Logo
>

Dari Januari hingga Juni 2024, Harga Emas Naik Rp236.000

Ditulis oleh KabarBursa.com
Dari Januari hingga Juni 2024, Harga Emas Naik Rp236.000

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 karat menunjukkan tren penguatan yang signifikan terhitung dari Januari hingga Juni 2024.

    Sabtu, 29 Juni 2024, harga emas Antam naik Rp5.000 per gram, mencapai level Rp1.365.000 per gram.

    Menurut data dari situs Logam Mulia, harga emas pada 2 Januari 2024 masih berada di kisaran Rp1.129.000 per gram. Jika dibandingkan dengan harga saat ini, maka mengalami kenaikan sebesar Rp236.000 per gram.

    Pergerakan Harga Emas

    Sepanjang Januari hingga akhir Februari, harga emas relatif stagnan, hanya naik Rp9.000 menjadi Rp1.138.000 pada 29 Februari.

    Kenaikan signifikan mulai terlihat sejak Maret, dengan harga emas mencapai Rp1.249.000 per gram pada 31 Maret. Artinya, terdapat kenaikan sebesar Rp111.000 dalam rentang waktu sebulan.

    Harga emas terus meningkat pada April, mencapai puncaknya di level Rp1.347.000 per gram. Setelah sempat turun ke Rp1.308.000, harga emas kembali naik hingga akhir Juni 2024.

    Pada 21 Juni 2024, harga emas sempat mencapai level tertinggi sepanjang tahun ini, yaitu Rp1.371.000 per gram.

    Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Untuk mendapatkan potongan pajak lebih rendah sebesar 0,45 persen, pembeli harus menyertakan nomor NPWP saat melakukan transaksi.

    Berikut rincian harga emas pada 29 Juni 2024:

    • Emas batangan 0,5 gram: Rp732.500
    • Emas batangan 1 gram: Rp1.365.000
    • Emas batangan 2 gram: Rp2.670.000
    • Emas batangan 3 gram: Rp3.980.000
    • Emas batangan 5 gram: Rp6.600.000
    • Emas batangan 10 gram: Rp13.145.000
    • Emas batangan 25 gram: Rp32.737.000
    • Emas batangan 50 gram: Rp65.395.000
    • Emas batangan 100 gram: Rp130.712.000
    • Emas batangan 250 gram: Rp326.515.000
    • Emas batangan 500 gram: Rp652.820.000
    • Emas batangan 1000 gram: Rp1.305.600.000

    Permintaan Emas Menguat, Diprediksi Menyentuh USD2.700

    Emas batangan tetap diminati meskipun harganya terus naik dan berpotensi mencapai titik jenuh. Beberapa analis memprediksi harga emas batangan di pasar bisa mencapai USD2.700 per troy ons, naik dari posisi terakhir di USD2.332,79 per troy ons.

    "Saya melihat harga emas akan mencapai USD2.600-2.700 per troy ons dengan sangat mudah tahun ini," ujar Amar Singh, Head of Metals untuk kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah di StoneX, 16 Juni 2024.

    Para investor emas batangan memilih mengamankan diri dari risiko dan ketidakpastian politik dengan membeli emas, terutama di tengah penurunan mata uang lokal. Tahun 2024, sebanyak 40 negara di dunia akan mengadakan pemilu, yang menjadi topik utama dalam Asia Pacific Precious Metals Conference.

    Selain itu, belum ada tanda-tanda pemulihan ekonomi dari China, ekonomi terbesar di dunia, yang masih menghadapi gejolak di pasar properti dan saham lokal.

    China tetap diperkirakan akan menjadi pasar ritel emas paling dominan di Asia. Emas memiliki sejarah panjang sebagai alat penyimpan nilai di China, yang juga merupakan konsumen terbesar dan produsen utama emas di dunia.

    CEO London Bullion Market Association (LBMA), Ruth Crowell, mengatakan bahwa pasar China kemungkinan besar akan menjadi pendorong utama dalam penemuan harga emas, dengan proyeksi bahwa permintaan emas di Asia akan terus meningkat. Faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya membuat logam emas lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.

    Reli emas batangan belum terbendung, dengan mencatat kenaikan sebesar 16 persen sejak pertengahan Februari. Kepala analisis pasar di StoneX Financial Ltd, Rhona O’Connell, menyatakan bahwa perubahan sentimen jelas telah mendorong harga emas ke tingkat yang lebih tinggi.

    “Hal ini membuat orang kembali tertarik. Namun, ini bukan hanya reaksi terhadap harga, melainkan reaksi terhadap faktor-faktor yang mendorong harga, yaitu ketidakpastian dan konsep risiko,” jelasnya.

    Di Jepang, pembelian emas tetap tinggi meskipun melemahnya yen membuat emas batangan menjadi lebih mahal bagi pembeli. “Kami melihat adanya penjualan, tentu saja, tetapi lebih banyak pembelian pada level tertinggi dalam sejarah. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Bruce Ikemizu, direktur utama Japanese Bullion Market Association.

    Namun, dalam jangka panjang, ada alasan untuk meredam tren bullish ini karena prospek geopolitik mungkin akan stabil setelah siklus pemilu besar-besaran tahun ini berakhir.

    "Hal ini menghilangkan satu elemen pendukung, kecuali rezim yang berkuasa cukup membuat masyarakat khawatir," pungkas O’Connell.

    Harga Emas Semakin Sulit Ditebak

    Harga emas dunia mengalami penurunan tipis pada hari ini, Selasa, 25 Juni 2024, setelah sebelumnya mencatat kenaikan pada hari Senin.

    Pergerakan harga emas diperkirakan akan volatil sepanjang pekan ini seiring dengan banyaknya data ekonomi yang dinantikan oleh para investor.

    Mengutip data dari Refinitiv, pada perdagangan Senin, 24 Juni 2024, harga emas ditutup menguat sebesar 0,54 persen, mencapai USD2.332,9 per troy ons. Penguatan ini menjadi angin segar setelah harga emas jatuh 1,66 persen pada hari Jumat pekan lalu.

    Dalam sepekan terakhir, pergerakan harga emas sangat sulit diprediksi dan cenderung volatil. Pada Kamis, 21 Juni 2024, harga emas melesat 1,38 persen, namun keesokan harinya kembali turun 1,66 persen, sebelum akhirnya naik lagi 0,54 persen pada Senin, 24 Juni 2024.

    Pada pukul 06.39 WIB hari ini, harga emas sedikit mengalami depresiasi sebesar 0,08 persen menjadi USD2.331,11 per troy ons.

    Menurut laporan dari Kitco, investor sedang bersiap menghadapi minggu terakhir yang penuh dengan data ekonomi penting.

    Malam ini, laporan kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan menjadi 100, turun dua poin dari bulan sebelumnya.

    Selain itu, pada Kamis, 27 Juni 2024, beberapa data ekonomi yang signifikan akan dirilis. Departemen Perdagangan AS akan mengeluarkan revisi ketiga dan terakhir terhadap PDB kuartal pertama, yang diperkirakan tetap stabil di 1,3 persen.

    Laporan awal neraca perdagangan barang dan persediaan grosir untuk bulan Mei juga akan dipublikasikan, dengan perkiraan analis menunjukkan penurunan 0,1 persen pada pesanan barang tahan lama.

    Laporan yang paling dinanti adalah data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Mei dari Departemen Perdagangan AS.

    Menurut survei Reuters terhadap para ekonom, PCE diperkirakan tidak akan mengalami perubahan dari bulan sebelumnya, dan menunjukkan penurunan 10 basis poin menjadi 2,6 persen secara tahunan.

    Para investor akan memantau dengan seksama ukuran inflasi pilihan Bank Sentral AS (The Fed), yaitu inflasi PCE inti yang tidak termasuk harga pangan dan energi. Perkiraan menunjukkan angka bulanan dan tahunan masing-masing sebesar 0,1 persen dan 2,6 persen, keduanya lebih rendah dari angka bulan April.

    Selain itu, beberapa pejabat The Fed juga dijadwalkan memberikan pidato sepanjang minggu ini. Mary Daly, presiden dan CEO Federal Reserve San Francisco, akan berbicara di San Francisco Commonwealth Club mengenai perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan permintaan dan inflasi. Pernyataannya akan diikuti oleh pidato dari Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.

    Data ekonomi yang akan dirilis minggu ini serta komentar dari pejabat The Fed akan memainkan peran penting dalam membentuk sentimen pasar dan berpotensi mempengaruhi harga emas dalam waktu dekat. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi