KABARBURSA.COM - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) telah menyetujui rencana pembagian dividen setelah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 21 April 2025.
Pada laporan tahunan, SSMS mencatatkan laba bruto senilai Rp3,28 triliun pada 2024. Angka ini meningkat meningkat 17,17 persen dibanding tahun sebelumnya senilai Rp2,80 triliun.
"Laba usaha juga tumbuh signifikan sebesar 47,99 persen, dari Rp1,20 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp1,77 triliun pada tahun 2024," tulis manajemen SSMS dalam keterangannya.
Adapun total laba komprehensif tahun berjalan SSMS setelah penyesuaian proforma juga mengalami kenaikan sebesar 71,54 persen, dari Rp527 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp904 miliar pada tahun 2024.
Menurut manajemen, kenaikan ini turut mendorong peningkatan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk, yang tumbuh 59,99 persen, dari Rp512 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp820 miliar pada tahun 2024.
"Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali meningkat signifikan sebesar 315,25 persen, dari Rp6 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp25 miliar pada tahun 2024," tulis manajemen.
Sesuai dengan hasil RUPST tersebut, Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan akan melaksanakan pembagian dividen sebesar Rp450 miliar.
"Atau sejumlah Rp47,24 per saham atau 54,91 persen dari laba tahun berjalan yang diatribusikan, sebagai dividen kepada pemegang saham secara proporsional sesuai persentase kepemilikan sahamnya," terang manajemen.
Sedangkan, sisa dari laba bersih Perseroan yaitu sebesar Rp369 miliar atau 45,09 persen dari laba tahun berjalan Yang diatribusikan, akan dimasukan sebagai cadangan lainnya yang akan menambah saldo laba ditahan.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di pasar modal, manajemen SSMS menyampaikan yang berhak atas dividen tunai adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar pemegang saham pada tanggal 2 Mei 2025 pukul 16.00 WIB.
"Adapun pembayaran dividen tunai akan dilakukan pada tanggal 21 Mei 2025," sebut manajemen.
Untuk saat ini, SSMS sendiri tengah mengelola 23 perkebunan kelapa sawit dengan total produksi hampir 1,56 juta metrik ton TBS pada tahun 2024 dan lebih dari 461,41 ribu metrik ton CPO.
Produksi tersebut didukung oleh tambahan 440 ribu metrik ton TBS yang diperoleh dari sumber independen. Keberhasilan ini mencerminkan efektivitas strategi operasional dan pengelolaan biaya yang diterapkan perseroan dalam menghadapi dinamika industri
Rutin Bagikan Dividen
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) merupakan salah satu emiten sektor perkebunan kelapa sawit yang rutin membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Berdasarkan data historis, terlihat bahwa perusahaan ini konsisten dalam melakukan pembagian dividen selama empat tahun terakhir.
Namun, jika dianalisis lebih lanjut, pola pembagian dividen SSMS memperlihatkan dinamika yang menarik untuk dicermati, terutama terkait kelancaran dan tren pertumbuhannya dari tahun ke tahun.
Dimulai dari tahun 2020, SSMS membagikan dividen sebesar Rp30,49 per saham dengan ex-date pada 9 Juni 2021 dan tanggal pembayaran 26 Juni 2021. Nilai ini kemudian meningkat signifikan pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2021, perusahaan mengalokasikan dividen sebesar Rp80,15 per saham, dengan ex-date pada 3 Juni 2022 dan pembayaran dilakukan pada 21 Juni 2022. Kenaikan yang cukup drastis ini menunjukkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan yang signifikan pada tahun tersebut, serta komitmen perusahaan untuk berbagi keuntungan dengan pemegang saham.
Menariknya, pada tahun 2022 SSMS membagikan dividen dua kali. Dividen pertama sebesar Rp74,64 per saham diberikan dengan ex-date 12 Oktober 2022 dan tanggal pembayaran 28 Oktober 2022. Kemudian, dividen dengan jumlah yang sama kembali dibagikan pada tahun berikutnya, tepatnya dengan ex-date 17 Mei 2023 dan tanggal pembayaran pada 8 Juni 2023.
Pola pembagian dua kali dalam setahun, meski dengan nominal yang sama, menunjukkan strategi perusahaan dalam menjaga kepercayaan investor sekaligus memberikan return yang stabil dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Jika dilihat dari nominal dividen yang dibagikan, meskipun sempat mengalami penurunan dari Rp80,15 pada 2021 menjadi Rp74,64 pada 2022, penurunan ini tidak terlalu signifikan. Justru, keputusan untuk membagikan dividen dua kali dalam tahun fiskal 2022 bisa dilihat sebagai bentuk kepastian dan perhatian manajemen terhadap pemegang saham.
