Logo
>

Daftar Raksasa Pelayaran Dunia Terancam Serangan Houti

Ditulis oleh KabarBursa.com
Daftar Raksasa Pelayaran Dunia Terancam Serangan Houti

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Angkatan Laut Inggris melaporkan bahwa kapal yang diserang oleh drone laut di Laut Merah pekan lalu telah tenggelam. Kejadian ini menandai tenggelamnya kapal kedua yang dikonfirmasi sejak Houthi memulai serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut. Kapal yang terlibat dalam insiden ini adalah kapal pengangkut barang curah, yang menjadi target pertama dari serangan drone bawah air yang dilakukan oleh Houthi.

    Paska serangan pada hari Rabu 12 Juni 2024 lalu, laporan menunjukkan bahwa kapal tersebut mengalami kerusakan yang parah dan akhirnya tenggelam setelah awak kapal berhasil dievakuasi.

    Pihak militer Inggris mencatat bahwa di lokasi terakhir yang dilaporkan, terlihat puing-puing kapal dan tumpahan minyak, menguatkan dugaan bahwa kapal tersebut telah benar-benar tenggelam.

    "Pihak militer melaporkan puing-puing kapal dan minyak terlihat di lokasi terakhir yang dilaporkan," kata Angkatan Laut Inggris dalam sebuah pemberitahuan. "Kapal itu diyakini telah tenggelam."

    Ini adalah tenggelamnya kapal kedua yang dikonfirmasi setelah Rubymar diserang dan tenggelam pada bulan Maret. Kapal lain yang terkena serangan minggu lalu juga telah ditinggalkan dan statusnya saat ini tidak jelas.

    Houthi telah terus-menerus menyerang kapal yang berlayar melalui Laut Merah dan Teluk Aden sejak akhir tahun lalu, sebagai protes terhadap perang Israel dengan Hamas. Insiden tersebut telah mengganggu pelayaran global, mendorong banyak kapal untuk berlayar ribuan mil mengitari Afrika.

    Pemberontak Houthi di Yaman meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal yang melintas di Laut Merah untuk mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza yang menjadi korban agresi Israel.

    Seri serangan ini telah mempengaruhi jalur perdagangan Timur-Barat yang vital, terutama bagi pengiriman minyak yang menggunakan Terusan Suez untuk menghemat waktu dan biaya, mengingat kapal tidak perlu berlayar mengelilingi Afrika.

    Konsekuensi dari serangkaian serangan tersebut adalah belasan armada kapal yang beralih jalur perjalanan mereka, termasuk dari perusahaan-perusahaan besar. Serangan proyektil yang diduga drone pada kapal Al Jasrah pada 15 Desember 2023 lalu di dekat pantai Yaman menunjukkan eskalasi ancaman yang mengganggu aktivitas maritim di wilayah tersebut.

    Ancaman ini terutama terkait dengan serangan terhadap kapal dagang dan mengganggu jalur pelayaran utama di perairan tersebut.

    Beberapa ancaman yang dilakukan oleh Houthi terhadap industri pelayaran termasuk:

    1. Serangan Terhadap Kapal: Houthi dituduh melakukan serangan dengan menggunakan kapal perang, rudal, atau ranjau laut terhadap kapal-kapal yang melintasi perairan yang mereka kendalikan. Serangan semacam ini dapat merusak atau menghancurkan kapal, menimbulkan kerugian besar pada industri pelayaran.
    2. Penggangguan Jalur Pelayaran: Kontrol atau ancaman Houthi terhadap Selat Bab el-Mandeb, yang merupakan salah satu jalur pelayaran utama yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Arab, dapat mengganggu lalu lintas kapal dagang. Ini bisa mengakibatkan penundaan pengiriman dan peningkatan biaya operasional bagi perusahaan pelayaran.
    3. Keselamatan Awak Kapal: Ancaman terhadap keselamatan awak kapal juga menjadi perhatian besar, karena serangan yang tidak terduga dapat membahayakan nyawa awak kapal dan meningkatkan risiko untuk pelayaran komersial di daerah tersebut.

    1. Pengaruh Terhadap Pasokan Global: Gangguan terhadap jalur pelayaran di Selat Bab el-Mandeb dapat mengganggu aliran pasokan minyak dan barang dagangan antara Timur Tengah, Asia, dan Eropa. Hal ini dapat menyebabkan lonjakan harga minyak dan biaya pengiriman barang global.
    2. Perhatian Internasional: Komunitas internasional telah mengutuk serangan-serangan Houthi terhadap kapal dan menyerukan untuk menjaga keamanan dan stabilitas di perairan tersebut. Namun, penyelesaian politik atas konflik di Yaman tetap menjadi tantangan besar.
    3. Pembatasan Navigasi: Beberapa negara dan perusahaan pelayaran mungkin mengambil langkah-langkah untuk membatasi atau menghindari rute pelayaran yang melewati perairan yang terpengaruh konflik, seperti Selat Bab el-Mandeb. Hal ini dapat memperpanjang waktu dan meningkatkan biaya pengiriman.
    4. Upaya Perlindungan: Negara-negara terlibat dalam perlindungan dan pengawasan lebih ketat terhadap kapal-kapal yang melintasi wilayah yang rawan terhadap ancaman Houthi. Patroli bersama dan operasi keamanan maritim bisa menjadi bagian dari upaya untuk memitigasi risiko terhadap kapal-kapal dagang.

    Berikut adalah daftar perusahaan dan maskapai yang akan menghentikan sementara pelayaran mereka melalui Laut Merah:

    1. BP (British Petroleum) Inggris: Pada 18 Desember, BP mengumumkan penghentian sementara semua transit melalui Laut Merah.
    2. CMA CGM Prancis: Pada 16 Desember, CMA CGM menghentikan semua pengiriman kontainer melalui Laut Merah.
    3. EQUINOR Norwegia: Pada 18 Desember, Equinor mengubah rute kapal-kapalnya yang biasanya melalui Laut Merah.
    4. EURONAV Belgia: Pada 18 Desember, Euronav memutuskan untuk menghindari Laut Merah sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
    5. EVERGREEN Taiwan: Pada 18 Desember, Evergreen mengalihkan kapal-kapalnya ke perairan aman terdekat dan menunda pengiriman kargo ke Israel.
    6. FRONTLINE Norwegia: Pada 18 Desember, Frontline memutuskan untuk menghindari jalur Laut Merah dan Teluk Aden.
    7. HAPAG-LLOYD Jerman: Pada 18 Desember, Hapag-Lloyd mengubah rute beberapa kapal melalui Tanjung Harapan.
    8. HMM Korea Selatan: Pada 15 Desember, HMM memerintahkan kapal-kapalnya untuk mengubah rute melalui Tanjung Harapan.
    9. MAERSK Denmark: Pada 15 Desember, Maersk menghentikan sementara semua pengiriman kontainer melalui Laut Merah.
    10. MSC Swiss: Pada 16 Desember, MSC mengalihkan beberapa kapalnya melalui Tanjung Harapan setelah insiden rudal Houthi.
    11. OOCL Hong Kong: Pada 16 Desember, OOCL menghentikan penerimaan kargo ke dan dari Israel.
    12. YANG MING MARINE TRANSPORT Taiwan: Pada 18 Desember, Yang Ming mengalihkan kapal-kapalnya melalui Tanjung Harapan untuk sementara waktu. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi