KABARBURSA.COM – PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) resmi mendirikan anak perusahaan baru bernama PT Volta Energi Nusantara (VEN) pada 2 Juli 2025.
Aksi korporasi ini memperkuat strategi diversifikasi CUAN ke lini bisnis konsultasi manajemen dan perusahaan holding, dengan total penyertaan modal mencapai Rp9,99 miliar.
Langkah ini diungkapkan perusahaan melalui keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nomor surat 077/CS-L/PJK/VII/2025. Dokumen tersebut diteken oleh Direktur Utama CUAN, Michael, dan dilaporkan secara elektronik melalui sistem pelaporan resmi.
VEN didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 01 yang disahkan oleh Devi Yanti, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. Pengesahan badan hukum VEN juga telah diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI dengan nomor AHU-0053546.AH.01.01.Tahun 2025 per tanggal 2 Juli 2025.
CUAN menjadi pemilik mayoritas dengan menguasai 9.999 lembar saham VEN atau setara 99,99 persen. Nilai nominal total penyertaan saham tersebut sebesar Rp9.999.000.000, yang seluruhnya dikucurkan oleh CUAN sebagai induk usaha.
“VEN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya,” tulis CUAN dalam keterangannya dalam keterbukaan informasi, Rabu, 2 Juli 2025.
Meskipun belum disebutkan secara eksplisit sektor atau proyek spesifik yang akan digarap VEN, pendirian anak usaha ini diyakini menjadi bagian dari ekspansi jangka panjang CUAN dalam memperluas portofolio bisnis di luar tambang batu bara.
“Pendirian VEN akan menambah portofolio Perseroan, memperluas jaringan usaha dan sebagai bagian dari rencana pengembangan usaha jangka panjang Perseroan,” ujar Robertus Maylando Siahaya, Sekretaris Perusahaan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk.
Sebagai informasi, CUAN selama ini dikenal sebagai emiten yang berfokus pada sektor pertambangan batu bara, namun memiliki payung bisnis sebagai holding dan jasa manajemen strategis. Melalui pendirian VEN, CUAN tampaknya ingin memperkuat fungsi korporat yang mendukung manuver bisnis ke berbagai lini industri.
Sinyal penguatan struktur korporasi ini juga tercermin dari pola kepemilikan tunggal CUAN atas VEN yang menyentuh hampir 100 persen. Struktur ini memungkinkan pengendalian penuh terhadap arah strategis, operasional, dan arus keuangan anak usaha tersebut.
Meskipun belum berdampak langsung terhadap kegiatan operasional utama CUAN saat ini, aksi ini menunjukkan adanya antisipasi dan manuver jangka panjang untuk memperluas lini usaha non-tambang. Langkah ini juga selaras dengan tren diversifikasi entitas tambang ke sektor-sektor penunjang seperti jasa, energi terbarukan, maupun logistik.
VEN didirikan dengan badan hukum resmi dan telah memenuhi semua ketentuan dalam Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2015 dan Peraturan I-E BEI yang mengatur kewajiban keterbukaan informasi oleh emiten.
Dengan kepemilikan saham mayoritas, CUAN tetap menjadi pengendali penuh atas kebijakan VEN. Namun, belum terdapat informasi tambahan terkait pengurus VEN, struktur manajemen, ataupun potensi kontribusi pendapatan ke laporan konsolidasi CUAN.
CUAN juga menegaskan bahwa pendirian VEN tidak menimbulkan dampak hukum atau gangguan terhadap kondisi keuangan dan kelangsungan usaha. Perusahaan menekankan bahwa ini adalah bagian dari “strategi pertumbuhan jangka panjang”.
Saat ini, CUAN belum mengumumkan apakah VEN akan diarahkan untuk mengelola proyek energi tertentu, termasuk apakah akan bersinggungan dengan tren energi baru-terbarukan (EBT), mengingat nama “Volta Energi” yang digunakan. Tidak tertutup kemungkinan VEN menjadi kendaraan ekspansi CUAN ke bisnis beyond coal dalam beberapa tahun mendatang.
Pihak manajemen juga belum menjelaskan apakah pembiayaan pendirian VEN berasal dari kas internal CUAN atau melalui skema pembiayaan eksternal. Namun dengan nominal yang tergolong kecil di bawah Rp10 miliar, besar kemungkinan modal disetor ini berasal dari dana kas operasional perusahaan.
Langkah ini sekaligus menjadi indikasi bahwa CUAN mulai mempersiapkan fondasi bisnis baru di tengah tantangan masa depan sektor batu bara, seperti tekanan regulasi, fluktuasi harga komoditas, dan tuntutan transisi energi.
Ke depan, pelaku pasar akan mencermati bagaimana peran VEN dalam mendukung pertumbuhan CUAN secara organik, termasuk apakah VEN akan mengelola entitas operasional baru, proyek konsultasi, atau akuisisi lintas sektor lainnya. (*)