Logo
>

Celios: Pernyataan Prabowo soal Saham Menggerus Kepercayaan Investor

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Celios: Pernyataan Prabowo soal Saham Menggerus Kepercayaan Investor

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sikap yang kontradiktif terhadap kebijakan ekonomi dan investasi di Indonesia.

    Bhima menekankan bahwa kebijakan yang tidak mempertimbangkan sentimen pasar berpotensi menurunkan kepercayaan investor dan berdampak negatif pada stabilitas ekonomi nasional.

    "Pernyataan Prabowo yang terkesan tidak terlalu peduli terhadap pergerakan IHSG sebenarnya menunjukkan kontradiksi. Di satu sisi, beliau ingin menarik investasi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, tetapi di sisi lain, pasar keuangan—yang merupakan salah satu indikator ekonomi—justru diabaikan," ujar Bhima kepada Kabarbursa.com pada Kamis, 20 Februari 2025.

    IHSG sempat anjlok menyentuh level 6.500-an dalam perdagangan beberapa pekan terakhir. Meski saat ini sudah mengalami rebound, namun IHSG masih rendah di kisaran 6.000-an. Merosotnya nilai IHSG ini didominasi karena sentimen global, kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan perang dagang AS dan China.

    Selain faktor internasional, faktor domestik juga mempengaruhi salah satunya sikap Presiden Prabowo Subianto dari beberapa pernyataannya yang kurang peduli dengan IHSG. Seperti dalam pidatonya dia sempat berujar main saham seperti main judi atau pernyataannya mengenai orang desa tidak main saham.

    Faktor-faktor yang Memengaruhi IHSG

    Menurutnya, naik turunnya IHSG mencerminkan respons pasar terhadap berbagai faktor, baik eksternal maupun domestik. Saat ini, pasar menghadapi tantangan seperti defisit APBN yang berpotensi melebar, ketidakpastian dalam tata kelola fiskal, serta kebijakan pemerintah yang dinilai kurang kredibel.

    "Misalnya, kebijakan terkait Danantara yang bertujuan untuk monetisasi aset BUMN, tetapi di sisi lain, ada langkah-langkah pemerintah yang justru menimbulkan distrust di pasar," tambahnya.

    Bhima juga menyoroti bagaimana kebijakan yang kurang terencana dapat mendorong capital outflow, di mana dana asing keluar dari pasar keuangan Indonesia. "Jika pemerintah terus mengabaikan tata kelola yang baik dan gagal memberikan kejelasan kebijakan, maka kita akan melihat tekanan terhadap IHSG semakin besar, arus modal asing keluar, dan akhirnya berdampak pada stabilitas rupiah serta kenaikan biaya pinjaman pemerintah," paparnya.

    Lebih lanjut, Bhima mengingatkan bahwa investasi tidak hanya sebatas Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung, tetapi juga mencakup investasi portofolio seperti di pasar saham dan obligasi. Jika pemerintah terus mendiskreditkan pasar keuangan, maka Indonesia berisiko kehilangan minat investor global. "Kita butuh investasi portofolio untuk menjaga likuiditas, menopang nilai tukar rupiah, serta memastikan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tetap kompetitif dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya," ucap dia.

    Selain itu, Bhima menilai bahwa kebijakan ekonomi yang dijalankan saat ini cenderung parsial dan belum menunjukkan keberpihakan yang jelas, baik terhadap pasar keuangan maupun pasar rakyat. "Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) misalnya, lebih banyak dikelola oleh institusi militer dibandingkan UMKM. Artinya, pemerintah juga tidak sepenuhnya berpihak pada pasar rakyat," kata Bhima.

    Bhima meminta agar pemerintah lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan terkait pasar keuangan. "Jika Prabowo terus meremehkan pentingnya pasar saham, bukan tidak mungkin IHSG akan terus melemah dan investor semakin enggan menanamkan modalnya di Indonesia," ujar dia.

