena ketika ada aksi ambil untung atau pengurangan risiko, saham yang paling aktif akan terkena dampaknya paling besar," kata Steve Sosnick, kepala analis pasar di Interactive Brokers.

    "Pemotongan besar dalam belanja pemerintah dan potensi penambahan tarif... dapat dimengerti mengapa investor semakin khawatir akan pertumbuhan ekonomi."

    Sektor perbankan (.SX7P) dan barang industri (.SXNP), yang mencakup saham pertahanan, masing-masing turun 2,7 persen dan 2,1 persen. Kedua sektor ini sebelumnya mengalami reli setelah Jerman mengumumkan paket fiskal besar dan prospek peningkatan belanja pertahanan di kawasan tersebut.

    Partai Hijau Jerman berjanji untuk memblokir rencana kanselir yang kemungkinan besar akan terpilih, Friedrich Merz, untuk peningkatan besar dalam utang negara, tetapi masih membuka kemungkinan kompromi terkait reformasi militer dan pemulihan pertumbuhan ekonomi.

    Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait rencana Jerman untuk mengalokasikan 500 miliar euro (USD541 miliar) guna investasi infrastruktur selama 10 tahun.

    Analis di Deutsche Bank mengatakan bahwa kegagalan dalam mengesahkan reformasi yang diusulkan akan sangat membatasi ekspansi fiskal dalam empat tahun ke depan, merusak kredibilitas pemerintahan baru, dan menyebabkan fragmentasi politik di Jerman.

    Meskipun sebagian besar subsektor di STOXX mengalami penurunan, sektor utilitas (.SX6P) dan otomotif & suku cadang (.SXAP) menjadi titik terang, masing-masing naik lebih dari 1,2 persen.

    Dari sisi ekonomi, output industri Jerman meningkat pada Januari, tetapi ekspor mengalami penurunan tajam. Investor menanti data inflasi Jerman yang akan dirilis minggu ini. Tarif 25 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump menjadi perhatian utama karena AS tidak mencari kesepakatan untuk menghindarinya.

    Saham Novo Nordisk anjlok 8,1 persen setelah perusahaan mengungkapkan hasil uji coba tahap akhir obat obesitasnya, CagriSema, yang lebih lemah dari ekspektasi.

    Sementara itu, saham Verallia (VRLA.PA) naik 3,7 persen setelah keluarga Moreira Salles dari Brasil mengumumkan rencana untuk mengajukan penawaran pengambilalihan seluruh saham perusahaan pembotolan Prancis tersebut dengan harga 30 euro (USD32,51) per saham, sehingga menilai perusahaan sebesar 6,1 miliar euro.

    Ketakutan Akan Tarif Seret FTSE 100

    Indeks acuan Inggris jatuh ke level terendah dalam hampir lima minggu pada Senin, mengikuti aksi jual ekuitas global di tengah kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian terkait tarif AS yang terus membayangi investor.

    Indeks FTSE 100 (.FTSE) turun 0,9 persen, mencatat sesi penurunan kelima berturut-turut, dan ditutup di level terendah sejak 4 Februari.

    Sementara itu, indeks midcap FTSE 250 (.FTMC) turun 1,3 persen, mencapai level penutupan terendah sejak Januari.

    Investor tetap khawatir tentang eskalasi perang dagang global setelah Presiden AS Donald Trump menolak untuk memprediksi apakah ekonomi terbesar dunia akan menghadapi resesi akibat tarif yang diberlakukan terhadap Meksiko, Kanada, dan China terkait fentanyl.

    "Ketidakpastian tentang dampak tarif Trump menghantui pasar keuangan di awal minggu," kata Susannah Streeter, kepala pasar uang dan pasar modal di Hargreaves Lansdown.
      "Prospek resesi di AS semakin mengintai, dengan kepercayaan konsumen menurun, perusahaan menghadapi kompleksitas perdagangan yang meningkat, dan investor menjadi semakin gugup."

    Pasar saham global turun, dengan Nasdaq yang didominasi saham teknologi jatuh ke level terendah dalam hampir enam bulan, di tengah kekhawatiran bahwa perang tarif yang semakin sengit dapat memicu perlambatan ekonomi terbesar dunia.

    Saham pertahanan (.FTNMX502010), yang sebelumnya mendapat keuntungan dari prospek peningkatan belanja militer, terus kehilangan keuntungan dan turun sekitar 4,5 persen, menjadi sektor yang mengalami penurunan terbesar.

    Saham Clarkson (CKN.L) anjlok 20,3 persen setelah perusahaan jasa pelayaran tersebut memperingatkan dampak ketidakpastian geopolitik terhadap prospek jangka pendeknya.

    Sementara itu, saham Assura (AGRP.L) melonjak 14,3 persen setelah perusahaan investasi real estat perawatan kesehatan Inggris mengatakan akan mempertimbangkan tawaran senilai 1,61 miliar pound (USD2,1 miliar) dari grup ekuitas swasta AS KKR (KKR.N) dan Stonepeak Partners.

    Saham Deliveroo (ROO.L) naik 0,8 persen setelah perusahaan layanan pengiriman makanan itu mengumumkan akan keluar dari operasinya di Hong Kong dan menjual beberapa asetnya ke foodpanda milik Delivery Hero (DHER.DE).

    Sementara itu, survei menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Inggris melemah pada Februari, dengan perekrutan yang lebih lambat dan kenaikan gaji awal terkecil dalam empat tahun. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.