KABARBURSA.COM – PT Sariguna Primatirta Tbk atau CLEO mengumumkan rencana ekspansi agresif dalam jaringan produksi dan distribusi air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia dengan menargetkan penambahan tiga pabrik baru pada tahun 2025. Langkah ini akan memperkuat posisi CLEO sebagai produsen AMDK dengan jaringan pabrik dan distribusi terbesar di Tanah Air.
Direktur Penjualan dan Distribusi CLEO, Toto Sucartono, menyatakan bahwa hingga Maret 2025, perusahaan telah mengoperasikan 32 pabrik dan didukung oleh 390 cabang distribusi. Selain itu, CLEO juga bermitra dengan lebih dari 9.000 distributor eksternal yang bersinergi dengan jaringan internal, menjangkau berbagai kanal distribusi mulai dari general trade, modern trade, hingga sub-sell outlet.
“Pabrik tidak bisa dilepaskan dari distribusi, karena bisnis air minum dalam kemasan sangat tergantung pada efisiensi transportasi dan distribusi. Sinergi antara distributor internal dan eksternal akan mengoptimalkan kapasitas pabrik dan memperluas penetrasi pasar secara signifikan,” ujar Toto dalam pemaparan resminya di acara paparan publik secara daring pada Senin, 26 Mei 2025.
Untuk melengkapi penyebaran produk di berbagai wilayah strategis di Indonesia, CLEO sedang membangun tiga pabrik baru yang berlokasi di Palu Sulawesi Tengah, Pontianak Kalimantan Barat, dan Pekanbaru Riau. Ketiga pabrik tersebut dijadwalkan mulai beroperasi dalam waktu dekat, melengkapi total menjadi 35 pabrik di seluruh Indonesia.
Toto menambahkan bahwa pembangunan pabrik di wilayah-wilayah tersebut akan mengisi kekosongan cakupan produksi dan distribusi CLEO di beberapa wilayah, khususnya Indonesia bagian timur dan Sumatera bagian tengah. Penambahan ini diyakini akan mempercepat pertumbuhan volume penjualan CLEO dan memperkuat eksistensi perusahaan di pasar AMDK nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan CLEO, Lukas Setio Wongso, memaparkan bahwa kinerja keuangan perusahaan sepanjang 2024 menunjukkan pertumbuhan solid. CLEO mencatatkan penjualan sebesar Rp2,7 triliun, tumbuh 29 persen secara tahunan (year-on-year), dengan lonjakan laba bersih mencapai 46,3 persen menjadi Rp474 miliar.
Margin kotor perusahaan meningkat dari 15 persen menjadi 17 persen, sementara rasio utang terhadap ekuitas (DER) berhasil ditekan dari 0,5 menjadi 0,4. Kinerja ini mencerminkan efisiensi operasional dan efektivitas strategi ekspansi CLEO selama beberapa tahun terakhir.
CLEO juga mencatat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) dari sisi pendapatan sebesar 21,7 persen dan laba bersih sebesar 39,3 persen sejak 2017 hingga 2024. Keberhasilan ini ditopang oleh inovasi produk, skala ekonomi, dan distribusi terintegrasi.
Perusahaan juga telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp500 miliar untuk mendukung pembangunan tiga pabrik baru tersebut serta memperluas jangkauan distribusi.
“Dengan total lebih dari 300 titik distribusi aktif, kami optimis tahun 2025 CLEO dapat mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih dua digit. Ekspansi ini akan semakin mengukuhkan posisi kami sebagai pemain utama industri AMDK di Indonesia,” kata dia.
Langkah ekspansi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang CLEO untuk memperluas cakupan wilayah distribusi, mengoptimalkan kapasitas produksi, serta meningkatkan efisiensi logistik di tengah tingginya permintaan terhadap produk air minum berkualitas di berbagai daerah di Indonesia.
CLEO Bagikan Dividen dan Saham Bonus
Lukas juga menjelaskan perusahaannya menetapkan dua aksi korporasi besar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024 yang digelar pada awal Mei 2025, yakni pembagian dividen tunai dan pembagian saham bonus bagi para pemegang saham.
Perseroan mengumumkan bahwa dividen tunai sebesar Rp5 per lembar saham akan dibagikan kepada investor atas laba bersih tahun 2024. Dengan total saham beredar mencapai 12 miliar lembar, maka total dividen tunai yang dibagikan mencapai Rp60 miliar. Rasio pembagian dividen atau dividend payout ratio tercatat sebesar 12,9 persen, mengacu pada laba bersih tahun 2024 sebesar Rp465 miliar yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.
Ia menyatakan bahwa aksi pembagian dividen tersebut mencerminkan komitmen perseroan terhadap para pemegang saham, sembari tetap menjaga ruang ekspansi ke depan.
“Dividen Rp5 per saham kami tetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja solid dan kebutuhan ekspansi berkelanjutan,” ujar dia.
Selain dividen, CLEO juga akan membagikan saham bonus dengan rasio 1:1, yang berarti setiap satu lembar saham lama akan memperoleh satu lembar saham baru. Saham bonus ini akan dibagikan dengan nilai nominal tetap sebesar Rp20 per saham. Dengan demikian, total modal disetor dan ditempatkan perseroan akan meningkat dua kali lipat dari Rp240 miliar menjadi Rp480 miliar.
Aksi pembagian saham bonus ini, menurut manajemen, ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan sekaligus meningkatkan jumlah saham beredar di pasar.
“Dengan pembagian saham bonus ini, struktur permodalan perseroan menjadi semakin solid, dan kami juga ingin memberi nilai tambah bagi pemegang saham serta mendorong peningkatan likuiditas saham CLEO di bursa,” kata dia.
Sementara itu, dari sisi ekspansi operasional, CLEO tengah menyiapkan pembangunan tiga pabrik baru itu menjadi bagian dari strategi CLEO untuk memperluas jangkauan distribusi di luar Pulau Jawa sekaligus memperpendek rantai pasok logistik air minum dalam kemasan ke konsumen akhir.
Melalui ekspansi tersebut, CLEO menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang berkelanjutan di tahun 2025, seiring peningkatan permintaan dari pasar domestik. Perseroan telah menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp500 miliar untuk menopang proyek ekspansi dan penguatan jaringan distribusi yang kini telah mencakup lebih dari 390 titik cabang di seluruh Indonesia.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.