Logo
>

Dirut Hermina Tambah Koleksi Saham, ini Besarannya

Ditulis oleh Yunia Rusmalina
Dirut Hermina Tambah Koleksi Saham, ini Besarannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL), Hasmoro, kembali menambah porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan.

    Dalam periode 12 hingga 15 Agustus 2024, Hasmoro membeli 3.827.900 lembar saham HEAL dengan harga berkisar antara Rp1.301 hingga Rp1.310 per saham. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, 25 Agustus 2024.

    Sebelumnya, pada 31 Mei 2024, Hasmoro juga telah membeli 65.400 lembar saham HEAL di harga Rp1.250 per saham. Hasmoro menyatakan bahwa tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi dengan kepemilikan langsung.

    Dengan tambahan pembelian ini, kepemilikan saham Hasmoro di HEAL meningkat menjadi 718,6 juta lembar saham, setara dengan 4,68 persen dari total saham perusahaan. Sebelumnya, ia menguasai 714,79 juta lembar saham.

    Pada perdagangan Jumat 23 Agustus 2024, saham HEAL mengalami kenaikan Rp5, ditutup pada harga Rp1.300 per lembar saham.

    Sebelumnya, pada awal Agustus, Hasmoro juga tercatat membeli saham HEAL dengan jumlah kecil. Pada 5 Agustus, ada transaksi pembelian sebanyak 1.900 saham dengan harga rata-rata Rp1.300 dengan nilai transaksi kurang dari Rp3 juta.

    Pada semester I-2024, emiten pengelola RS Hermina itu meraup pendapatan Rp3,34 triliun, naik 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp2,69 triliun.

    Sementara laba bersih HEAL untuk periode yang sama mencapai Rp343 miliar, melonjak 70 persen dari capaian semester I-2023 yang sebesar Rp202 miliar.

    Kenaikan pendapatan HEAL ini didorong dari bisnis rumah sakit, dimana HEAL mengantongi pendapatan rawat inap sebesar Rp 2,04 triliun. Sementara pendapatan rawat jalan juga turut berkontribusi sebesar Rp 1,21 triliun.

    Adapun, Hermina juga menargetkan untuk membuka empat rumah sakit baru pada tahun 2024.

    Presiden Direktur Medikaloka Hermina Hasmoro menyampaikan bahwa target penambahan rumah sakit baru tersebut berlokasi di Madiun, Pasuruan, Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Pantai Indah Kapuk (PIK) II.

    Selain itu, HEAL juga akan mengakuisisi satu rumah sakit yang berlokasi di Rumbai, Pekanbaru.

    Dalam progresnya, Hasmoro menyampaikan pembukaan jaringan rumah sakit baru di Pasuruan sudah mulai beroperasi pada semester I-2024 lalu. Sementara sisanya akan dibuka pada semester II-2024.

    Bahkan, Hermina juga mendukung pengembangan Ibu Kota Nusantara dengan membangunan rumah sakit ini memiliki landasan yang kuat.

    Setelah melewati proses penandatangan kesepakatan danterbitnya Keputusan Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otoritas Ibu Kota Nusantara(OIKN) tentang Penetapan Pengalokasian Lahan untuk PT Medikaloka Hermina Tbk di Ibu Kota Nusantara pada bulan September 2023, Hermina telah melakukan groundbreaking pada 1 November 2023 dan pembangunan fondasi di bulan Desember 2023.

    “Sejak awal kami berkomitmen untuk mendukung pengembangan Ibu Kota Nusantara karena kami melihat potensi besar di masa depan,” jelas dr. Hasmoro.

    Hermina menargetkan RS Hermina Nusantara menjadi rumah sakit berbasis ecogreen dan smart hospital, dengan akreditasi nasional dan internasional, untuk melayani berbagai kalangan pasien kami, baik eksekutif maupun non-eksekutif.

    Sebelumnya, PT Medikaloka Hermina Tbk juga telah melakukan soft opening untuk RS Hermina Madiun pada Juli 2024. Ini merupakan rumah sakit ke-49 dalam jaringannya. Dengan dibukanya RS Hermina Nusantara, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar akan layanan kesehatan yang berkualitas.

