Logo
>

Cadangan Devisa Terkuras, BI Buru-buru Gelar Konpers?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Cadangan Devisa Terkuras, BI Buru-buru Gelar Konpers?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) mengumumkan pada pagi Rabu 8 Mei 2024, bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 menyusut menjadi US$136,2 miliar, mengalami penurunan sebesar USD4,2 miliar dari posisi pada akhir Maret 2024 yang mencapai USD140,4 miliar. Penurunan ini merupakan yang terdalam dalam hampir satu tahun terakhir, sejak Mei 2023.

    Sebagai respons, bank sentral menggelar konferensi pers insidentil bertajuk 'Perkembangan Ekonomi Terkini' pada siang hari, segera setelah pengumuman cadangan devisa. Apakah langkah ini bertujuan untuk menenangkan para pelaku pasar?

    Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI, menjelaskan bahwa pertemuan dengan media diselenggarakan karena Gubernur BI Perry Warjiyo ingin memperbarui informasi terkini mengenai perkembangan ekonomi, serta memastikan masyarakat memahami kondisi terbaru.

    "Pak Gubernur BI ingin memastikan saja kalau kita semua bisa ter-update dengan perkembangan terakhir dan dengan demikian lebih memahami rasional dari kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI sebelumnya," ujar Erwin, Rabu 8 Mei 2024.

    Selain Gubernur BI Perry Warjiyo, konferensi pers juga akan dihadiri oleh dua kepala departemen yang terkait dengan kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah, yaitu Edi Susianto dari Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMS) BI, dan Firman Mochtar dari Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI.

    "Ada juga pimpinan dari satuan kerja yang bisa update hal-hal yang lebih teknis," tambah Erwin.

    Erwin menegaskan bahwa BI tidak akan mengumumkan kebijakan baru, karena kebijakan moneter masih mengacu pada RDG BI terakhir yang digelar pada akhir April.

    Sebelumnya, BI menjelaskan bahwa penurunan cadangan devisa disebabkan oleh upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, serta pembayaran utang luar negeri pemerintah.

    Meskipun demikian, BI menilai cadangan devisa tersebut masih cukup untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi