Logo
>

Cacar Monyet Dongkrak Saham Kesehatan Asing, di Indonesia?

Ditulis oleh Yunila Wati
Cacar Monyet Dongkrak Saham Kesehatan Asing, di Indonesia?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa varian baru wabah cacar monyet atau Mpox yang menyebar dengan cepat di Afrika telah menjadi keadaan darurat kesehatan global. Langkah ini diambil untuk mengatasi penyebaran virus yang berpotensi mematikan.

    Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan keprihatinannya terhadap penyebaran Mpox jenis baru di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan kasus-kasus yang mulai muncul di negara-negara tetangga yang sebelumnya tidak terpengaruh oleh wabah ini. WHO juga memperingatkan tentang risiko penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya.

    Keputusan WHO ini telah memicu lonjakan sentimen positif pada saham perusahaan farmasi. Para investor bergegas memborong saham produsen vaksin dan produk medis lainnya yang dianggap dapat membantu mengatasi varian Mpox yang menyebar cepat. Saham apa saja?

    1. Di Jepang, saham Precision System Science Co., pemasok peralatan medis, meroket hingga 36 persen.
    2. Di China, saham Shanghai ZJ Bio-Tech Co., produsen alat deteksi virus, naik lebih dari 5 persen.
    3. Saham Bavarian Nordic A/S, salah satu dari sedikit perusahaan dengan vaksin Mpox yang sudah disetujui, melonjak 33 persen di pasar New York.
    4. Saham Daan Gene Co. yang berbasis di Guangzhou, yang mengembangkan perangkat diagnostik virus, melonjak mendekati batas perdagangan harian 10 persen.
    5. Saham Assure Tech Hangzhou Co., produsen perangkat uji cepat, juga mengalami kenaikan hingga 5,3 persen.

    “Munculnya varian Mpox di Afrika ini berpotensi memunculkan kembali kenangan akan pandemi Covid-19,” kata Manish Bhargava, manajer dana di Straits Investment Holdings, Singapura.

    Meski demikian, ia memperingatkan agar para investor tetap waspada dan tidak terjebak euforia awal.

    "Wabah ini masih dalam tahap awal, sehingga investor diharapkan menunggu data lebih lanjut sebelum bereaksi," tambahnya.

    Wabah baru Mpox ini jelas menempatkan dunia pada siaga tinggi, namun juga menyoroti bagaimana pasar merespons krisis kesehatan global dengan spekulasi yang memengaruhi sektor farmasi dan kesehatan.

    Bagaimana di Indonesia?

    Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 11 kasus cacar monyet telah terdeteksi di delapan kecamatan di Jakarta. Kasus-kasus ini tersebar di wilayah Pasar Minggu, Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Tanah Abang, dan Tanjung Priok.

    Yudi menjelaskan bahwa seluruh kasus terjadi pada pasien berusia antara 21 hingga 50 tahun, yang saat ini menjalani perawatan intensif.

    Kondisi ini menyoroti pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran penyakit cacar monyet, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Jakarta.

    Meskipun belum ada dampak langsung dari keputusan WHO atas situasi darurat penyakit cacar monyet bagi emiten kesehatan di Indonesia, namun sejumlah perusahaan menunjukkan progres keuangan yang gemilang. Sebut sajak PT Kimia Farma Tbk (KAEF), yang mencatatkan pertumbuhan penjualan dua digit pada kuartal I 2024. Perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan dari hulu ke hilir ini berhasil mencatatkan prestasi tersebut meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam efisiensi biaya operasional.

    Penjualan KAEF mencapai Rp2,54 triliun pada Januari-Maret 2024, naik 10,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp2,30 triliun. Kinerja positif ini tercermin dalam Laporan Keuangan (LK) Perseroan untuk triwulan I 2024, yang baru saja dirilis dan disampaikan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Begitu pula dengan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menunjukkan kinerja yang impresif di tengah persaingan ketat industri farmasi Indonesia. Laporan keuangan terbaru perusahaan ini mengungkap berbagai capaian penting, mulai dari peningkatan laba bersih hingga pertumbuhan pendapatan per saham.

