KABARBURSA.COM - Saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) belakangan mendapat sorotan setelah MNC Sekuritas, Senin, 15 September 2025, memberikan rekomendasi Sell on Strength dengan target pelepasan di area 4.830–4.940.
Pandangan ini muncul ketika harga CMRY bergerak flat di 4.800, namun diiringi lonjakan volume beli yang justru menandakan fase distribusi.
Untuk memahami apakah rekomendasi tersebut sejalan dengan kondisi fundamental dan teknikal, bisa dilihat dari kinerja keuangan CMRY serta pergerakan grafiknya dalam konteks tren mingguan.
Fundamental dan Kinerja Keuangan
Secara fundamental, CMRY menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Laba bersih trailing twelve months (TTM) mencapai Rp1,71 triliun, tumbuh konsisten dari tahun sebelumnya, sementara margin bersih masih terjaga di 18,96 persen.
Return on Equity (ROE) sebesar 26,1 persen dan Return on Capital Employed (ROCE) 27,8 persen menegaskan efisiensi operasional dan manajemen modal yang unggul. Tingginya Altman Z-Score di 9,41 juga mengindikasikan kondisi keuangan yang sehat dengan risiko kebangkrutan yang sangat rendah.
Meski demikian, valuasi CMRY relatif mahal jika dibandingkan median IHSG. Price to Earnings Ratio (PER) TTM 22,26 berada lebih dari dua kali lipat median pasar (8,94). Price to Book Value (PBV) 5,81 pun tergolong premium, yang artinya ada ekspektasi tinggi pasar terhadap pertumbuhan.
Dengan Dividend Yield di kisaran 3,1 persen dan payout ratio hampir 60 persen, CMRY memang memberikan imbal hasil menarik. Tetapi investor perlu mempertimbangkan bahwa harga sahamnya sudah cukup menuntut.
Jadi, dari sisi fundamental, meski perusahaan tumbuh sehat, valuasi yang premium justru membatasi ruang apresiasi lebih lanjut dalam jangka pendek.
Sentimen Pasar dan Prospek
Sentimen pasar terhadap CMRY saat ini cenderung bercampur. Pertumbuhan pendapatan kuartalan sebesar 20,6 persen dan laba bersih yang naik 23,5 persen menjadi faktor positif yang menjaga minat investor institusi.
Namun, dengan free float yang hanya 17,69 persen, likuiditas saham relatif terbatas, sehingga pergerakan harga bisa lebih mudah tertekan oleh aksi jual besar.
Tekanan jual asing juga terlihat dengan nilai penjualan Rp39,7 miliar versus pembelian Rp8,6 miliar pada sesi terakhir. Hal ini menguatkan pandangan bahwa saham CMRY sedang berada di fase distribusi.
Sementara dari sisi teknikal, CMRY memang menunjukkan tanda kelelahan tren. Posisi harga di 4.800 berada dalam formasi wave c dari pola korektif wave (y), yang artinya potensi penurunan masih terbuka.
Area support terdekat berada di kisaran 4.450–4.600 sebagai target koreksi wajar. Indikator RSI di 49 masih netral, tetapi MACD yang menanjak tipis dan Stochastic yang cenderung overbought memperlihatkan sinyal rentan terjadi tekanan jual.
Sementara itu, rangkuman Moving Average masih netral dengan jumlah sinyal beli dan jual seimbang (6 vs 6), sehingga konfirmasi arah belum kuat.
Secara mingguan, pola sideways to downtrend lebih dominan. Selama harga belum mampu menembus konsisten di atas 4.940, peluang reli terbatas dan investor cenderung menghadapi risiko koreksi lebih dalam.
Ini sejalan dengan rekomendasi MNC Sekuritas yang menganjurkan Sell on Strength di area resisten untuk mengamankan keuntungan sebelum tekanan jual kembali muncul.
Kesimpulannya, riset MNC Sekuritas mengenai rekomendasi Sell on Strength pada CMRY dapat dikatakan cukup relevan. Meskipun fundamental perusahaan kuat, valuasi yang mahal, aksi jual asing yang dominan, serta indikasi teknikal yang menunjukkan potensi koreksi mendukung pandangan bahwa ruang kenaikan jangka pendek cukup terbatas.
Investor jangka panjang mungkin masih melihat CMRY sebagai saham defensif dengan prospek bisnis stabil, tetapi untuk trader jangka pendek, disiplin mengikuti arahan teknikal, yakni melepas di area resisten dan menunggu kembali di level support. Strategi ini akan lebih bijak.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.