KABARBURSA.COM - PT Global Sukses Digital akan menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Perusahaan perdagangan eceran alat fotografi ini sedang bersiap diri.
Calon emiten yang akan menggunakan kode saham DOSS ini merencanakan untuk menawarkan hingga 450 juta saham baru dengan nilai nominal Rp40 per saham. Jumlah ini setara dengan 26,09 persen dari total modal yang telah ditempatkan dan sepenuhnya disetor setelah IPO.
Selama masa penawaran awal atau bookbuilding, DOSS telah menetapkan rentang harga IPO mereka antara Rp130 hingga Rp135 per saham. Dengan demikian, DOSS diperkirakan akan memperoleh dana segar sebesar Rp58,50 miliar hingga Rp60,75 miliar dari penjualan saham tersebut.
Berdasarkan prospektus DOSS yang dilansir, Senin, 22 Juli 2024, sekitar 27,4 persen dari dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk belanja modal. Ini mencakup biaya seperti sewa gerai, pengembangan gerai baru, serta biaya ekspansi gerai yang sudah ada, yang direncanakan untuk dilakukan pada tahun 2024 dan 2025.
Kemudian, sekitar 72,6 persen dari dana IPO akan dialokasikan untuk modal kerja guna mendukung kegiatan utama dan operasional DOSS. Penggunaan dana ini mencakup pembiayaan untuk pengadaan barang, distribusi produk, serta beban operasional lainnya yang mendukung kelancaran operasional perusahaan.
Dalam acara penawaran umum saham kali ini, Global Sukses Digital telah menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek. Proses penawaran umum saham ini dijadwalkan akan berakhir pada tanggal 26 Juli 2024.
NEST Esta Indonesia Tbk Gelar IPO
Begitu juga dengan PT Esta Indonesia Tbk (NEST) bersiap diri menggelar IPO maksimal 822,5 juta atau 20 persen saham.
Perseroan ini membuka harga penawaran awal di kisaran Rp160-200 per saham. Karena itu, nilai keseluruhan dari IPO saham ini bisa mencapai Rp164,5 miliar.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah KGI Sekuritas Indonesia.
Masa penawaran awal pada tanggal 22-24 Juli 2024. Masa penawaran umumnya diperkirakan pada 1-6 Agustus 2024. Dan, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2024.
Sebagai informasi, NEST telah berdiri selama lebih dari 24 tahun dan telah berpengalaman memproduksi sarang burung walet berkualitas terbaik ke seluruh dunia. Perseroan didirikan pada tahun 2000 sebagai bisnis keluarga.
NEST memiliki pabrik di Terboyo Industrial Park, Semarang, dengan dukungan para profesional muda.
Perseroan telah memiliki sembilan rumah burung walet dan ke rencan depannya akan terus menambah jumlahnya khususnya di kawasan timur Indonesia.
NEST mengklaim dirinya sangat berpengalaman dalam usaha budidaya burung walet dan telah berhasil menyediakan teknologi budidaya untuk para peternak walet.
Saat ini, perseroan melakukan kerja sama dalam mengayomi para peternak kecil dan pengusaha pengolahan walet berskala UMKM, serta memberikan bimbingan teknis yang baik, membantu dalam permodalan dan pemasaran produk mereka.
Pemegang saham NEST saat ini adalah Hoo, Anton Siswanto sebesar 99,91 persen saham dan Djoko Hartanto 0,09 persen saham.
Pengendali perseroan adalah Hoo, Anton Siswanto menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan.
Sekitar 7,57 persen dari seluruh dana yang diperoleh perseroan hasil IPO saham, dan setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan NEST untuk belanja modal berupa pembelian 6 bidang tanah dan bangunan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh perseroan sebagai rumah sarang burung walet yang berlokasi di Poso, Sulawesi.
Selain itu, sekitar 18,93 persen akan digunakan oleh perseroan untuk penyetoran modal kepada entitas anak, yaitu PT Tunas Esta Indonesia (TEI), yang selanjutnya akan digunakan oleh TEI sebagai belanja modal berupa pembelian 6 bidang tanah dan bangunan yang menjadi satu kesatuan, yang mana sebuah bangunan tersebut akan digunakan sebagai kantor operasional TEI dan sekaligus pabrik dengan estimasi kapasitas produksi sebesar 35 ton per tahun dan terletak pada 1 area yang sama.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung pertumbuhan perseroan di mana modal kerja digunakan di antaranya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan, pembelian alat dan bahan pendukung kegiatan operasional, serta untuk membiayai kegiatan operasional. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.