    Senada, menurut pengamat pasar modal Ibrahim Assuaibi, pelemahan IHSG disebabkan dua faktor, yakni global dan domestik. Dari mancanegara, Ibrahim menyebut perang dagang jilid II antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi pemicu utama. Pemerintahan Presiden Donald Trump yang mempertahankan kebijakan tarif 25 persen untuk aluminium dan tembaga, bahan dasar yang dibutuhkan banyak sektor, menyebabkan lonjakan harga di pasar.

    “Tembaga dan aluminium adalah bahan dasar yang sangat dibutuhkan untuk rekonstruksi dan pembangunan,” ujar Ibrahim ketika dihubungi oleh Kabarbursa.com lewat sambungan telepon, Rabu, 12 Februari 2025.

    “Hal ini membuat pasar infrastruktur, perbankan, dan komoditas mengalami tekanan,” tegasnya.

    Dari dalam negeri, Ibrahim berpendapat bahwa pelemahan IHSG disebabkan sikap pemerintahan Prabowo Subianto yang terkesan tak acuh terhadap saham. Prabowo sempat menyampaikan bahwa saham serupa dengan praktik perjudian karena penuh risiko dan cenderung merugikan.

    Kondisi ini layak diartikan bahwa Presiden Republik Indonesia alih-alih menaruh perhatian pada investasi pasar modal, justru tak memperdulikannya. “Apalagi bersamaan dengan informasi dari Presiden Prabowo Subianto yang acuh-tak acuh dengan Bursa Efek Indonesia,” ujar dia.

    Ibrahim menilai memang pernyataan Prabowo soal kepemilikan saham itu benar, mayoritas pemiliknya masyarakat di kalangan perkotaan. Kendati demikian, efek dari pernyataan itu memperparah kondisi IHSG di Indonesia yang kian terjun bebas.

    Selain itu, investor juga saat ini mengalami ketakutan dalam berinvestasi mengingat pemerintah Indonesia tengah melakukan pemangkasan anggaran besar-besaran.

    “Kondisi ini menyebabkan IHSG tertekan, bahkan sempat berada di bawah level 6.500,” ungkap Ibrahim.

    Kekhawatiran investor semakin meningkat dengan adanya pemangkasan anggaran yang cukup besar di dalam negeri.

    “Pemangkasan anggaran hampir 50 persen pada beberapa departemen menambah ketidakpastian, yang membuat banyak investor merasa khawatir,” ujarnya.

    Ia memprediksi pelemahan IHSG ini akan bertahan cukup lama terlebih Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih empat tahun lagi menjabat.

    “Jika situasi perang dagang ini terus berlanjut hingga 2029, maka tantangan bagi IHSG akan semakin berat,” ucap dia.

    IHSG Hari ini

    Pada perdagangan hari ini IHSG dibuka menguat tipis pada perdagangan hari ini, Kamis, 20 Februari 2025. IHSG naik 1,80 poin atau 0,03 persen ke level 6.796,67 pada Kamis, 20 Februari 2025. Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.808,42 sebelum terkoreksi hingga level terendah 6.792,42.

    Kemudian pada penutupan hari ini, IHSG melemah ke level 6.794,87 setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 5,75.

    Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, IHSG masih dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan melemah dalam jangka pendek. Melemahnya IHSG menjadi sorotan lantaran indeks sempat mencoba bangkit beberapa hari sebelumnya.

    “Namun, jika sentimen positif kembali menguat dan aksi beli di saham unggulan meningkat, bukan tidak mungkin IHSG kembali melanjutkan tren penguatan seperti beberapa hari terakhir,” kata dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, dikutip Kamis, 20 Februari 2025.

    Di tengah kondisi yang tidak menentu ini, investor diminta tetap hati-hati. Hendra mengimbau agar investor untuk tetap mencermati pergerakan asing dan area support kunci sebagai sinyal arah pasar ke depan.

    Menurut Hendra, sejumlah saham masih layak dicermati para investor di tengah volatilitas pasar. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".