KABARBURSA.COM - Emiten konstruksi badan usaha milik negara (BUMN), PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT masih merugi Rp2,15 triliun, naik 4,18 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp2,07 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan, pendapatan WSKT tergerus menjadi Rp4,17 triliun. Angka ini naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 15,19 persen dari level Rp5,27 triliun.
Meskipun penjualan segmen precast meningkat 214,26 persen yoy menjadi Rp610,96 miliar, pendapatan dari jalan tol naik 2,73 persen yoy menjadi Rp563,34 miliar, dan pendapatan properti juga meningkat 6,28 persen yoy menjadi Rp89,18 miliar.
Demikian juga, dari segmen penjualan infrastruktur tercatat mencapai Rp29,54 miliar atau naik 2,75 persen, pendapatan hotel naik 19,14 persen menjadi Rp48,90 miliar, dan sewa gedung serta alat mencapai Rp6,74 miliar, Waskita Karya masih mengalami penurunan pendapatan.
Hal ini disebabkan oleh penurunan laba dari segmen jasa konstruksi yang turun 28,17 persen yoy menjadi Rp3,12 triliun. Selain itu, pendapatan dari bunga jasa juga menurun signifikan menjadi nihil dari sebelumnya meraup untung senilai Rp23,85 miliar.
Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan Waskita Karya turun 19,42 persen secara tahunan menjadi Rp7,04 triliun. Penurunan ini didorong susutnya beban pokok dari jasa konstruksi.
Meskipun demikian, perusahaan mencatat laba kotor sebesar Rp595,49 miliar untuk periode Januari hingga Juni 2024, meningkat 28,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Alhasil, rugi per saham perseroan juga membengkak ke level Rp74,95 per lembar.
Kinerja Keuangan WSKT
Dari sudut pandang neraca keuangan, aset Waskita Karya pada semester I 2024 turun menjadi Rp91,10 triliun, mengalami penurunan sebesar 4,70 persen dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp95,59 triliun.
Secara rinci, aset lancar WSKT berada di level Rp22,82 triliun, dengan kas dan setara kas meningkat menjadi Rp1,87 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,34 triliun. Aset tidak lancar perseroan berada di angka Rp68,27 triliun.
Meskipun jumlah aset menurun, emiten WSKT berhasil mengurangi liabilitas sebesar 2,35 persen ke level Rp82,01 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp83,99 triliun.
Penurunan liabilitas WSKT didorong oleh penurunan liabilitas jangka pendek menjadi Rp18,70 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp22,83 triliun, dengan penurunan terbesar pada utang obligasi bersih yang menyusut ke level Rp1,36 triliun dari Rp4,71 triliun pada akhir tahun lalu.
Namun, liabilitas jangka panjang Waskita Karya meningkat sekitar Rp2 triliun dari Rp61,15 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp63,31 triliun pada semester I 2024. Akibatnya, ekuitas perseroan turun dari Rp11,60 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp9,08 triliun.
Dengan demikian, Debt to Equity Ratio (DER) WSKT pada paruh pertama tahun ini berada di angka 9,03 kali, meningkat dari posisi akhir tahun lalu sebesar 7,68 kali.
Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa WSKT lebih banyak menggunakan utangnya dibandingkan dengan ekuitas atau modalnya untuk membiayai operasional dan investasinya.
Adapun, dalam laporan terbaru kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). utang WSKT membengkak hingga mencapai Rp82 triliun. Utang ini terdiri atas utang jangka pendek Rp18,7 triliun per Juni 2024. Namun angka ini susut 17,9 persen ketimbang akhir 2023 yang mencapai Rp22,838 triliun.
Kewajiban Jangka Panjang
Namun, kewajiban jangka panjang WSKT mengalami kenaikan 3,6 persen ketimbang akhir 2023, menjadi Rp63,3 triliun. Akibatnya, keuangan WSKT mengalami defisit hingga Rp15,8 triliun per Juni 2024.
Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho mengakui faktor-faktor menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan pada kemampuan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.
“Oleh karena itu, mungkin tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi kewajibannya dalam kegiatan bisnis normal,” tulis dia dalam catatan laporan keuangan semester I 2024, Rabu, 31 Juli 2024.
Hanugroho berjanji aktif memantau keuangan dan kinerja WSKT Grup serta mengeksplorasi dan menjalankan strategi-strategi seperti menyelesaikan proses restrukturisasi bersama dengan konsultan konsorsium dalam rangka mengatur kembali ketentuan-ketentuan yang ada dalam dokumen instrumen utang perbankan dan utang obligasi perseroan.
Dalam hal ini, WSKT mengusulkan penyesuaian skema penyelesaian utang atas instrumen utang perbankan dan utang obligasi Perseroan sesuai dengan kemampuan keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dia juga menekankan WSKT telah memperoleh persetujuan dari seluruh Kreditur Perbankan dan Pemegang Obligasi termasuk Stakeholder yang berkaitan dalam proses restrukturisasi perseroan.
Limbungnya keuangan BUMN karya ini, bisa jadi karena penugasan WSKT dalam berbagai proyek di IKN, Kaltim. paling tidak ada 10 proyek yang dibebankan kepada WSKT.
Tak berhenti di situ. Direktur Pengembangan Bisnis WSKT, Rudi Purnomo menyebutkan, ada sejumlah proyek prestius yang digarap WSKT di IKN. Mulai dari pembangunan jalan tol hingga gedung perkantoran. "Gedung Sekretariat Negara dan Gedung Kemenko, menjadi tanggung jawab WSKT," kata Rudi. (*)