Logo
>

Desember Dibuka Hijau! Perlu Waspada Tekanan Asing?

IHSG menguat di awal Desember 2025 berkat aksi beli investor lokal. Tapi tekanan asing, banjir di Sumatera, dan inflasi bisa jadi ancaman pasar.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Desember Dibuka Hijau! Perlu Waspada Tekanan Asing?
Aktivitas di papan pantau Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan pertama pada bulan Desember 2025 dengan nada positif. Penguatan ini didorong oleh investor domestik yang agresif melakukan pembelian meski investor asing masih melanjutkan aksi jualnya.

    Pada pembukaan sesi pagi, sentimen pasar terlihat cukup stabil meski tekanan eksternal belum sepenuhnya mereda.

    Berdasarkan data pasar pukul 09.00 WIB, IHSG tercatat naik 40,77 poin atau 0,48 persen ke level 8.549,48. Sepanjang menit-menit awal perdagangan, indeks bergerak dalam rentang sempit dengan level tertinggi 8.552,73 dan level terendah 8.539,64.

    IHSG dibuka pada posisi 8.541,54, menandakan adanya minat beli yang cukup kuat dari pelaku pasar domestik.

    Total volume transaksi pada pembukaan mencapai 8,12 juta lot dengan nilai perdagangan 667,38 miliar rupiah dari 74.38 ribu frekuensi. Aktivitas perdagangan yang cukup aktif ini menunjukkan pasar memasuki Desember dengan momentum positif, sejalan dengan ekspektasi peningkatan likuiditas menjelang musim Natal dan Tahun Baru.

    Selain itu, nilai transaksi investor asing menunjukkan foreign buy sebesar 4,80 triliun dan foreign sell mencapai 5,82 triliun. Dengan demikian pasar kembali mencatat net foreign sell sebesar 1,02 triliun, menandakan arus modal asing masih keluar dari pasar saham Indonesia. 

    Pada perdagangan reguler, nilai net foreign sell tercatat 912,51 miliar, sedangkan di pasar tunai dan negosiasi mencapai 107,92 miliar. Komposisi transaksi pasar pagi ini didominasi investor domestik sebesar 73,91 persen, sementara investor asing berkontribusi 26,09 persen.

    Dari sisi nilai transaksi, investor domestik membukukan pembelian 15,57 triliun dan penjualan 14,55 triliun, mencerminkan kekuatan beli yang lebih solid dibandingkan investor asing. Dukungan investor lokal inilah yang membuat IHSG tetap stabil di awal perdagangan.

    Pada awal perdagangan, sejumlah saham mencatatkan penguatan tajam. PT Star Pacific Tbk dengan kode saham STAR naik ke level 250 atau menguat 34,41 persen, disusul PT Rockfields Properti Indonesia Tbk dengan kode saham ROCK yang melonjak ke 850 atau naik 25 persen.

    PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk dengan kode saham PADI juga menguat ke 147 atau naik 20,49 persen. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk dengan kode saham OPMS tercatat naik 20,17 persen menjadi 1.010, sementara PT Asri Karya Lestari Tbk dengan kode saham ASLI menguat 16,75 persen menuju level 71.

    Di sisi lain, beberapa saham mengalami tekanan cukup dalam sejak pembukaan. PT Estika Tata Tiara Tbk dengan kode saham ESTI terkoreksi ke 162 atau turun 14,29 persen. PT Habco Trans Maritima Tbk dengan kode saham BHAT melemah ke 1.345 atau turun 11,22 persen.

    Koreksi juga terjadi pada PT Sinergi Inti Plastindo Tbk dengan kode saham ESIP, PT Truelogs Logistics Indonesia Tbk dengan kode saham TRUE, dan PT Hadi Internasional Tbk dengan kode saham HDIT yang berada dalam daftar top loser awal sesi.

    Secara sektoral, mayoritas sektor berada di zona hijau. Sektor keuangan memimpin penguatan dengan kenaikan 1,08 persen, disusul sektor kesehatan yang naik 0,71 persen.

    Sektor teknologi, energi, infrastruktur, transportasi, dan barang baku juga bergerak positif, masing-masing menguat antara 0,28 persen hingga 0,67 persen. Sebaliknya, sektor industri terkoreksi 0,90 persen dan sektor properti melemah 0,67 persen.

    Beberapa analis menilai awal Desember biasanya membawa angin segar bagi pasar saham karena masuk periode window dressing, dorongan konsumsi akhir tahun, serta ekspektasi aliran dana segar dari manajer investasi. Namun tekanan jual asing yang masih berlanjut dapat menjadi penahan laju reli IHSG dalam jangka pendek.

    Riset harian MNCS pada 1 Desember 2025 mencatat bahwa IHSG terkoreksi 0,42 persen ke level 8,508 dan penurunan tersebut didominasi oleh meningkatnya volume penjualan.

    MNCS menilai pergerakan indeks saat ini masih berada dalam bagian dari wave (iii) dari wave [iii], sehingga ruang penguatan masih terbuka dengan target menuju area 8,660. Meski demikian, analis meminta pelaku pasar tetap mewaspadai potensi koreksi lanjutan pada rentang 8,460 hingga 8,491 yang sekaligus menjadi area pengujian support terdekat.

    Dalam pandangan teknikalnya, MNCS menempatkan level support IHSG di 8,491 dan 8,428, sementara area resistance berada di 8,616 dan 8,660. 

    Sementara, PT Indo Premier Sekuritas menilai bencana banjir yang melanda sentra perkebunan di Sumatera baru baru ini berpotensi mengganggu pasokan komoditas domestik dan memicu lonjakan inflasi, mengancam optimisme pasar modal menjelang akhir tahun yang didorong oleh stimulus Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Hal ini ditegaskan Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Iman Gunadi pasca Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan perdagangan 24-28 November 2025 dengan performa solid di level 8.508,71, naik 1,112 persen dari pekan sebelumnya, ditopang oleh lonjakan volume transaksi harian.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".