KABARBURSA.COM - PT Dharma Polimetal Tbk atau emiten dalam kode saham DRMA berencana bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 22 April 2025 mendatang.
Manajemen perusahaan komponen otomotif itu menyatakan bakal mengumumkan pada pemegang saham pada 31 Maret 2025 mendatang. Nantinya, RUPST bakal terbuka untuk umum.
"Pemanggilan Rapat akan dilakukan melalui iklan pada situs web Perseroan, situs web penyedia e-RUPS yakni eASY.KSEI dan situs web Bursa Efek," kata manajemen DRMA melalui pemberitahuan tertulis dikutip Senin, 17 Maret 2025.
Rencananya, RUPST itu nanti bakal membahas perihal anggaran dasar perusahaan. Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 15/POJK.04/2020, pemegang saham yang berhak menghadiri RUPST adalah mereka yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 30 Maret 2025 pukul 16.00 WIB.
DRMA juga memberikan kesempatan bagi pemegang saham untuk mengusulkan agenda tambahan dalam rapat.
Usulan tersebut harus diajukan secara tertulis dan diterima oleh direksi paling lambat tujuh hari sebelum pemanggilan RUPS, dengan minimal kepemilikan 1/20 dari total saham dengan hak suara.
Selain itu, agenda yang diusulkan harus relevan dengan kepentingan perseroan dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tidak dijelaskan apakah ada hilal pembagian dividen dalam RUPST tersebut.
Aktivitas Penjualan Komponen
Diberitakan di KabarBursa.com, DRMA memiliki target fantastis dalam aktivitas penjualan komponen otomotif ke Amerika Serikat (AS) di tahun 2025.
Presiden Direktur Dharma, Irianto Santoso mengatakan hingga September 2024, melalui PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI), perusahaan mencatatkan ekspor ke AS sekitar USD10 juta.
"Dengan potensi pasar yang masih luas, nilai ekspor ini diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun 2025," ujar dia saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta dikutip pada Sabtu, 8 Februari 2025.
Untuk tahun 2025, kata Irianto, Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan ekspor yang mencapai dua digit melalui DKI. Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara detail terkait jumlah yang dimaksud.
"Target ini juga didukung karena peningkatan kapasitas produksi yang akan terjadi setelah pabrik baru DKI mulai beroperasi," katanya.
Irianto juga menyampaikan jika Dharma saat ini sedang membangun pabrik baru di Cirebon. Dia menyebut pendirian pabrik ini bertujuan untuk memperluas kapasitas produksi.
“Pabrik baru tersebut akan memiliki luas 1,5 kali lebih besar dibandingkan pabrik yang ada saat ini dan ditargetkan rampung pada tahun 2025,” ujarnya.
Sejalan Dengan Target Pemerintah
Beberapa waktu lalu, Dharma Polimetal semakin gencar dalam membuat inovasi infrastruktur kendaraan listrik dengan ekosistem “Dharma Connect”. Inovasi ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik pada 2030.
Perlu diketahui, Dharma Connect terdiri dari lima macam ekosistem, yakni DC Battery (battery pack, energy storage system & Auxiliary Battery), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).
Pada segmen kendaraan listrik, DRMA telah menggarap battery pack dan BLDC motor serta mengembangkan charging station dan komponen lain yang mendukung aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Saham DRMA menunjukan kinerja keuangan yang solid dengan sejumlah indikator keuangan yang menunjukkan posisi keuangan yang sehat dan profitabilitas yang tinggi.
Dilansir dari data Stockbit, DRMA mencatat rasio solvabilitas yang kuat, dengan current ratio sebesar 1,65 dan quick ratio di angka 1,18. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Selain itu, debt to equity ratio sebesar 0,23 menandakan bahwa DRMA memiliki struktur modal yang sehat dengan tingkat utang yang rendah dibandingkan ekuitasnya.
Dari sisi profitabilitas, DRMA menunjukkan kinerja yang mengesankan. Return on assets (ROA) tercatat sebesar 13,65 persen, sementara return on equity (ROE) mencapai 23,53 persen, yang mencerminkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset dan ekuitasnya untuk menghasilkan keuntungan.
Selain itu, gross profit margin sebesar 19,16 persen, operating profit margin di angka 15,62 persen, serta net profit margin sebesar 11,93 persen menunjukkan efisiensi operasional yang tinggi dalam menghasilkan laba bersih.
Catatan Laba Bersih
PT Dharma Polimetal Tbk atau dalam kode saham DRMA, merupakan emiten manufaktur komponen otomotif nasional, mencatat pertumbuhan laba bersih inti sebesar 4,1 persen pada 2024.
Melalui public expose, Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso memaparkan data laba inti meningkat dari Rp569,6 miliar menjadi Rp593,1 miliar, setelah dikurangi dampak non-recurring profit dari akuisisi PT Trimitra Chitrahasta (TCH) pada 2023. Meski penjualan stabil di Rp5,5 triliun, strategi diversifikasi dan ekspansi pasar ekspor mendorong kinerja positif perusahaan di tengah fluktuasi industri otomotif.
Segmen roda dua menjadi pendorong utama, dengan penjualan mencapai Rp3,3 triliun, naik sebelas koma sembilan persen year-on-year. Dengan kontribusi lima puluh sembilan persen terhadap total pendapatan, segmen ini tetap menjadi pilar utama DRMA.
“Kami membukukan kinerja yang lebih baik dibandingkan industri otomotif secara keseluruhan. Ke depan, DRMA akan terus mencari sumber pertumbuhan baru, baik di dalam maupun di luar industri otomotif, serta meningkatkan efisiensi melalui otomatisasi dan teknologi tepat guna,” ujar Irianto di Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025.
Selain pertumbuhan di pasar domestik, Irianto juga memaparkan ekspor komponen otomotif melalui PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI) menjadi katalis pertumbuhan kinerja DRMA. Sejak memulai pengiriman ke Amerika Serikat pada Mei 2024, DKI mencatatkan penjualan sebesar Rp708,9 miliar, melonjak seratus tiga koma enam persen secara tahunan. Untuk memperkuat ekspansi global, DRMA tengah membangun pabrik baru seluas dua koma tiga hektare dengan kapasitas produksi satu setengah kali lebih besar dari fasilitas saat ini. Pabrik tersebut ditargetkan rampung pada semester kedua 2025 dan akan meningkatkan volume ekspor bulanan.