KABARBURSA.COM-Japfa Ltd, perusahaan induk PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), sedang dalam pertimbangan untuk melakukan delisting di bursa Singapura. Manajemen Japfa Ltd telah memulai pembicaraan untuk mendapatkan pinjaman yang akan mendukung langkah tersebut, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Menurut laporan di Bloomberg, diskusi telah berlangsung dengan beberapa bank dan setidaknya satu dana kredit swasta untuk pinjaman sekitar $150 juta. Potensi penghapusan pencatatan perusahaan, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar S$ 418 juta (US$ 313 juta), sedang dalam diskusi dan belum ada keputusan akhir yang dibuat, kata sumber tersebut. Saham Japfa telah mengalami penurunan sekitar 7persen di Singapura sepanjang tahun ini.
Japfa, yang didirikan pada tahun 1970an, memiliki fasilitas di Indonesia, Vietnam, India, Myanmar, dan Bangladesh. Perusahaan ini beroperasi dalam produksi dan pengolahan unggas, babi, akuakultur, daging sapi, serta makanan kemasan.
Laporan tahunan perusahaan pada tahun 2023 mencatat empat pemegang saham utama dengan nama keluarga Santosa – yang sama dengan pendiri perusahaan, Ferry Teguh Santosa. Salah satunya adalah Renaldo Santosa, anggota direksi Japfa yang memiliki total kepemilikan sebesar 60,70persen hingga Maret lalu. Dia tidak merespons permintaan komentar dari Bloomberg News. Perwakilan Japfa juga menolak berkomentar.
Terhadap isu tersebut, pada Jumat 8 Maret 2024, saham JPFA di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melonjak menyentuh level Rp 1.250 dari harga pembukaan Rp 1.200 per saham, kemudian turun ke level terendah Rp 1.175 per saham.