Logo
>

Darurat Global, Kemenkes Cukupi Kebutuhan Vaksin Cacar Monyet

Ditulis oleh KabarBursa.com
Darurat Global, Kemenkes Cukupi Kebutuhan Vaksin Cacar Monyet

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kasus cacar monyet, atau yang dikenal sebagai monkeypox (Mpox), menunjukkan peningkatan signifikan di beberapa negara. Permasalahan utama terkait penyebaran penyakit ini adalah ketersediaan vaksin.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa persediaan vaksin cacar monyet (Mpox) di tanah air saat ini masih mencukupi. Namun, vaksin tersebut belum didistribusikan kepada masyarakat umum.

    “Ketersediaannya masih memadai. Saat ini, fokus utama adalah pada tenaga kesehatan dan kelompok berisiko,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dalam konfirmasinya.

    Jumlah kasus yang dilaporkan tetap konsisten, yakni 88 kasus per 17 Agustus 2024. "Tidak ada penambahan kasus," ungkap Nadia.

    Persediaan Vaksin di Afrika

    Sementara itu, vaksin cacar monyet diperkirakan akan tiba di Afrika dalam beberapa hari mendatang. Badan penasihat kesehatan utama di kawasan tersebut telah menyatakan wabah ini sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat di seluruh benua, pekan lalu.

    Menurut Jean Kaseya, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, vaksin ini akan tersedia paling lambat akhir pekan depan. “Kami mengharapkan vaksin dapat tiba sebelum akhir minggu depan,” ujar Kaseya pada Selasa 20 Agustus 2024.

    Penyebaran cacar monyet tipe baru dari Republik Demokratik Kongo telah menyebabkan lonjakan kasus di Afrika, dengan jumlah kasus meningkat menjadi hampir 19.000, dibandingkan dengan sekitar 17.500 kasus pada minggu lalu. Kaseya tidak merinci jumlah kasus yang disebabkan oleh tipe clade 1b yang baru.

    Meski Afrika telah berhadapan dengan cacar monyet sejak tahun 1970-an, perhatian internasional terhadap wabah ini baru meningkat belakangan ini. Meskipun benua ini adalah satu-satunya tempat di mana penyakit ini endemik, Afrika tidak menerima vaksin cacar monyet pada tahun 2022 ketika penyakit ini mulai menyebar secara global, serta mengalami hal serupa selama pandemi Covid-19.

    Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Kasus tersebut terdeteksi di wilayah DKI Jakarta.

    "Pasien yang terkonfirmasi berasal dari DKI Jakarta, seorang pria berusia 27 tahun," ungkap Muhammad Syahril, juru bicara Kemenkes pekan lalu.

    Syahril menjelaskan bahwa pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan luar negeri sebelum terinfeksi.

    Gejalanya terdeteksi oleh petugas medis di rumah sakit tempat pasien dirawat. Pada 14 Agustus 2022, pasien mengalami demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.

    Petugas medis kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).

    "Hanya dalam dua hari, hasil PCR keluar dan tadi malam Jumat 19 Agustus 2024, diumumkan bahwa pasien tersebut positif terkonfirmasi cacar monyet," tambah Syahril.

    Syahril juga mengungkapkan bahwa pasien yang terinfeksi telah menunjukkan tanda-tanda fisik berupa bintik-bintik cacar di beberapa bagian tubuhnya.

    "Terdapat bercak-bercak di wajah, telapak tangan, kaki, dan sebagian area genitalia," jelasnya.

    Namun, kondisi pasien dilaporkan stabil dengan gejala ringan. Ia hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah.

    Apakah ruam di kulit Anda adalah cacar monyet? Begini cara mengenalinya.

    Pada awal Agustus 2022, seorang dokter spesialis penyakit dalam telah memperkirakan bahwa kasus cacar monyet mungkin sudah ada di Indonesia, meskipun belum terdeteksi.

    Perkiraan ini didasari oleh fakta bahwa cacar monyet telah menyebar di 87 negara, terutama di Eropa, dengan lebih dari 26.000 kasus. Di Asia, kasus ini telah terdeteksi di Singapura, Thailand, dan Filipina.

    Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam, menyatakan bahwa adalah tidak logis jika cacar monyet belum teridentifikasi di Indonesia, mengingat penyebarannya yang begitu luas di negara lain. "Enggak logis kalau di Indonesia belum ada [kasus positif cacar monyet]. Jadi, mungkin sudah ada, hanya belum terdeteksi," ujar Zubairi, Kamis  4 Agustus 2024.

