KABARBURSA.COM - Perusahaan pertambangan batu bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), mengumumkan bahwa mereka telah melakukan pembelian kembali (buyback) sebanyak 272,06 juta saham dengan nilai total Rp145,65 miliar. Kegiatan ini berlangsung dari 22 April hingga 28 Juni 2024. Informasi ini disampaikan melalui siaran pers di Jakarta, kemarin.
Direktur Delta Dunia, Dian Sofia Andyasuri, menyatakan bahwa selama periode tersebut, perusahaan telah membeli kembali 272.064.000 saham DOID dengan harga rata-rata Rp535,36 per saham. Total dana yang dikeluarkan untuk buyback ini adalah sekitar Rp145,65 miliar.
"Persentase jumlah nominal saham yang dibeli dari total jumlah saham yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah 33,18 persen," kata Dian.
Dia menambahkan bahwa sisa dana untuk pembelian kembali saham adalah Rp402,64 miliar. Harga rata-rata pembelian kembali Rp535,36 per saham ini berada di bawah harga pasar saham DOID saat ini yang sebesar Rp620. Dalam satu bulan terakhir, saham perusahaan pertambangan ini telah naik 21,57 persen dan meningkat 48,33 persen selama tiga bulan terakhir.
Sebelumnya, manajemen DOID mengungkapkan bahwa perusahaan telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 April 2024 untuk melakukan buyback sebanyak 819.878.843 saham. Aksi korporasi ini akan dilakukan secara bertahap mulai 19 April 2024 hingga 18 April 2025 melalui perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan berencana mengalokasikan dana maksimum sebesar USD 35 juta atau setara dengan Rp548,55 miliar untuk program buyback ini. Dana untuk buyback akan berasal dari saldo laba ditahan perusahaan. Perusahaan juga menjelaskan bahwa pembelian kembali saham ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham selain melalui pembagian dividen, serta untuk menerapkan program kepemilikan saham oleh karyawan sebagai bagian dari upaya retensi karyawan.
Selain itu, perusahaan meyakini bahwa pembelian kembali saham tidak akan berdampak negatif secara material terhadap operasi dan pertumbuhan perusahaan. Saat ini, perusahaan memiliki modal dan arus kas yang cukup untuk mendukung semua kegiatan usaha, pengembangan usaha, operasi, serta pembelian kembali saham.
Kinerja DOID
DOID berhasil mencatat pertumbuhan kinerja sepanjang 2023. Pendapatan dan laba bersih DOID melonjak hingga double digit. Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), DOID mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD36,01 juta pada 2023.
Adapun sepanjang 2022, DOID membukukan laba bersih sebesar USD28,63 juta. Artinya, capaian DOID di 2023 tumbuh 25,74 persen secara tahunan atau year on year (yoy)
Dari sisi top line, DOID berhasil mengantongi pendapatan bersih sebesar USD1,83 miliar. Ini tumbuh 17,99 persen secara tahunan dari realisasi sepanjang 2023 yang mencapai USD1,55 miliar.
Rinciannya pendapatan dari pihak ketiga berkontribusi sebesar USD1,83 miliar atau tumbuh 18,38 persen yoy. Kemudian pendapatan dari pihak berelasi menyumbang pendapatan USD2,14 juta yang turun 69,20 persen yoy.
Sementara itu, beban pokok pendapatan induk usaha PT Bumi Makmur Mandiri Utama ini terpantau naik 17,55 persen secara tahunan dari USD1,34 miliar di 2022 menjadi USD1,58 miliar di 2023.
Di sisi lain, total aset DOID terpantau naik 19,31 persen secara tahunan menjadi USD1,87 miliar per 31 Desember 2023 dari posisi per 31 Desember 2023 yang berada di level USD1,57 miliar.
Jumlah liabilitas DOID juga ikut meningkat sebesar 21,83 persen menjadi USD1,60 miliar per 31 Desember 2023. Kemudian ekuitas DOID juga terpantau naik 6,39 persen secara tahunan menjadi USD272,60 juta.
Pada kuartal I 2024, DOID mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 19,08 juta. Berdasarkan laporan keuangan, DOID mengalami rugi bersih meskipun terjadi sedikit peningkatan dalam pendapatan selama tiga bulan pertama tahun 2024.
Pendapatan bersih DOID tercatat sebesar USD 426,22 juta di kuartal I 2024. Ini meningkat 4 persen secara tahunan (year on year atau YoY) dari USD 409,49 juta di kuartal I 2023.
Beban pokok pendapatan naik menjadi USD 388,99 juta di kuartal I 2024, dari USD 371,86 juta di kuartal I 2023.
Dengan demikian, laba bruto DOID tercatat sebesar USD 37,22 juta per Maret 2024, sedikit menurun dari USD 37,63 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Beberapa beban DOID juga meningkat dalam periode tersebut. Beban keuangan DOID naik menjadi USD 33,36 juta di kuartal I 2024, dari USD 20,43 juta di kuartal I 2023.
Beban lain-lain naik signifikan menjadi USD 12,01 juta per 31 Maret 2024, dari sebelumnya USD 630,62 ribu pada periode yang sama tahun lalu.
Akibatnya, DOID mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 19,08 juta di kuartal I 2024, meningkat 2.983,05 persen YoY.
Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri menyatakan bahwa EBITDA DOID tumbuh 8 persen YoY menjadi USD 80 juta. Ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya yang lebih baik.
"Alhasil, meningkatkan margin EBITDA dari 20,8 persen di kuartal I 2023 menjadi 21,6 persen di kuartal I 2024," ujarnya dalam keterangan resmi.
Per 31 Maret 2024, total aset DOID mencapai USD 1,62 miliar. DOID juga memiliki total liabilitas sebesar USD 1,37 miliar dan total ekuitas USD 251,73 juta. Kas dan setara kas DOID tercatat naik menjadi USD 310,77 juta di kuartal I 2024.
Direktur DOID, Iwan Fuad Salim, mengatakan bahwa Grup mencatatkan rasio Utang Bersih terhadap EBITDA sebesar 1,65 kali pada Maret 2024, meningkat dari 2,15 kali di kuartal I 2023.
Penurunan total utang DOID didorong oleh pelunasan obligasi lebih awal sebesar USD 153 juta dan pengurangan lebih lanjut dari amortisasi pinjaman dan sewa.
"Penurunan ini, ditambah dengan diversifikasi sumber permodalan yang efektif, telah memfasilitasi keberhasilan pembiayaan kembali (refinancing) kewajiban pembayaran utang pada 2026, sehingga meningkatkan profil jatuh tempo utang Grup," ungkapnya. (*)