Secara keseluruhan, pembagian dividen oleh SSMS tergolong lancar, terjadwal dengan baik, dan mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pemegang saham. Meski belum menunjukkan tren kenaikan yang konsisten dari tahun ke tahun, stabilitas nilai dividen dan frekuensi pembagiannya menjadi indikator positif.
Ke depan, investor perlu mencermati laporan keuangan terkini dan kebijakan dividen perusahaan untuk memastikan keberlanjutan dari pola ini, terutama di tengah fluktuasi harga CPO global dan dinamika pasar komoditas.
Potensi Pertumbuhan Masih Ada
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatatkan kinerja keuangan yang cukup menarik perhatian sepanjang periode terakhir, dengan berbagai dinamika yang mencerminkan tantangan sekaligus potensi pertumbuhan perusahaan.
Di tengah penurunan pendapatan sebesar 5,25 persen menjadi Rp3,14 triliun, perusahaan justru berhasil mencetak lonjakan luar biasa pada laba bersih hingga menyentuh angka Rp210,26 miliar, atau naik lebih dari 22.700 persen.
Lompatan ini memberikan sinyal positif bahwa efisiensi operasional dan pengelolaan beban usaha berjalan sangat baik, bahkan ketika top line revenue mengalami tekanan.
Peningkatan biaya operasional sebesar 32,60 persen menjadi Rp799,74 miliar memang mengindikasikan adanya beban yang meningkat, namun besarnya pertumbuhan EBITDA yang mencapai Rp634,91 miliar atau melonjak 180,60 persen menunjukkan bahwa SSMS berhasil menjaga profitabilitas inti dari bisnisnya.
Margin laba bersih yang naik drastis ke level 6,69 persen dan tingkat pengembalian aset sebesar 11,42 persen serta return on equity sebesar 13,46 persen menegaskan bahwa strategi efisiensi dan optimalisasi aset perusahaan mulai membuahkan hasil nyata.
Di sisi neraca keuangan, perusahaan masih mempertahankan struktur yang relatif sehat. Meskipun total aset mengalami penurunan tipis sebesar 0,39 persen menjadi Rp11,76 triliun, dan liabilitas turun signifikan sebesar 9,64 persen ke angka Rp8,87 triliun, hal ini justru berdampak positif terhadap penguatan posisi ekuitas yang mencapai Rp2,89 triliun.
Penurunan liabilitas ini bisa diartikan sebagai upaya manajemen untuk memperbaiki struktur modal dan mengurangi risiko keuangan dalam jangka panjang.
Namun, sisi arus kas operasional menunjukkan tantangan tersendiri. Tercatat kas dari aktivitas operasi mengalami arus negatif sebesar Rp177,09 miliar, turun drastis 147,01 persen dibandingkan sebelumnya. Ini menjadi catatan penting yang harus diwaspadai, mengingat kinerja kas dari operasi adalah salah satu indikator utama keberlanjutan usaha.
Meskipun demikian, arus kas dari aktivitas investasi justru menunjukkan surplus yang sangat baik, mencapai Rp725,25 miliar, naik lebih dari 154 persen, yang kemungkinan berasal dari hasil penjualan aset atau investasi jangka pendek yang memberikan likuiditas instan.
Di sisi lain, arus kas dari pendanaan mencatatkan angka negatif Rp360,80 miliar, menandakan pengurangan pinjaman atau pembayaran dividen yang cukup besar, namun hal ini juga memberi sinyal bahwa perusahaan sedang memperbaiki struktur modalnya.
Dengan kondisi tersebut, prospek SSMS untuk tahun 2025 masih terlihat menjanjikan, terutama jika manajemen mampu mengatasi tantangan pada arus kas operasional dan mempertahankan tren profitabilitas.
Sektor kelapa sawit sendiri diprediksi tetap menjadi salah satu sektor strategis di Indonesia, didukung oleh permintaan global terhadap minyak sawit yang terus meningkat, baik untuk kebutuhan pangan, energi terbarukan, hingga bahan baku industri.
Ditambah lagi, penguatan harga CPO dan komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi industri sawit dapat menjadi katalis positif bagi kinerja SSMS di masa mendatang.
Dengan kemampuan menjaga margin laba dan membuktikan ketangguhannya dalam menghasilkan laba bersih di tengah tekanan pendapatan, SSMS memperlihatkan kapasitas adaptasi yang baik di tengah volatilitas pasar.
Jika upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dibarengi dengan strategi diversifikasi pasar dan pengelolaan kas yang lebih baik, tidak menutup kemungkinan SSMS akan mencatatkan pertumbuhan yang lebih solid pada 2025 dan menarik perhatian investor yang mencari emiten berbasis komoditas dengan fundamental kuat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.