    Cacar monyet merupakan penyakit yang ditandai dengan demam tinggi dan munculnya bintik-bintik di kulit.

    Akhir bulan lalu, Kemenkes melaporkan adanya sembilan suspek pasien cacar monyet, meski belakangan hasil pemeriksaan menyatakan negatif.

    Indonesia mulai meningkatkan kewaspadaan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

    Langkah Pemerintah

    Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait penanganan wabah cacar monyet.

    Mereka mendesak pemerintah untuk memperketat skrining di pintu-pintu masuk seperti pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas negara. "Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaku perjalanan dengan cara mengamati suhu tubuh, serta tanda dan gejala lainnya," ujar Ketua Umum IDI, Adib Khumaidi, Selasa 2 Agustus 2024 lalu.

    Teori konspirasi 'virus cacar monyet bocor dari laboratorium' tidak berdasar, tapi terus tersebar di media sosial.

    Syahril menegaskan bahwa pemerintah sudah memperluas dan memperketat skrining di kawasan tersebut. "Kami telah menerapkan kewaspadaan sejak awal di pintu-pintu masuk negara kita," katanya.

    Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kasus positif cacar monyet, pemerintah mengklaim telah menyiapkan fasilitas pendukung di berbagai rumah sakit, termasuk ruang isolasi.

    Ruang isolasi yang disiapkan adalah ruang isolasi standar, bukan bertekanan negatif, sehingga bisa dioperasikan di seluruh rumah sakit. "Setiap rumah sakit seharusnya memiliki ruang isolasi," ujar Syahril.

    Di Semarang, RSUP Dr. Kariadi telah menyiapkan 30 tim dokter dan 100 tempat tidur sebagai antisipasi wabah cacar monyet.

    RSUP Kariadi juga telah menyiagakan ruang isolasi sebagai persiapan karantina bagi pasien cacar monyet. "Kami sudah mulai menata ruang isolasi," ungkap Vivi Vira, Koordinator Humas RSUP Dr. Kariadi.

    Menurut Zubairi Djoerban, selain pengawasan, edukasi masyarakat tentang gejala dan penularan cacar monyet juga penting. "Gejalanya berupa kelainan kulit yang mirip dengan cacar, yakni bintik-bintik berisi cairan."

    Cacar monyet biasanya disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha, atau ketiak, tambah Zubairi. Gejala khas lainnya adalah demam tinggi di atas 38°C dan sakit kepala hebat.

    IDI juga menekankan pentingnya sosialisasi tentang gejala, penularan, serta langkah pencegahan cacar monyet kepada masyarakat. Penularan cacar monyet terjadi melalui kontak erat, karena lesi di kulit mengandung virus.

    Selain itu, penularan bisa terjadi melalui droplet saat batuk, pilek, atau bersin, serta melalui kontak seksual. Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, menurut WHO.

    Penyakit ini adalah zoonosis yang umumnya terjadi di hutan hujan tropis Afrika tengah dan barat, namun bisa menyebar ke wilayah lain. Terdapat dua jenis utama virus, yakni yang berasal dari Afrika barat dan tengah.

    Kasus di Inggris kemungkinan terinfeksi jenis virus Afrika Barat yang umumnya lebih ringan, meskipun hal ini belum terkonfirmasi. Empat kasus baru di Inggris tidak memiliki kaitan atau riwayat perjalanan ke luar negeri, menunjukkan bahwa penularan terjadi di dalam negeri.

    UKHSA mendesak siapa pun yang merasa telah terpapar atau mengalami gejala untuk segera mencari bantuan medis. Sebagian besar kasus cacar monyet tergolong ringan dan sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Namun, penyakit ini kadang bisa lebih serius dan telah menyebabkan kematian di Afrika barat.

    Sejak pertama kali diidentifikasi pada monyet, wabah sporadis dilaporkan terjadi di sepuluh negara Afrika. Pada tahun 2003, untuk pertama kalinya, penyakit ini menyebar ke luar Afrika, menyerang pasien di Amerika Serikat.

    Kasus-kasus ini disebabkan oleh kontak dengan anjing padang rumput yang terinfeksi setelah kontak dengan mamalia kecil yang diimpor ke negara tersebut. Sebanyak 81 kasus dilaporkan, tanpa adanya korban jiwa. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi