KABARBURSA.COM – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), perusahaan manufaktur komponen otomotif dari Grup Triputra, tengah mempersiapkan aksi korporasi strategis berupa akuisisi 82 persen saham PT Mah Sing Indonesia.
Rencana tersebut disampaikan perusahaan melalui keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 Oktober 2025.
Langkah akuisisi ini merupakan bagian dari strategi pengembangan usaha dan ekspansi portofolio produk otomotif, khususnya pada komponen plastik kendaraan roda empat (4W).
Dalam surat resminya, manajemen DRMA menjelaskan bahwa proses akuisisi masih berada pada tahap finalisasi dokumentasi dan negosiasi legal, yang dilakukan secara hati-hati untuk memastikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
“Proses akuisisi terhadap PT Mah Sing Indonesia dilakukan dalam rangka pengembangan usaha Perseroan, antara lain untuk peningkatan pendapatan serta penambahan portofolio produk, khususnya pada komponen plastik kendaraan roda empat,” demikian tertulis dalam laporan keterbukaan yang ditandatangani oleh Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso, Senin, 27 Oktober 2025.
Manajemen menegaskan bahwa nilai transaksi akuisisi ini berada di bawah ambang batas (threshold) transaksi material, yakni di bawah 20 persen dari ekuitas perseroan, sesuai dengan ketentuan tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Artinya, aksi korporasi ini tidak akan memberikan dampak material signifikan terhadap posisi keuangan perusahaan.
Selain itu, DRMA juga menegaskan tidak terdapat benturan kepentingan (conflict of interest) dalam rencana akuisisi tersebut.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dan penelusuran yang wajar, tidak terdapat potensi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan OJK,” tulis Irianto DRMA.
Dengan langkah ini, DRMA menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan kepatuhan pada seluruh regulasi pasar modal. Perseroan juga menegaskan bahwa setiap perkembangan proses akuisisi akan disampaikan secara terbuka kepada publik dan OJK.
Pendapatan Naik, Laba Stabil
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025 (tidak diaudit), DRMA mencatat pendapatan sebesar Rp4,73 triliun, meningkat sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan permintaan dari sektor komponen kendaraan roda empat dan roda dua, seiring pemulihan industri otomotif domestik.
Namun demikian, beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp4,02 triliun, seiring kenaikan harga bahan baku dan biaya energi. Dengan demikian, laba bruto tercatat Rp711,5 miliar, relatif stabil dibanding tahun sebelumnya.
Dari sisi laba bersih, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp424,6 miliar, sedikit meningkat dibanding periode yang sama pada 2024 sebesar Rp418 miliar.
Margin laba bersih perseroan tetap terjaga di kisaran 8,9 persen, mencerminkan efisiensi operasional yang konsisten di tengah fluktuasi biaya produksi.
Aset perseroan tercatat sebesar Rp5,68 triliun, naik dibanding posisi akhir 2024 yang sebesar Rp5,41 triliun. Ekuitas meningkat menjadi Rp2,18 triliun, sementara rasio utang terhadap ekuitas (DER) berada pada tingkat 1,6 kali, menunjukkan struktur permodalan yang masih solid untuk mendukung ekspansi bisnis. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.