Logo
>

Reboundnya IHSG, Ekonomi Global Bayangi Pasar Modal RI

Sentimen global yang masih penuh ketidakpastian membuat investor tetap waspada.

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Reboundnya IHSG, Ekonomi Global Bayangi Pasar Modal RI
Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mencatat rebound signifikan pada awal Maret 2025 setelah mengalami tren bearish sejak akhir tahun lalu. 

    Pada Senin, 3 Maret 2025, IHSG melesat 3,97 persen ke level 6.519,66 setelah sebelumnya anjlok 11,43 persen sejak awal tahun. Sementara berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan ini IHSG tercatat naik 5,83 persen, dari level 6.270,597 menjadi 6.636,000.

    Namun, sentimen global yang masih penuh ketidakpastian membuat investor tetap waspada. Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, menilai bahwa penguatan IHSG kali ini lebih didorong oleh technical rebound domestik, penguatan rupiah sebesar 0,70 persen ke Rp16.480 per USD, serta aksi beli asing sebesar Rp173 miliar. Selain itu, pelemahan Wall Street dalam beberapa pekan terakhir turut memengaruhi pergerakan indeks di dalam negeri.

    "Belakangan ini Wall Street mengalami koreksi signifikan, terutama pada awal Maret 2025, dipicu oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan AS di bawah Presiden Trump," kata Wahyu, kepada kabarBursa.com di Jakarta 9 Maret 2025. 

    Menurutnya, kebijakan tarif baru AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China telah memicu kekhawatiran akan perang dagang yang dapat memperlambat ekonomi global serta meningkatkan inflasi. Nasdaq bahkan resmi masuk wilayah koreksi, S&P 500 menghapus kenaikan pasca-pemilu, dan Dow Jones juga mengalami tekanan. Volatilitas pasar meningkat akibat data ekonomi AS yang lemah, seperti klaim pengangguran serta kekhawatiran stagflasi.

    Strategi Mitigasi Risiko: Penundaan Short Selling dan Buyback Saham

    Di tengah ketidakpastian global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah mitigasi dengan menunda short selling serta mengkaji kebijakan buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Langkah ini diharapkan dapat meredam volatilitas dan meningkatkan kepercayaan investor.

    "Penundaan short selling bertujuan untuk mengurangi tekanan jual di pasar, yang seringkali memperparah penurunan harga saham. Diharapkan volatilitas pasar dapat lebih terkendali," jelas Wahyu.

    Selain itu, kebijakan ini berpotensi meningkatkan sentimen positif di pasar dengan menekan spekulasi negatif yang dapat memicu kepanikan. Sementara itu, buyback saham tanpa RUPS dinilai memberi fleksibilitas lebih bagi emiten dalam menjaga harga saham. Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, juga menyambut baik langkah ini, mengingat banyak perusahaan saat ini memiliki dana tunai yang menumpuk.

    "Kebijakan buyback saham tanpa RUPS bisa menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia, termasuk IHSG," ujarnya.

    IHSG: Rebound Sementara atau Awal Pemulihan?

    Meski kebijakan domestik memberikan angin segar bagi IHSG, Wahyu Laksono mengingatkan bahwa faktor global masih mendominasi arah pergerakan pasar.

    "Bagaimanapun, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti kebijakan The Fed, faktor ekonomi China, sentimen investor asing, serta kinerja emiten," katanya.

    Menurutnya, medium term ini IHSG masih dalam tren bearish, meski pekan ini mengalami rebound signifikan. Ia juga menyoroti dampak buruk data pasar tenaga kerja AS terbaru, yang menunjukkan kinerja yang lebih lemah dari ekspektasi. 

    "Meskipun ada rebound sementara saat Trump menunda beberapa tarif, sentimen pasar tetap cemas hingga 7 Maret 2025," terangnya.

    Selain itu, perlambatan ekonomi China dan fluktuasi harga komoditas juga menjadi faktor yang perlu diwaspadai. 

    "Kenyataannya, penguatan ini sepertinya masih sementara karena minimnya katalis kuat dan ketidakpastian ekonomi global masih membayangi," pungkas Wahyu.

     Kumpulin Taipan Bikin Positif

    Bursa Efek Indonesia atau BEI menilai berkumpulnya para pengusaha atau konglomerat di Istana Negara akan menjadi sentimen positif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Para pengusaha tersebut memenuhi undangan Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 6 Maret 2025. 

    Direktur Utama BEI Iman Rachman, kepada media di Gedung BEI Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025, mengapresiasi acara penting tersebut. Dirinya menyampaikan bahwa agenda itu menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap pasar modal Indonesia.

    "Positifnya (pertemuan pengusaha di Istana) pasti ada. Hari ini terbukti indeks (IHSG) positif. Ini support yang bagus dari pemerintah dan pengusaha kepada industri pasar modal kita. Jadi, bisa dilihat indeksnya hari ini kan positif," kata Iman. 

    Diketahui, pada hari ini IHSG ditutup menguat sebesar 0,27 persen atau naik 18 poin ke level 6.636 pada perdagangan Jumat, 7 Maret 2025. Menguatnya IHSG membuat 319 saham berada di zona hijau, 242 saham melemah, dan 233 saham mengalami stagnan. 

    Bahas Ekonomi-Investasi Nasional

    Pada Kamis kemarin, delapan pengusaha hadir dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto. Mereka adalah Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata. 

    Masing-masing memiliki latar belakang bisnis yang berbeda, mulai dari sektor pangan, properti, energi, keuangan, hingga manufaktur.

    Pertemuan tersebut menjadi ajang diskusi strategis antara pemerintah dan dunia usaha mengenai perkembangan ekonomi nasional serta program-program utama yang tengah dijalankan.

    Presiden Prabowo membahas sejumlah isu strategis, termasuk program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu kebijakan unggulan pemerintah, pembangunan infrastruktur, penguatan industri tekstil, hingga upaya swasembada pangan dan energi. 

    Selain itu, industrialisasi dan pengelolaan investasi melalui Badan Pengelola Investasi Danantara juga menjadi topik utama dalam perbincangan.

    "Kepala Negara mengapresiasi peran serta para pengusaha dalam mendukung berbagai kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat," ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, melalui keterangan tertulis yang dikutip Jumat, 7 Maret 2025.

    Pertemuan ini mencerminkan upaya pemerintah dalam membangun komunikasi yang erat dengan dunia usaha, guna memastikan stabilitas ekonomi nasional serta menarik investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.(*) 


    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.