    Pada kuartal pertama 2024, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat laba bersih sebesar Rp958 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan kuartal pertama tahun 2023 yang mencapai Rp856 miliar dan kuartal pertama tahun 2022 yang sebesar Rp835 miliar.

    Namun, pada kuartal kedua 2024, laba bersih mengalami penurunan menjadi Rp848 miliar, meski masih lebih tinggi dibandingkan kuartal kedua 2023 yang hanya Rp673 miliar, tetapi lebih rendah dari Rp802 miliar pada periode yang sama tahun 2022.

    Jika diakumulasi, laba bersih tahunan untuk 2024 diproyeksikan mencapai Rp3,61 triliun, menunjukkan kenaikan signifikan dari Rp2,76 triliun pada 2023. Dalam perhitungan trailing twelve months (TTM) hingga kuartal kedua 2024, laba bersih tercatat sebesar Rp3,04 triliun, lebih tinggi dibandingkan TTM pada 2023 yang sebesar Rp2,76 triliun.

    Dua emiten raksasa di bidang kesehatan ini menunjukkan data keuangan yang progresif.

    Perjalanan M-POX

    Tedros sebelumnya menetapkan Mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada Mei 2022, saat varian yang lebih ringan menyebar secara global. Meskipun status kewaspadaan sempat diturunkan, lonjakan kasus di Afrika terus terjadi. Varian baru Mpox telah menyebar ke sedikitnya enam negara di Afrika, menginfeksi sekitar 15.000 orang dan menewaskan lebih dari 500 orang di DRC sepanjang tahun ini.

    “WHO berkomitmen untuk mengoordinasikan respons global dalam beberapa hari dan minggu mendatang, bekerja sama erat dengan negara-negara terdampak, serta memanfaatkan kehadiran kami di lapangan untuk mencegah penularan, merawat pasien, dan menyelamatkan nyawa,” ujar Tedros.

    Keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional ini diberlakukan untuk menghadapi situasi luar biasa yang membawa risiko penyebaran penyakit lintas batas negara, yang membutuhkan respons terkoordinasi. Keputusan ini mendorong negara-negara untuk bekerja sama dalam upaya pengendalian wabah, termasuk pengadaan vaksin. Setelah panel evaluasi dibentuk dan rekomendasinya disetujui secara bulat, deklarasi ini pun diumumkan.

    Pengumuman ini juga memicu kenaikan harga saham perusahaan pembuat vaksin Mpox, Bavarian Nordic A/S, sebesar 45 persen di pasar Amerika Serikat.

    Maria Van Kerkhove, Kepala Penyakit Baru dan Zoonosis di WHO, menyampaikan bahwa WHO sedang menyusun panduan bagi negara-negara terdampak. Selain itu, WHO juga telah mengembangkan rencana respons regional dengan kebutuhan dana awal sebesar USD15 juta. Sejauh ini, WHO telah mengeluarkan USD1,5 juta dari dana darurat dan berencana menggalang lebih banyak lagi dana dalam waktu dekat, seraya mengimbau para donor untuk membantu memenuhi kebutuhan finansial ini.

    Afrika pun bergerak cepat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat di seluruh benua pada Selasa, 13 Agustus 2024. Ini menjadi kali pertama lembaga tersebut mengeluarkan deklarasi darurat sejak mendapatkan kewenangan dari negara-negara anggotanya.

    Mpox, meskipun sepupu dari cacar dengan gejala yang lebih ringan, tetap mematikan dengan tingkat kematian antara 3 persen hingga 6 persen pada kasus yang dilaporkan. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan, cacat, dan risiko tinggi bagi anak-anak, ibu hamil, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV.

    Penularannya terjadi melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, seperti menyentuh lesi atau benda yang terkontaminasi. Meskipun mpox juga dapat menular melalui hubungan seksual, penyakit ini tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual karena ada jalur penularan lain yang lebih dominan. Hingga kini, belum ada bukti penularan melalui udara, meskipun beberapa jalur penularan masih dalam tahap penelitian.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79