Logo
>

Dilego CGS International Singapore, Harga INPP Hilang Kendali?

Aksi jual CGS menekan harga INPP, namun broker lain justru menyerap saham di area divestasi, menandakan rotasi kepemilikan di tengah tekanan sektor properti.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dilego CGS International Singapore, Harga INPP Hilang Kendali?
CGS International Securities Singapore Pte Ltd baru saja melego saham INPP. Foto: Dok Indonesian Paradise Property.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pergerakan saham PT Indonesian Paradise Property Tbk, berkode saham INPP, cukup menarik diperhatikan. Aksi divestasi yang dilakukan CGS International Securities Singapore Pte Ltd memberikan pukulan telak. Harga saham INPP anjlok cukup dalam, lebih dari 3 persen.

    CGS melepas 48,32 juta saham INPP pada 8 Desember di harga Rp675 per saham, dengan nilai transaksi sekitar Rp32,61 miliar. Penjualan ini menurunkan porsi kepemilikan CGS dari 8,30 persen menjadi 7,87 persen, sekaligus menegaskan bahwa langkah tersebut bersifat transaksi penjualan biasa, bukan perubahan strategi pengendalian.

    Namun jika dilihat dari sisi performa saham, level harga Rp675 menjadi titik penting. Pada hari transaksi tersebut, harga INPP bergerak relatif stabil tanpa tekanan ekstrem. Artinya, pelepasan saham oleh CGS tidak dilakukan secara agresif di pasar yang tipis. 

    Justru sebaliknya, pasar mampu menyerap saham yang dilepas tanpa menciptakan dislokasi harga yang tajam. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas di area tersebut cukup memadai dan ada minat beli yang siap menampung suplai besar.

    Hal ini tercermin jelas pada broker summary di periode12 Desember. Di sisi penjualan, tekanan terbesar datang dari KGI Sekuritas (HD) yang mencatatkan nilai jual bersih sekitar Rp61,6 miliar dengan volume 909 lot di harga rata-rata 678. 

    Angka ini jauh lebih besar dibanding nilai jual broker lain, yang secara struktur sangat konsisten dengan aksi divestasi CGS. Dengan kata lain, HD menjadi kanal utama pelepasan saham CGS ke pasar. Selain HD, tekanan jual juga muncul dari Panin Sekuritas (GR). Nilainya jauh lebih kecil dibandingkan HD, yaitu sekitar Rp211,5 juta.

    Menariknya, tekanan jual tersebut tidak berdiri sendiri. Di sisi pembelian, muncul beberapa broker yang aktif menyerap saham INPP di kisaran harga yang sama. 

    KB Valbury (CP) membukukan pembelian bersih Rp18,3 miliar di harga rata-rata 678, diikuti Stockbit Sekuritas (XL) dengan Rp15,6 miliar di harga 675, serta BCA Sekuritas (SQ) sebesar Rp13,5 miliar di harga yang sama. 

    Pola ini menunjukkan bahwa saham yang dilepas CGS tidak “jatuh ke pasar kosong”, melainkan berpindah tangan ke pelaku lain yang bersedia masuk di area harga divestasi.

    Struktur ini penting karena memperlihatkan bahwa aksi CGS lebih tepat dibaca sebagai rebalancing kepemilikan, bukan sinyal keluar massal dari saham INPP. 

    Harga jual yang sejajar dengan harga beli broker lain menunjukkan adanya kesepakatan pasar terhadap valuasi jangka pendek di area 675–678. Tidak terlihat diskon agresif yang biasanya muncul jika penjual berada dalam posisi terdesak.

    Dari perspektif kritikal, meski CGS bukan pihak pengendali dan menegaskan tidak ada niat menguasai perseroan, pengurangan porsi kepemilikan tetap memberi sinyal bahwa sebagian institusi memilih mengurangi eksposur pada sektor properti. 

    Ini sejalan dengan kondisi sektor properti yang sedang menghadapi tekanan siklus, mulai dari sensitivitas suku bunga hingga perlambatan permintaan. Namun, fakta bahwa saham tersebut diserap oleh broker pembeli dengan nilai signifikan menunjukkan bahwa pasar tidak sepenuhnya bearish terhadap INPP.

    Dengan demikian, performa saham INPP dalam konteks ini lebih mencerminkan rotasi kepemilikan ketimbang perubahan sentimen fundamental secara drastis. CGS menjadi penjual utama melalui HD, sementara sahamnya ditampung oleh CP, XL, dan SQ di harga yang relatif sama. 

    Selama harga mampu bertahan di area ini tanpa breakdown signifikan, pelepasan saham oleh CGS justru dapat dibaca sebagai proses redistribusi yang sehat, bukan sinyal tekanan lanjutan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79