    Sektor Healthcare Tetap Prospektif

    Pada penutupan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin, 22 Juli 2024, sektor healthcare mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. Meski begitu, sektor healthcare dinilai tetap prospektif di semester II tahun ini.

    Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan, sejumlah emiten sektor healthcare mengalami pergerakan saham yang positif di semester I 2024. Adapun emiten itu di antaranya PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), Siloam International Hospital Tbk (SILO), dan Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

    “Di sini kita melihat bahwa pergerakan harga saham MIKA, SILO, HEAL, ini rata-rata beres consolidation ya. Jadi terlihat penguatannya, atau up trend-nya,” kata Nafan kepada KabarBursa, Senin, 22 Juli 2024.

    Secara fundamental, kata Nafan, ketiga emiten healthcare itu telah mencatatkan kinerja yang baik, baik secara kuartal maupun secara tahunan. Bahkan, MIKA berhasil mencatat pertumbuhan dua digit di semester pertama.

    Nafan menyebut, prospek sektor healthcare berbasis jangka panjang mengingat tingkat penyebarannya yang masih terfokus pada pusat-pusat kota di Indonesia. Di sisi lain, fasilitas dari masing-masing rumah sakit di daerah juga banyak yang belum mempuni dalam menangani penyakit tertentu.

    “Yang terpencil itu misalnya, itu masih mengalami kekurangan fasilitas healthcare yang sangat memadai seperti itu. Dan di situ lah prospek dari emiten-emiten berbasis healthcare,” jelasnya.

    Di sisi lain, tingkat pemerataan ekonomi juga menjadi salah satu penunjang pertumbuhan fundamental sektor healthcare. Hal itu sangat mempengaruhi ekspansi bisnis healthcare.

    Ekspansi bisnis healthcare di daerah-daerah itu yang membuat emiten rumah sakit memiliki prospektif jangka panjang. Pasalnya, kehadiran rumah sakit di wilayah perkotaan tergolong menjamur dan memiliki persaingan yang sangat ketat.

    “Memang opportunity dari healthcare ini ada di kota-kota. Bukan kota pusat, bukan kota-kota besar, tapi daerah. Itu sebenarnya juga opportunity kalau menurut saya jika dilihat dari tingkat penyebaran penduduk. Karena kita melihat dari tingkat penyebaran dokter saja misalnya, itu hanya terpusat di kota-kota besar,” tutupnya.

    MIKA, SILO, HEAL: Mana yang Lebih Kuat?

    Berdasarkan data perdagangan di RTI Business, Senin, 22 Juli 2024, saham MIKA mengalami peningkatan yang signifikan di semester pertama 2024. Performa MIKA dalam satu semester tercatat meningkat sebesar 6,52 persen dengan rata-rata harga saham Rp2,490 hingga Rp3,200 per lembar saham.

    Di semester pertama, MIKA juga mencatat volume share hingga 1,8 miliar dengan saham yang diperdagangkan mencapai Rp5,0 triliun. Adapun frekuensi saham yang diperdangkan dalam satu semester terakhir mencapai 287,542.

    Data Stockbit juga mencatat revenue MIKA sebesar Rp2,452 miliar dengan gross profit Rp1,318 miliar. Sementara Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) MIKA berada di level Rp1,632,77 miliar dengan net income Rp601 miliar.

    Senada dengan MIKA, RTI Business juga mencatat peningkatan saham SILO dalam satu semester terakhir. SILO mencatat pertumbuhan saham hingga 25,00 persen dengan rata-rata harga saham Rp1,960 hingga Rp2,790 per lembar saham.

    Di semester pertama, SILO juga mencatat volume share hingga 1,8 miliar dengan perbedaan tipis saham yang diperdagangkan sebesar Rp4,9 triliun jika dibandingkan MIKA. Adapun frekuensi saham yang diperdangkan dalam satu semester terakhir mencapai 150,785.(*)

     

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunia Rusmalina

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.